TRIBUNTRAVEL.COM - Dari rumah sederhana di Griya Ahsani, Genengan, Mojosongo, Jebres, Solo, Jawa Tengah, kisah inspiratif tentang ketekunan dan konsistensi hadir lewat Bien Craft, sebuah usaha kerajinan tangan rumahan yang kini telah berjalan selama lebih dari 15 tahun.
Di balik nama Bien Craft, ada sosok ibu rumah tangga bernama Liem Lie Bien, yang tak pernah lelah berkarya dari rumah.
Baca juga: Cantiknya Fashion Batik Khas Solo, Dibuat Handmade dengan Kain & Motif yang Eksklusif

Baca juga: TLENIK Arts: UMKM Lurik Khas Solo Karya Ary Ardianna yang Angkat Budaya Wastra Indonesia
Berawal dari niat sederhana untuk tetap produktif sambil mengasuh anak-anaknya, Liem Lie Bien menjadikan waktu luang di rumah sebagai titik awal tumbuhnya sebuah usaha kreatif.
“Dulu anak-anak masih kecil. Saya ini dasarnya nggak bisa diem. Jadi sambil ngasuh anak, saya pengen tetap berkegiatan,” ujarnya saat ditemui, Selasa (10/6/2025).
Baca juga: Itinerary Honeymoon Malang 3 Hari 2 Malam dari Solo, Bujet Rp 1,6 Juta Nginap di Hotel Bintang 3
Baca juga: Itinerary Bandung 1 Hari dari Sumedang, Solo Traveling Seru dengan Bujet Rp 227 Ribu
Beralih dari Jahit ke Kerajinan
Awalnya, Liem mengisi hari-harinya dengan menerima pesanan jahit baju pesta dan pengantin.
Namun, tekanan dari tenggat waktu dan ekspektasi tinggi dari pelanggan membuatnya merasa tidak nyaman.
Dari sana, ia mulai mencari jalur usaha lain yang lebih fleksibel dan bisa dijalankan dari rumah.
Pilihan itu jatuh pada kerajinan tangan.
Ia mulai mencoba membuat pot hias, souvenir, dan berbagai produk kreatif dari kayu dan kain batik.
“Lama-lama saya lebih suka bikin kerajinan. Nggak kejar-kejaran waktu, bisa dikerjakan sambil duduk santai,” imbuhnya.
Eksis di Event UMKM Solo
Bien Craft bukan hanya bertahan, tetapi juga berkembang bersama geliat UMKM Solo.
Nama Bien telah hadir di berbagai event, seperti Night Market Ngarsopuro, pameran UMKM di Solo Square, hingga Paragon Mall.
Bahkan, saat ini Bien Craft dipercaya menjadi satu dari sebelas UMKM pilihan yang mengisi stand khusus di Paragon Mall selama dua bulan penuh.
Sebelumnya, Liem juga aktif mengikuti program pendampingan UMKM yang diadakan oleh dinas terkait.
Walaupun pandemi sempat menghambat aktivitas usaha, semangatnya untuk terus berkarya tak pernah surut.
Kesempatan baru terus berdatangan, dan Bien Craft pun tetap eksis hingga kini.
Baca juga: Karya Aksara Jawa di Solo, Kerajinan Bernuansa Tradisi yang Cocok untuk Oleh-Oleh

Produk Unik dan Proses Mandiri
Produk Bien Craft beragam, mulai dari dekorasi kayu, pot, hingga souvenir berbahan batik.
Untuk produk kayu, Liem mendesain sendiri, kemudian menggandeng perajin lokal untuk produksi.
Setelah itu, ia melakukan finishing dan dekorasi agar lebih menarik saat dijual.
Untuk produk berbahan kain, khususnya batik, Liem membeli langsung dari toko atau pusat oleh-oleh di Yogyakarta.
“Saya nggak pakai vendor. Saya cari sendiri. Tapi kalau pemasaran, saya titip di tempat seperti Batik Hamzah, Krisna Oleh-oleh, sampai Bandara Jogja dan Semarang,” katanya.
Meski di beberapa tempat nama brand tidak boleh ditampilkan, ia tetap memperoleh keuntungan karena sistem penjualannya berbasis kepercayaan dan pembayaran berkala.
Kualitas Jadi Prioritas
Dalam menghadapi persaingan dan tiruan produk, Liem tetap tenang. Baginya, yang terpenting adalah menjaga kualitas dan tetap konsisten.
“Kalau dulu pakai jenis batik tertentu, ya tetap dilatih pakai yang itu. Kalau harga bahan naik, harganya juga ikut naik, tapi kualitas jangan dikorbankan,” tegasnya.
Ia juga tidak khawatir jika desain Bien Craft ditiru pihak lain.
“Ngapain mikirin orang lain. Fokus aja bikin yang lebih kreatif. Mereka juga punya ide sendiri,” ujarnya sambil tersenyum.

Kontribusi Kecil, Dampak Besar
Meski menganggap usahanya masih kecil, Liem bangga bisa konsisten menjalani Bien Craft selama 15 tahun.
Ia merendah ketika ditanya soal kontribusi terhadap ekonomi kreatif.
“Ya mungkin ada sedikit dampaknya. Tapi saya masih merasa ini usaha rumahan. Belum besar,” katanya.
Namun, ia tetap aktif belajar dan mengikuti kegiatan pelatihan serta komunitas UMKM untuk terus mengembangkan dirinya dan usahanya.
Pesan untuk Generasi Muda
Sebagai penutup, Liem menyampaikan pesan berharga untuk generasi muda yang ingin memulai usaha: disiplin adalah kunci.
“Banyak yang fokus ke pelatihan produk, tapi lupa disiplin waktu. Padahal janji itu penting. Kalau udah janji kirim barang tanggal sekian, ya harus ditepati,” ujarnya tegas.
Baginya, membangun usaha tidak hanya soal kreativitas, tapi juga sikap dan tanggung jawab.
Dan filosofi itulah yang membuat Bien Craft bisa bertahan selama ini.
Bien Craft memang lahir dari rumah kecil, tapi semangat besar di baliknya menjadikan usaha ini sebagai bukti bahwa UMKM rumahan pun bisa tumbuh, bertahan, dan menginspirasi.
Satu langkah kecil, satu produk kreatif, dan satu nilai disiplin yang terus dijaga—itulah kunci keberhasilan Bien Craft hingga hari ini.
(Cynthiap/Tribunshopping.com) (Ambar/TribunTravel)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.