Dalam uji nyali itu juga ada mitos, pengunjung harus menyeberang dua kali, dengan kembali ke titik asal di mana dia mulai menyeberang.
Jika tidak, ada kepercayaan, pengunjung tidak akan bisa pulang jika menyeberang hanya sekali dan tidak kembali ke titik asal.
Wisata Kayangan Api sangat kental dengan nuansa budaya mistis.
KOMPAS.COM/ACHMAD FAIZAL
Di tumpukan batu api tersebut, menurut Juli, konon adalah tempat Mpu Supo, pembuat pusaka Kerajaan Majapahit membuat pusaka.
"Pusaka berbahan logam seperti pedang, keris tombak dan sebagainya dibentuk di atas tumpukan api abadi tersebut," ujar dia.
Tidak jauh dari lokasi tumpukan batu api yang diberi batas pagar beton memutar itu, ada sumber air berwarna keruh yang dipercaya sebagai tempat membasuh pusaka setelah diproses di Kayangan Api.
Air tersebut seperti mendidih bergerak dari dalam tanah aroma belerang sangat kuat di sekitar sumber air tersebut.
Sumber air yang dikenal dengan nama Sumur Blekutuk tersebut berada di dekat pohon dengan dua akar yang dipercaya sebagai pintu masuk asli kawasan pembuatan pusaka Kerajaan Majapahit.
KOMPAS.COM/ACHMAD FAIZAL
Di kompleks wisata itu juga terdapat sejumlah artefak yang diduga terkait dengan eksistensi Kerajaan Majapahit.
Pada 2009, tim dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan bahkan sempat terjun ke lokasi untuk menindaklanjuti laporan masyarakat perihal penemuan tatanan batu bata di sekitar lokasi Kayangan Api.
Kayangan Api sempat populer pada tahun 2000 karena ditunjuk sebagai tempat pengambilan api untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) XV di Surabaya, karena Jawa Timur sebagai tuan rumah.
Akses menuju lokasi wisata dari pusat kota Bojonegoro sejauh 15 kilometer.
Akses jalannya pun tidak begitu memadai, apalagi saat memasuki kawasan hutan lindung.
---------
Untuk mendapatkan informasi terbaru, jangan lupa
Like Fanpage TribunTravel
Follow Twitter @tribuntravel
Follow Instagram tribuntravel