Breaking News:

Mata Lokal Travel

Pesona Jembatan Soekarno di Wenang, Manado, Sulawesi Utara: Lihat Gunung Klabat hingga Manado Tua

Jembatan Soekarno di Kecamatan Wenang, Kota Manado, Sulawesi Utara, tawarkan panorama sunset indah dengan latar Gunung Klabat dan Manado Tua

Tribunmanado.co.id/Andreas Ruauw
Menikmati indahnya sunset dari Jembatan Soekarno, Kecamatan Wenang, Kota Manado, dengan latar Gunung Klabat dan Manado Tua 

TRIBUNTRAVEL.COM - Suasana di Jembatan Soekarno, Manado, Sulawesi Utara, Jumat (15/8/2025) sore, tampak begitu ramai. 

Deretan muda-mudi terlihat sibuk mengabadikan momen dengan latar belakang sunset, laut tenang, hingga gunung yang menjulang di kejauhan. 

Baca juga: Kampung Warna-Warni Sindulang, Wisata Instagramable di Tuminting Manado Sulawesi Utara

JEMBATAN SOEKARNO - Suasana di Jembatan Soekarno Manado, Sulawesi Utara, Jumat (15/8/2025) sore. Jembatan ini menghubungkan Boulevard I di Kelurahan Pinaesaan, Kecamatan Wenang, dengan kawasan Boulevard II di Kelurahan Sindulang Satu, Kecamatan Tuminting, Manado.
JEMBATAN SOEKARNO - Suasana di Jembatan Soekarno Manado, Sulawesi Utara, Jumat (15/8/2025) sore. Jembatan ini menghubungkan Boulevard I di Kelurahan Pinaesaan, Kecamatan Wenang, dengan kawasan Boulevard II di Kelurahan Sindulang Satu, Kecamatan Tuminting, Manado. (Tribun Manado/Arthur Rompis)

Baca juga: Jangkar Portugis Ditemukan di Bunaken Kepulauan, Manado, Sulut, Berpotensi Jadi Wisata Sejarah

Bukan hanya menjadi jalur penghubung ekonomi, Jembatan Soekarno kini menjelma sebagai destinasi wisata dadakan yang tak pernah sepi dari pengunjung.

Jembatan Soekarno menghubungkan Boulevard I di Kelurahan Pinaesaan, Kecamatan Wenang, dengan kawasan Boulevard II di Kelurahan Sindulang Satu, Kecamatan Tuminting, Manado. 

Baca juga: Itinerary Wisata Kuliner Manado Seharian, Budget Rp 600 Ribuan untuk 2 Orang

Baca juga: Pulau Siladen di Bunaken, Kota Manado, Sulawesi Utara, Surga Tropis untuk Healing

Lokasinya juga berfungsi vital menyambungkan kawasan Pasar 45 Manado dengan wilayah Manado Utara. 

Namun, di luar fungsi ekonomis itu, pemandangan alam yang tersaji di sekitar jembatan membuatnya jadi magnet wisata tersendiri.

Berdiri di atas jembatan, mata pengunjung seakan dimanjakan oleh panorama dua arah. 

Jika menatap ke kiri, tampak Selat Manado yang luas dengan Gunung Manado Tua menjulang gagah di kejauhan. 

Sementara bila menoleh ke kanan, terlihat pelabuhan Manado dengan aktivitas kapal yang tenang, serta Gunung Klabat yang berdiri megah. 

Keindahan ini semakin terasa saat sore menjelang malam, ketika warna langit bertransformasi menjadi oranye, merah, hingga kehitaman yang memantul di laut.

2 dari 4 halaman

“Suasana di sini indah sekali,” kata Susan, seorang warga yang ditemui di lokasi. 

Ia mengaku sering menghabiskan waktu di Jembatan Soekarno pada senja hari. 

Kadang ia datang bersama teman untuk berfoto, namun lebih sering menikmati suasana seorang diri. 

Menurut Susan, Jembatan Soekarno memang bukan dirancang sebagai objek wisata, tapi kenyataannya telah menjadi satu spot favorit warga maupun wisatawan.

Baca juga: Itinerary Honeymoon Manado 3 Hari 2 Malam dari Makassar, Bujet Rp 7,1 Juta untuk Berdua

Lukisan Senja di Jembatan Soekarno

Pemandangan sore di Jembatan Soekarno memang jadi daya tarik utama. 

Cahaya mentari yang perlahan tenggelam memancarkan warna-warni spektakuler, menciptakan harmoni dengan lautan yang teduh. 

Perahu nelayan tampak wara-wiri, sementara kapal berlabuh di pelabuhan dengan tenang. 

Dari sisi lain, lampu-lampu di Pasar Bersehati mulai menyala, menambah suasana malam yang hangat dan syahdu.

Tak heran bila setiap sore hingga malam, kawasan ini dipenuhi pengunjung. 

3 dari 4 halaman

Banyak yang datang hanya untuk melepas penat, menikmati hembusan angin laut, atau sekadar berfoto dengan latar pemandangan alami yang menawan. 

Meski kini banyak bermunculan destinasi wisata baru di Manado, pesona Jembatan Soekarno tetap tidak pudar.

Sejarah Jembatan Soekarno

Jembatan Soekarno tak hanya menyimpan keindahan alam, tetapi juga sejarah panjang pembangunan. 

Mantan Wali Kota Manado, Wempie Frederik, pernah mengungkap cerita menarik tentang asal-usul penamaan jembatan tersebut.

Awalnya, jembatan ini bernama “Nyiur Melambai”, gagasan dari Gubernur EE Mangindaan yang didukung Wali Kota Manado kala itu, Lucky Korah. 

Namun saat Wempie dan wakilnya Teddy Kumaat menjabat, mereka menghadapi kebutuhan mendesak membangun Jembatan Soekarno di tengah keterbatasan dana.

Ide pun muncul: memberi nama Soekarno. 

Menurut Wempie, nama ini dipilih agar bisa menarik perhatian Presiden Megawati Soekarnoputri, mengingat kala itu sudah ada Jembatan Megawati. 

Benar saja, ide tersebut mendapat restu ketika disampaikan kepada almarhum Taufik Kiemas, suami Megawati. 

4 dari 4 halaman

Bahkan Menteri PU langsung dipanggil untuk membahas rencana pembangunan.

Sayangnya, proyek pembangunan jembatan sempat mangkrak selama 12 tahun. 

Hingga akhirnya, pada 2015, Jembatan Soekarno resmi diresmikan oleh Puan Maharani yang menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), bersama Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono. 

Sejak saat itu, Jembatan Soekarno tak hanya berfungsi sebagai jalur penghubung ekonomi, tetapi juga ikon wisata kota Manado.

Jembatan Soekarno, Kota Manado, Sulawesi Utara.
Jembatan Soekarno, Kota Manado, Sulawesi Utara. (Tribunmanado.co.id/Andreas Ruauw)

Jantung Baru Kota Manado

Kini, Jembatan Soekarno dikenal sebagai “The Heart of Manado”. 

Perannya vital dalam mendukung pergerakan ekonomi sekaligus mempercantik wajah kota. 

Tidak sedikit wisatawan yang menjadikan jembatan ini sebagai salah satu daftar wajib kunjung saat berada di Sulawesi Utara.

Keindahan panorama alam, perpaduan antara gunung, laut, dan aktivitas pelabuhan, menjadikan lokasi ini sebagai titik terbaik untuk menikmati senja di Manado

Bagi warga, Jembatan Soekarno bukan sekadar penghubung, melainkan juga ruang publik yang menghadirkan kebersamaan.

Tempat Wisata Lain di Manado yang Wajib Dikunjungi

Warga Pulau Manado Tua, Kecamatan Bunaken Kepulauan, Kota Manado, Sulawesi Utara, saat hendak berlabuh di dermaga belum lama ini.
Warga Pulau Manado Tua, Kecamatan Bunaken Kepulauan, Kota Manado, Sulawesi Utara, saat hendak berlabuh di dermaga belum lama ini. (Tribunmanado.co.id/Nielton Durado)

Selain Jembatan Soekarno, Manado juga memiliki banyak destinasi wisata lain yang tidak kalah menawan. Dua di antaranya adalah:

  • Gunung Klabat

Gunung tertinggi di Sulawesi Utara ini menjulang dengan ketinggian sekitar 1.995 meter di atas permukaan laut. 

Gunung Klabat kerap menjadi tujuan pendakian para pecinta alam. 

Dari puncaknya, kamu bisa melihat panorama spektakuler, termasuk Kota Manado, Pulau Bunaken, hingga lautan lepas.

Pulau ini berada di gugusan Taman Nasional Bunaken. 

Keindahan Manado Tua tidak hanya terlihat dari kejauhan saat berada di Jembatan Soekarno, tetapi juga bisa dinikmati langsung dengan berkunjung ke pulaunya. 

Dikenal dengan pesona bawah lautnya yang memukau, Manado Tua menjadi surga bagi para penyelam dan pecinta snorkeling.

Dengan kombinasi keindahan alam dan sejarah, Jembatan Soekarno bersama destinasi wisata lain di Manado semakin memperkuat citra Sulawesi Utara sebagai tujuan wisata favorit di Indonesia.

(Ambar/TribunTravel) (TribunManado)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Manado
Tags:
Sulawesi UtaraManadoWenangJembatan SoekarnoWisata ManadoMataLokalTravel Kerajaan Bowontehu Kumawus
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved