Breaking News:

Mata Lokal Travel

Berusia Hampir 2 Abad, Kelenteng Tertua di Bengkalis, Riau, Hok Ann Kiong Masih Kokoh Berdiri

Klenteng Hok Ann Kiong menjadi yang tertua di Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Riau usianya hampir 2 abad namun masih kokoh berdiri hingga kini.

Dok Tribun Pekanbaru
WISTA RELIGI BENGKALIS - Sejumlah pengunjung terlihat di Vihara Hok Ann Kiong Bengkalis, Riau, Sabtu (6/9/2025). 

TRIBUNTRAVEL.COM - Bangunan serba merah berdiri megah dan terlihat kokoh di tengah pasar lama Bengkalis.

Bangunan ini berada tepat diantara dua jalan utama di Kabupaten Bengkalis , yakni Jalan Yos Sudarso dan Jalan Jenderal Sudirman Bengkalis.

Baca juga: 5 Tempat Wisata Alam Karanganyar yang Cocok Buat Liburan Long Weekend Lengkap dengan Tiket Masuk

Klenteng Klenteng Hok Ann Kiong Bengkalis.
Klenteng Klenteng Hok Ann Kiong Bengkalis. (Dok Tribun Pekanbaru)

Baca juga: Itinerary Da Nang Vietnam 2 Hari 3 Malam, Bujet Rp 6 Jutaan Termasuk Pesawat PP

Halaman yang luas serta di pagar besi stanlis terlihat bersih dan tertata rapi menambah ke indahan bangunan.

Bangunan yang diklaim berumur hampir dua abad ini masih di rawat rapi oleh pengelolanya.

Baca juga: Itinerary Da Nang Vietnam 2 Hari 3 Malam, Bujet Rp 6 Jutaan Termasuk Pesawat PP

Baca juga: Cipendeuy Endah di Sindangpano, Rajagaluh, Majalengka, Jawa Barat: Wisata Air Pemandangan Asri Alami

Inilah Klenteng Hok Ann Kiong Bengkalis dengan ornamen berwarna merah dan simbol simbol naga di bagian atap menambah keindahanya.

Bagian luar terdapat dua bangunan tempat pembakaran kertas sembahyang warga keturunan Tionghoa Bengkalis.

Kemudian, pada bagian dalam juga berdiri altar utama tempat bersembahyang dan kiri kanan ruangan juga terdapat altar berbagai dewa.

Lilin berukuran bersar menyala menghiasi depan altar tersebut, selain itu terdapat beberapa dupa (lidi sembahyang) yang tertancap menyala di depan patung dewa yang berada di atas altar.

Dewa tersebutlah yang dikenal sebagai dewa Ching Cui Co Su atau Co Su Kong sebagai dewa utama yang berada di Kelenteng ini.

Klenteng Hok Ann Kiong Bengkalis.
Klenteng Hok Ann Kiong Bengkalis. (Dok Tribun Pekanbaru)

Selain Co Su Kong juga ada beberapa dewa yang mengisi Klenteng tersebut, jumlahnya bahkan bisa sampai ratusan dewa.

2 dari 4 halaman

Sebagai dewa utama di dalam klenteng tersebut, setiap tahunnya, warga keturunan Tionghoa Bengkalis selalu merayakan hari lahir dewa tersebut, tepat di hari kelima imlek. Perayaan biasanya di warnai dengan arak arakan keliling kota serta semah kampung.

Tidak hanya manusia, pada hari lahirnya dewa Co Su Kong ini juga di hadiri para dewa lainnya. Mereka turun ke bumi dengan menjelma di tubuh warga, diarak melakukan semah kampung.

Baca juga: Museum Batik Yogyakarta, Surga Ribuan Koleksi Batik Klasik hingga Modern

Klenteng tua yang masih terlihat megah ini dirawat oleh pengurus yayasan klenteng Hok Ann Kiong.

Karena kerapihan bangunan, tempat ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Bengkalis maupun masyarakat dari luar.

Warga sering mengabadikan momen berselfie ria di kawasan ini. Karena pihak pengurus juga membuka bangunan ini untuk dikunjungi secara umum.

Herman Kusuma pengurus Klenteng Hok Ann Kiomg saat ditemui tribun mengatakan, klenteng ini dibangun sekitar tahum 1828 Masehi.

"Sampai sekarang usia klenteng ini sekitar 194 tahun, hampir dua abad," terang Herman Kusuma.

Klenteng ini dibangun langsung oleh Kapiten Bengkalis atau pemimpin orang Tionghoa di Bengkalis pada masa itu.

Kapitan pertama Bengkalis ini berasal dari keluarga china dari provinsi hokkian.

"Mereka datang dahulunya masuk ke Bengkalis melalu singapura. Ketika berada di Bengkalis kapitan membagun rumahnya pada tahun 1818 Masehi. Setelah menguasai Bengkalis kapitan ini langsung membangun klenteng ini di Bengkalis.

3 dari 4 halaman

"Proses pembangunannya secara arsistik memakan waktu sekitar sepuluh tahun. Mulai dari perencanaan  bangunan sampai fisiknya terbangun.

Bahkan untuk menjadikan klenteng ini sebagai tempat sembahyang Kapitan Bengkalis bersama kerabatnya mendatangkan langsung air budha dari daratan china tepatnya dari provinsi hokkian," ungkap Herman.

Pembangunan pertama tidak begitu besar, hanya kecil saja yang dibuat, bangunan lama tersebut menjadi altar utama di klenteng Hok Ann Kiong.

Namun ketika itu tidak ada halaman seluas saat ini ketika klenteng pertama di bangun.

"Namun untuk menambah kenyamanan pelan pelan warga Tionghoa Bengkalis melakukan pembebasan lahan bahkan ada yang rela memberikan lahannya untuk perkarangan klenteng," terangnya.

Dengan pembebasan dan pemberian sukarela warga tionghoa sekitaran kelenteng tersebut lahan milik klenteng semakin bertambah luas.

Pelan pelan mulai lah di bangun dengan bangunan lebih luas lagi.

"Sekarang bisa dilihat lahan klenteng ini sudah cukup luas dan memberikan kenyamanan warga kita beribadah di sini. Bahkan lahan kosong di seberang jalan klenteng ini juga sudah menjadi milik kita," tambahnya.

Menurut dia, pada masa pemerintahan Bupati Bengkalis Syamsurizal, lahan milik kelenteng yang berada tepat di seberang jalan dahulunya digunakan masyarakat sebagai pasar utama di Kota Bengkalis .

Tanah di sana dahulunya milik Kapitan Bengkalis , kemudian diberikan untuk pengembangan kelenteng pada masa dahulu.

4 dari 4 halaman

"Dahulunya lahan kelenteng tersebut digunakan Dinas Pasar Bengkalis menjadi pasar. Namun setelah pasar Bengkalis dipindahkan ke pasar Terubuk, lahan yang dahulunya pasar tidak difungsikan lagi menjadi pasar," tambahnya.

Kini lahan tersebut sudah di pasangkan pagar dengan besi stanlis oleh pengurus Hok Ann Kiong. Pagar ini akan kita buka saat perayaan besar dan Imlek di sini.

Keberadaan Kelenteng Hok Ann Kiong yang berusia dua abad kurang ini tidak hanya sebagai pusat keagamaan dan sembahyang saja.

Warga keturunan Tionghoa Bengkalis juga memanfaatkan kelenteng dan lahan sekitar kelenteng ini sebagai pusat kebudayaan dan perayaan di Bengkalis.

Terutama saat hari besar seperti Imlek, lahan seberang kelenteng sering digunakan untuk pusat hiburan warga Tionghoa Bengkalis.

Bahkan mereka menghadirkan artis langsung dari Taiwan untuk menghibur masyarakat keturunan Tionghoa Bengkalis.

Selain itu kebudayaan tionghoa yang masih dilestarikan juga tidak jarang ditampilkan di sini.

Seperti permainan barongsai dan kebudayaan lainnya, selalu di tampilkan di sini saat hari hari besar keagamaan mereka.

"Kegiatan sosial juga kita gelar di sini, seperti kuliner gratis dan lainnya. Biasanya kegiatan seperti ini selalu kita laksanakan di sini dengan mengundang masyarakat keturunan tionghoa Bengkalis dan masyarakat Bengkalis pada umumnya," terang Herman.

Namun beberapa tahun belakangan kegiatan sosial dan kebudayaan tidak digelar lagi. Karena kondisi pandemi yang melanda membatasi aktifitas keramaian di Bengkalis.

"Sudah dua tahun terakhir ini, kelenteng kita hanga sebagai tempat sembahyang saja. Kami berharap pandemi ini bisa berakhir tahun ini dan kegiatan kegiatan lain yang biasa diselenggarakan saat hari besar kami bisa kembali di pusatkan dan diramaikan di sini lagi," katanya.

Klenteng Hok Ann Kiong berlokasi di Jalan Yos Sudarso, Bengkalis Kota, Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Riau.

(TribunTravel.com)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
RiauBengkalisHok Ann KiongMataLokalTravel
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved