Laporan Wartawan Tribun Bali, Eka Mita Suputra
TRIBUNTRAVEL.COM - Matahari mulai meninggi di Perairan Nusa Penida, Klungkung, Bali, Senin (1/8/2016).
Di bawah teriknya sinar matahari, puluhan wisatawan berbaur untuk menikmati keindahan bawah laut Nusa Penida.
Senyum langsung terpancar di wajah para wisatawan, sesaat setelah membasahkan diri mereka di air laut yang biru nan jernih.
Memasuki bulan Agustus atau yang dikenal dengan istilah 'mola-mola session', merupakan waktu yang ditungu-tunggu wisatawan dari seluruh penjuru dunia untuk melakukan diving di perairan Nusa Penida.
Mereka mengadu keberuntungan untuk dapat berenang bersama ikan purba yang juga menjadi ikon Nusa Penida, yakni ikan mola-mola atau sunfish (rountailed mola).
Kawasan Koservasi Perairan (KKP) Nusa Penida Bali
Ikan berukuran raksasa yang sudah sangat langka ini hanya bisa ditemui di Nusa Penida antara akhir bulan Juli hingga Agustus setiap tahunnya.
Ikan mola-mola ciri khasnya tidak memiliki ekor.
Mola-mola dapat tumbuh hingga lebar 3,1 meter dan berat mencapai 2,25 ton.
Ikan ini hanya dapat dijumpai di perairan hangat seperti laut Nusa Penida dan sedikit tempat di Benua Australia.
"Memasuki bulan Agustus ini, lonjakan wisatawan untuk melakukan diving di Perairan Nusa Penida mengalami peningkatkan signifikan," ujar I Wayan Bagiasa, pemandu lokal Nusa Penida.
Menurut Bagiasa, ikan mola-mola yang dicari para wisatawan biasanya menampakkan diri di Crystal Bay.
"Biasanya saya mengantar 10 orang wisatawan, sekarang bisa naik drastis hingga 20 orang dalam sekali keberangkatan. Itu pun belum keberangkatan yang berbeda," kata Bagiasa yang juga dikenal sebagai divemaster.
Ikan legendaris ini juga kadang bisa ditemui di Blue Corner, Toyapakeh, atau pesisir utara Nusa Penida seperti di Ped, Sental, dan Buyuk.
Kawasan Koservasi Perairan (KKP) Nusa Penida Bali
Wisatawan yang paling mendominasi dari Eropa dan China.