TRIBUNTRAVEL.COM - Ketekunan dan kreativitas sering kali tumbuh dari hal-hal kecil yang dilakukan dengan sepenuh hati.
Hal itu terbukti dari kisah inspiratif Liem Lie Bien, ibu rumah tangga asal Mojosongo, Jebres, Solo, Jawa Tengah.
Baca juga: Dari Rumah Sederhana di Solo, Bien Craft Tumbuh Jadi Usaha Kerajinan yang Konsisten 15 Tahun

Baca juga: Bien Craft, UMKM Kerajinan Asal Solo yang Tembus Bandara dan Mal Berkat Disiplin dan Kreativitas
Liem Lie Bien berhasil membangun Bien Craft, sebuah UMKM kerajinan tangan yang dikenal karena produk mainan edukatif berbahan kayu dan produk fashion berbahan kain lurik.
Di usia 60 tahun, Liem Lie Bien masih aktif berkarya dari rumahnya di Griya Ahsani Kavling A5 Genengan RT 002 RW 012, sebuah kawasan hunian yang tenang di Kota Solo.
Baca juga: Itinerary Seoul 4 Hari 3 Malam: Solo Trip Bujet Rp 5,6 Juta Termasuk Tiket Pesawat PP & Hotel
Baca juga: Itinerary Wisata Kuliner Solo Seharian, Budget Rp 500 Ribuan untuk 2 Orang
Ia memulai semua ini bukan karena tuntutan ekonomi, tapi karena dorongan untuk tetap produktif meski berada di rumah.
Awalnya dari Baju Pengantin, Kini Produksi Mainan Edukatif
Dulunya, Bien sempat menekuni dunia fashion, membuat baju pesta hingga baju pengantin.
Namun, tekanan dari pelanggan yang ingin hasil cepat membuatnya merasa tidak nyaman.
"Saya ingin kerja yang tenang, bukan dikejar-kejar terus," ucapnya.
Dari situlah muncul keinginan untuk beralih ke kerajinan tangan.
Ia mulai bereksperimen membuat pot, lalu berlanjut ke dompet, suvenir, dan akhirnya menemukan fokus pada mainan edukatif berbahan kayu.
Nama Bien Craft sendiri resmi dipakai sejak 2010 untuk memudahkan pengenalan produk.
Baca juga: Itinerary Day Trip Jogja Naik KRL dari Solo, Liburan Hemat Cuma Rp 100 Ribu per Orang
Mainan Kayu Labirin: Favorit Anak dan Orang Tua
Satu produk unggulan dari Bien Craft adalah mainan kayu labirin, yang tidak hanya menarik secara bentuk, tapi juga mengandung nilai edukatif tinggi.
"Anak-anak bisa belajar fokus, melatih konsentrasi, dan mengembangkan logika lewat permainan ini," jelasnya.
Mainan ini dirancang khusus agar aman digunakan anak-anak dan juga bisa menjadi alat bantu belajar yang menyenangkan.
Produk-produk ini banyak diminati di pameran kerajinan maupun bazar lokal.

Produk Fashion Lurik yang Ramah Kulit
Bien Craft tak hanya memproduksi mainan edukatif.
Bien juga menciptakan berbagai produk fashion, seperti tas dan pakaian, dengan bahan dasar kain lurik.
Namun, kain yang digunakan tak langsung dijahit begitu saja.
"Luriknya saya cuci dulu supaya lemas dan nyaman dipakai. Warnanya juga nggak gampang luntur," terangnya.
Teknik ini membuat produk Bien Craft lebih unggul dalam hal kenyamanan, terutama bagi pelanggan yang sensitif terhadap bahan kain kaku.
Bekerja Sendiri, Tapi Tetap Produktif
Bien merancang sendiri sebagian besar desain produknya.
Untuk produk berbahan kayu, ia bekerja sama dengan tukang kayu lokal untuk pemotongan bahan, lalu ia yang menyusun, menghias, dan mengemas sendiri.
"Saya suka semua prosesnya, dari awal sampai akhir. Jadi rasanya puas kalau lihat produk jadi," katanya.
Suka Pameran dan Bazar, Bukan Sekadar Jualan
Meski produk Bien Craft tersedia secara online, Bien lebih menyukai kegiatan offline seperti bazar.
Ia telah aktif mengikuti bazar di Ngarsopuro Night Market Solo selama lebih dari 15 tahun.
Bahkan, pada Juni 2025, ia terpilih menjadi satu dari 11 UMKM yang lolos kurasi untuk ikut pameran di Paragon Mall Solo.
"Kalau jualan langsung, saya bisa cerita soal produk saya. Bisa jelaskan manfaatnya, dan itu penting," jelasnya.
Tak Takut Ditiru, Lebih Fokus pada Kualitas
Dalam menghadapi tantangan di dunia UMKM, termasuk persaingan dan peniruan produk, Bien memilih tetap fokus pada kualitas.
"Boleh aja orang tiru, tapi kualitas itu nggak bisa disamai. Pelanggan pasti bisa membedakan," ujarnya santai.
Ia juga menekankan pentingnya menggunakan bahan yang ramah lingkungan, seperti memanfaatkan pecahan kaca untuk hiasan produk.

Konsistensi adalah Kunci
Bien Craft berdiri bukan dengan modal besar atau tim besar, tapi dengan konsistensi dan semangat belajar.
Bien terus mengembangkan produknya dengan pendekatan fungsional, edukatif, dan etis.
"Saya jalani saja, yang penting terus bergerak. Selalu ada kemajuan, itu yang saya syukuri," pungkasnya.
Bien Craft menjadi bukti bahwa dari rumah sederhana di Solo, karya besar bisa lahir.
Bukan sekadar usaha, tapi juga kontribusi nyata bagi dunia pendidikan anak dan pelestarian budaya lokal lewat lurik.
Kalau kamu tertarik mendalami UMKM seperti Bien Craft, kunjungan ke bazar lokal di Solo bisa jadi inspirasi sekaligus ajang untuk mendukung pelaku usaha kecil.
(Cynthiap/Tribunshopping.com) (Ambar/TribunTravel)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.