TRIBUNTRAVEL.COM - Wisata luar negeri sering kali menjadi impian banyak orang, apalagi saat media sosial menampilkan destinasi-destinasi yang terlihat mewah dan menakjubkan.
Salah satunya adalah gondola Venesia yang sering muncul dalam video romantis berlatar kanal-kanal tenang, seolah membawa wisatawan ke negeri dongeng.
Begitu pula dengan Hollywood Boulevard, yang digambarkan sebagai kawasan glamor penuh selebriti dan kemewahan kota Los Angeles.
Bahkan Air Terjun Mānoa di Honolulu hingga Aurora Borealis di langit utara Eropa sering kali dijadikan bucket list karena visualnya yang memukau di internet.
Namun, kenyataan di lapangan tak selalu seindah yang dibayangkan.
Banyak pelancong kecewa karena ekspektasi mereka terbentuk dari konten media sosial yang telah melalui proses kurasi dan penyuntingan.
Seperti apa ya kira-kira?
Dirangkum dari businessinsider, simak yuk bagaimana tentang ekspektasi tempat wisata ini!
Baca juga: Bukan Islandia, Ini Dia Tempat Terbaik untuk Melihat Aurora Borealis, Cek Panduannya

1. Hollywood Boulevard, Los Angeles
Hollywood Boulevard kerap digambarkan sebagai kawasan mewah dan glamor di jantung kota Los Angeles.
Banyak yang membayangkan jalanan ini dipenuhi selebriti, suasana megah, dan berbagai spot foto dengan Walk of Fame.
Namun kenyataan bisa membuat banyak pelancong kecewa.
Hollywood Boulevard sering kali penuh sesak dengan wisatawan, pedagang kaki lima, bahkan tak jarang terlihat sampah berserakan.
Alih-alih suasana glamor, kamu justru akan mendapati toko suvenir mahal dan atraksi yang terkesan ‘turis banget’.
Jika ingin pengalaman yang lebih memuaskan, disarankan naik ke Griffith Observatory.
Dari sana, kamu bisa melihat tanda "Hollywood" dari kejauhan sambil menikmati pemandangan kota Los Angeles yang lebih luas dan bersih.
Baca juga: 40 Fakta Unik Los Angeles, Kota Terpadat Kedua di Amerika Serikat setelah New York City

2. Gondola di Venesia
Venesia identik dengan gondola romantis yang menyusuri kanal-kanal tenang.
Naik gondola menjadi impian banyak orang saat berkunjung ke kota ini.
Tapi tahukah kamu bahwa naik gondola di Venesia bisa menguras dompet?
Tarif standar untuk satu perjalanan gondola selama 30 menit bisa mencapai $100 (sekitar Rp 1,6 juta).
Harga yang cukup mahal untuk pengalaman yang sebenarnya tak selalu sesuai ekspektasi, terutama saat kanal-kanal sedang ramai dan penuh perahu.
Sebagai alternatif, kamu bisa mencoba traghetto, yaitu gondola umum yang melintasi kanal besar hanya dengan 2 euro (sekitar Rp 40 ribu).
Meskipun perjalanan hanya berlangsung sekitar 3 menit dan bersama penumpang lain, kamu tetap bisa merasakan sensasi naik gondola dan berfoto sejenak.
Baca juga: Overtourism, Venesia Kenakan Biaya Masuk Buat Wisatawan yang Datang

3. Air Terjun Mānoa, Honolulu
Air Terjun Mānoa adalah jalur pendakian populer di Honolulu, Hawaii.
Jalurnya menembus hutan tropis sejauh 2,6 km dan berakhir di air terjun setinggi 45 meter yang terlihat indah di media sosial.
Namun saat tiba di lokasi, kamu mungkin akan mendapati kerumunan wisatawan di dasar air terjun, sehingga sulit mengambil foto yang instagramable tanpa latar belakang orang lain.
Apalagi jika banyak pengunjung berenang di kolam alami di bawah air terjun.
Jika tetap ingin mengunjungi Mānoa, disarankan datang pagi-pagi sekali atau saat cuaca mendung.
Selain lebih sepi, kamu juga bisa menikmati suasana alam yang lebih tenang dan menjelajahi sungai-sungai kecil di sekitar jalur pendakian.
Baca juga: Astronaut Berhasil Abadikan Gambar Aurora yang Terlihat di Luar Angkasa

4. Aurora Borealis, Islandia
Aurora Borealis atau cahaya utara adalah salah satu fenomena alam paling memesona di dunia.
Banyak orang rela terbang ke Islandia atau Norwegia demi menyaksikannya langsung.
Namun perlu diketahui, aurora tak selalu terlihat sejelas yang ditampilkan dalam foto-foto di internet.
Sering kali, cahaya aurora tampak seperti kabut tipis berwarna kehijauan yang samar.
Untuk mata telanjang, tampilannya bisa jauh lebih redup daripada yang tertangkap kamera.
Meski begitu, melihat aurora secara langsung tetap menjadi pengalaman luar biasa—terutama saat langit benar-benar gelap dan tidak berawan.
TribunTravel/nurulintaniar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.