Breaking News:

Mata Lokal Travel

Tenun Ikat Sikka Jadi Wisata Budaya Populer di Maumere, Berdiri Sejak 1988

Liburan ke Maumere, jangan lewatkan wisata budaya tenun ikat Sikka yang juga bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh.

Penulis: Nurul Intaniar
Editor: Nurul Intaniar
Pexels/Kaboompics
Ilustrasi alat tradisional untuk membuat kain tenun. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Kalau kamu berkunjung ke Maumere, Flores, jangan lewatkan kesempatan untuk mengenal lebih dekat Tenun Ikat Sikka, warisan budaya yang sudah berdiri sejak tahun 1988. 

Kain tradisional ini bukan sekadar kain biasa, tapi sarat makna dan menjadi bagian penting dari identitas masyarakat Sikka.

Setiap helai benang ditenun dengan tangan penuh ketelatenan, menciptakan motif khas yang kaya filosofi.

Kini, Tenun Ikat Sikka juga berkembang menjadi salah satu wisata budaya populer di Maumere

Banyak wisatawan datang bukan hanya untuk membeli, tapi juga belajar langsung proses pembuatan tenun dari para pengrajin lokal.

Baca juga: Tenun Lurik Pedan di Klaten Punya Desain Unik, Dibuat Secara Manual untuk Kualitas Terbaik


WARISAN BUDAYA- Seorang anak, anggota Sanggar Bliran Sina, sedang mengangkat benang yang telah dicelupkan pada cairan warna alam, Agustus 2024 lalu.
WARISAN BUDAYA- Seorang anak, anggota Sanggar Bliran Sina, sedang mengangkat benang yang telah dicelupkan pada cairan warna alam, Agustus 2024 lalu. (TRIBUNFLORES.COM/KRISTIN ADAL)

Warnanya yang cerah dan motifnya yang unik membuat kain ini diminati sebagai oleh-oleh maupun koleksi pribadi.

Selain mendukung ekonomi lokal, mengunjungi sentra tenun juga membuka wawasan tentang tradisi dan kehidupan masyarakat Flores.

Sanggar Budaya

Berwisata ke Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka, tak lengkap jika belum menjelajahi sanggar-sanggar budaya yang memiliki kelompok tenun di antaranya ibu-ibu. 

Baca juga: Berawal Bikin Masker, Mamnich Kini Produksi Produk Batik & Tenun yang Jadi Buah Tangan dari Solo

Di sanggar tersebut, wisatawan bisa melihat langsung proses menenun tradisional mulai dari pembuatan benang, pemintalan benang, pewarnaan benang dari warna alami hingga menjadi selembar kain. 

2 dari 4 halaman

Proses panjang penenun menghasilkan kain yang indah dengan motif-motif penuh makna, menjadi suguhan menarik. 

Selain itu wisatawan juga bisa belajar cara meracik warna benang dari tanaman.

Sanggar Bliran Sina

Bliran Sina merupakan salah satu sanggar budaya di Kabupaten Sikka terkenal dengan tenun ikat tradisionalnya. 

Baca juga: Lintang Nyuminar: Perpaduan Kulit dan Tenun Lurik dalam Produk Handmade Berkualitas

Ilustrasi kain tenun ikat yang dibuat dengan cara menenun menggunakan alat tenun tradisional.
Ilustrasi kain tenun ikat yang dibuat dengan cara menenun menggunakan alat tenun tradisional. (Midori, CC BY 3.0 , via Wikimedia Commons)

Berdiri sejak tahun 1988 hingga kini, sanggar budaya ini masih membuat kain tenun ikat secara tradisional. 

Mulai dari proses pembuatan kapas jadi benang, sampai pada pewarnaan yang serba alami yakni dari tumbuh-tumbuhan. 

Sejak tahun 1992, sanggar ini selalu menjadi destinasi wisatawan nusantara dan mancanegara. 

Baca juga: Tenun Lurik Pedan, Oleh-oleh yang Wajib Bawa Pulang saat Liburan ke Klaten, Jawa Tengah

Sanggar Lepo Lorun

Lepo Lorun, letaknya strategis di jalur Trans Flores tepatnya Desa Nita, Kecamatan Nita. 

Di tempat ini proses pembuatan kain tenun ikat dilakukan masih tradisional.

3 dari 4 halaman

Kain tenun ikat di Lepo Lorun menggunakan pewarna alam yang terbuat dari kulit tanaman mengkudu, kayu pohon hepang, dadap serep, kunyit, dan kulit pohon mangga. 

Baca juga: Uniknya Corak Tenun Ikat Tradisional dari Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur

Sanggar Doka Tawa Tana

Sanggar Doka Tawa Tana berada di Kampung Dokar Desa Uma Uta, Kecamatan Bola. 

Salah satu destinasi wisata unggulan di Provinsi NTT.

Di Sanggar Doka Tawa Tana, musik tradisional, kearifan lokal, tenun ikat pewarna alam menjadi daya tarik utama.

Selain tiga sanggar di atas, ada banyak kelompok tenun ibu-ibu yang tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Sikka yang bisa dikunjungi. 

Selain itu wisatawan juga bisa membeli langsung tenun ikat langsung dari para penenunnya.

Tonton juga:

Rekomendasi hotel terdekat dari Bandara Frans Seda Maumere Sikka

Traveler, jika kamu mencari hotel terdekat dari Air Terjun Murusobe mungkin tidak banyak pilihannya.

4 dari 4 halaman

Oleh karena itu, TribunTravel punya rekomendasi supaya kamu tetap bisa menginap dengan nyaman dan bisa menjelajah tempat wisata di Sikka sepuasnya.

Cobalah menginap di hotel terdekat dari Bandara Frans Seda Maumere Sikka saja.

Sehingga kamu tidak perlu jauh-jauh menempuh perjalanan jika ingin pulang naik pesawat.

Berikut rekomendasinya:

1. Go Hotel Maumere

  • Lokasi: Jalan Don Thomas, Kota Baru, Kec. Alok Timur, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.
  • Jarak tempuh: sekira 9 menit perjalanan naik mobil dari Bandara Frans Seda Maumere Sikka.

2. Sylvia Hotel

  • Lokasi: Jalan Gajah Mada No.88, Madawat, Kec. Alok, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.
  • Jarak tempuh: sekira 12 menit perjalanan naik mobil dari Bandara Frans Seda Maumere Sikka.

3. Wailiti Hotel

  • Lokasi: Jalan Jl. Don Slipi, Wailiti, Kec. Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.
  • Jarak tempuh: sekira 19 menit perjalanan naik mobil dari Bandara Frans Seda Maumere Sikka.

(Tribunflores/cristinadal) (TribunTravel/nurulintaniar)

Artikel ini telah tayang di Tribunflores.com dengan judul Destinasi Wisata Budaya di Maumere, Wisatawan Bisa Belajar Pewarnaan Alami Tenun Ikat Sikka

Selanjutnya
Sumber: Tribunnews.com
Tags:
MataLokalTravelMaumereSikkakain tenuntempat wisatawisata budaya
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved