TRIBUNTRAVEL.COM - Mendaki Gunung Ile Mauraja di Lembata, Nusa Tenggara Timur, jadi pengalaman luar biasa yang wajib dicoba pencinta petualangan alam.
Gunung ini menyuguhkan jalur unik yang menyerupai punggung kuda, lengkap dengan pemandangan spektakuler sepanjang pendakian.
Panorama alam khas Lembata seperti hamparan laut biru, perbukitan hijau, dan awan menggantung rendah bisa kamu nikmati langsung dari ketinggian.
Ile Mauraja belum sepopuler gunung-gunung lain di Indonesia, tapi justru itu yang jadi daya tarik utamanya.
Baca juga: Healing ke Air Terjun Lodovavo di Lembata, NTT, Suguhkan Pemandangan Menakjubkan
Jalurnya masih alami, suasananya tenang, dan kamu bisa merasakan sensasi mendaki yang benar-benar menyatu dengan alam.

Cocok banget buat kamu yang suka tantangan sekaligus ingin mencari ketenangan di alam terbuka.
Gunung ini memiliki ketinggian sekitar 1.080 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Salah satu keunikannya adalah pendaki akan sekaligus mendaki dua gunung saat menuju puncak Gunung Ile Mauraja.
Baca juga: Mengunjungi Pantai Batu Payung di Lembata NTT, Akses Sulit Harus Pakai Mobil 4WD
Itulah pengalaman yang kembali dinikmati dua warga Jakarta bernama Diego dan Robert Bala yang bergabung dengan pendaki setempat Naris dan Afi.
Ada 2 lagi pendaki dari Lewoleba (Erlin dan Farah).
Rombongan berangkat dari desa pusat Lerek (sekitar 1,5 kilometer (km) menuju lereng gunung Ile Mauraja.
Enam pos pendakian Gunung Ile Mauraja NTT Robert Bala mengatakan, bahwa pendaki harus berkendara sepanjang 45 km atau sekitar 2 jam dari Ibu Kota Kabupaten Lembata, Lewoleba sampai kawasan Gunung Ile Mauraja.
Baca juga: Melihat Arkeologi Unik di Kampung Adat Lamalera, Kabupaten Lembata, NTT
Kondisi jalan bebatuan dengan jalan aspal yang tidak sempurna, membutuhkan kehati-hatian para pengendara.
Saat musim hujan, genangan lumpur bisa ditemukan di beberapa titik.
Saat kemarau, debu setebal 5 cm bisa menjadi gangguan serius.
Sampai Lamaheku, para pendaki perlu melapor ke kepala dusun Fransiskus Bala Lajar yang rumahnya berdekatan dengan pos pertama.
Ada loket kecil yang seharusnya para pendaki bisa menuliskan namanya.
Baca juga: Pantai Bean, Wisata Menakjubkan di Pulau Lembata, NTT dengan Pasir Putih Bak Mutiara
Dari pos pertama, pendaki berjalan sekitar 500 meter lewat jalan Rabat yang bisa dilewati kendaraan roda empat.
100 meter sebelumnya adalah tanah pasir yang sisinya mudah longsor.
Selanjutnya para pendaki akan sampai pada pos kedua yang sekaligus mulai dengan pendakian. Awalnya terdapat 210 anak tangga.
Namun, setelah itu terdapat sekitar 100 meter yang cukup terjal.
"Pendaki sesekali harus menapaki rumput yang berada di sisi kiri dan kanan jalur pendakian. Kalau tidak berhati-hati, pendaki bisa terjatuh," kata Robert.
Pos ketiga adalah Kedukok Ore.
Baca juga: Ajaibnya Pulau Siput di Kabupaten Lembata NTT, Hanya Muncul saat Pasang Surut Air Laut
Pendaki umumnya bisa berjalan dengan santai sepanjang 500 sambil menikmati semilir angin.
Para pendaki juga mulai perlahan menyaksikan hamparan perbukitan sambil melihat desa Lerek, Atakore, dan Lewogeroma.
Tampak pula dataran rendah di Waiteba yang pernah jadi pusat kecamatan Atadei, tetapi dilanda tsunami tahun 1979.

Jalur mulai menanjak
Namun kondisi tanah berkapur dengan bagian tertentu yang terjal, harus membuat para pendaki ekstra berhati-hati.
Dari jalur tiga hingga empat, jalurnya seperti punggung kuda yang mana di tiap sisinay terdapat jurang yang cukup curam.
Dianjurkan para pendaki mengikuti jalan yang biasanya dilewati pendaki dan tidak mencari jalan baru karena memiliki resiko tergelincir.
Di Pos keempat, pemandangan menjadi lebih indah.
Dari sisi kiri, bisa terlihat hamparan jalan menuju Dulir (melalui Waibura) dengan hamparan bukit yang indah menawan.
Terlihat juga hamparan pantai Waibura.
Selanjutnya para pendaki hanya butuh sekitar 15 menit lagi untuk sampai di pos kelima.
Terdapat batu yang diyakini masyarakat setempat sebagai tempat keramat.
Pendaki bisa meninggalkan uang di sana.
Sebaiknya, tinggalkan koin dan bukan uang kertas agar tetap tahan jika terkena hujan.
Karena dianggap keramat, tidak dilarang bagi para pendaki untuk meluangkan waktu berdoa, sebagai syukur atas perjalanan yang telah dilewati.
Untuk masyarakat setempat, tempat keramat itu biasanya digunakan untuk meminta hujan bila kemarau berkepanjangan.
Puncak Ile Mauraja dan panorama kawah Gunung Ile Werung Dari pos kelima, para pendaki hanya butuh berjalan lagi sekitar 250 meter lagi.
Para pendaki akan menurun di sebelah selatan hingga sampai di pos keenam.
Di situlah para pendaki akan disuguhi panorama Gunung Ile Werung yang oleh masyarakat setempat disebut sebagia Ile Adowajo.
Gunung setinggi 448 mdpl yang meletus pada tahun 1948 ini, menjadi bonus pendakian Gunung Ile Mauraja.
Para pendaki bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk menyaksikan kawah gunung Ile Werung yang menganga yang merupakan satu bingkai alam yang sungguh eksotis.
Pendaki bisa melewati waktu berjam-jam mengambil foto terbaik.
Inilah bonus yang menghadirkan keindahan memesona menjadikan pendakian gunung Ile Mauraja justru diganjari bonus Ile Werung.
Boleh dibilang, bonus inilah yang membuat pendakian Ile Mauraja berbeda dari pendakain lainnya yang menjadikannya sebagai obyek yang harus dicari dan didaki oleh para pendaki.
Saat Libur Lebaran di NTT Tentu momen terindah dari pendakian adalah pagi hari.
Bila para pendaki memulai pendakian di pos pertama pada 4 pagi, maka dipastikan panorama sunrise akan menjadi sangat mengasyikan.
Sementara pilihan pendakian siang hari untuk mencapai sunset juga bisa menjadi alternatif, meskipun teriknya matahari akan menjadi tantangan yang tidak mudah.
Tonton juga:
Rekomendasi hotel terdekat dari Bandara Wunopito Lembata
Traveler, mencari hotel di Lembata untuk menginap terbilang gampang-gampang susah.
Oleh sebab itu, TribunTravel punya rekomendasi hotel yang bisa jadi tempat menginap.
Kamu bisa bermalam di hotel terdekat dari Bandara Udara Wunopito Lembata.
Hotel dekat bandara ini memudahkanmu saat perjalanan berangkat dan pulang berwisata.
Berikut rekomendasinya:
1. Hotel Rejeki RedPartner
Lokasi: Jalan Rayuan Kelapa., Lewoleba Utara, Kec. Nubatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur
Jarak dari bandara: sekira 8 menit perjalanan
2. Chendrick Homestay
Lokasi: Jalan Central Lewoleba, Nubatukan, Lembata, Nusa Tenggara Timur
Jarak dari bandara: sekira 4 menit perjalanan
3. Olympic Hotel
Lokasi: Jalan Trans Lembata, Lewoleba Utara, Nubatukan, Lewoleba Tengah, Kec. Nubatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur
Jarak dari bandara: sekira 8 menit perjalanan
4. Hotel Lembata Indah
Lokasi: Jalan Berdikari, Lewoleba Utara, Kec. Nubatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur
Jarak dari bandara: sekira 7 menit perjalanan
5. Hotel Palm Indah
Lokasi: Jalan Pasar Pada (Pasar Barat), Lewoleba Utara, Kec. Nubatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur
Jarak dari bandara: sekira 14 menit perjalanan
(Pos-Kupang/alfreddama) (TribunTravel/nurulintaniar)
Artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Wisata NTT, Sensasi Pendakian Gunung Ile Mauraja Lembata , Nikmati Dua Gunung Dalam Satu Perjalanan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.