TRIBUNTRAVEL.COM - Ada yang menarik dari Desa Kelumu, Kecamatan Lingga, Kepulauan Riau.
Itu adalah wisata mangrove yang menjadi daya tarik Desa Kelumu.

Desa Kelumu persis berada di seberang jalan utama depan Kantor Desa Kelumu.
Jembatan panjang ratusan meter dicat bak pelangi menambah kesan bagi pengunjung menelusuri wisata ini langkah demi langkah.
Baca juga: Lokasi, Rute, dan Harga Tiket Telaga Biru di Desa Busung, Seri Kuala Lobam, Bintan, Kepulauan Riau
Wisata hutan bakau ini sudah lama hadir menambah warna-warni keberagaman objek wisata di Negeri Bunda Tanah Melayu.
Setiap akhir pekan, biasanya objek wisata ini selalu dikunjungi pengunjung. Sejauh ini setiap pengunjung yang datang berwisata belum dikenakan tarif masuk.
LIHAT JUGA:
Lokasi Wisata Mangrove Kelumu ini telah dilengkapi dengan fasilitas berupa toilet.
Bahkan, jembatan yang dibangun pun semakin panjang, lebih dari setengah kilometer.
Jembatan kayu bercat warna-warni itu meliuk-liuk.
Pengunjung semakin dimanjakan dengan hutan bakau yang rimbun yang siap memanjakan mata.
Bahkan, ada beberapa spot yang cocok untuk dijadikan tempat bersantai bersama keluarga sambil menikmati camilan yang dibawa dari rumah.

Di tengah lokasi, terdapat menara yang bisa membuat pengunjung memandang luas pesona wisata ini.
Selain itu, di lokasi ini juga dijadikan warga setempat sebagai lokasi budidaya kepiting bakau.
Pembangunan wisata ini berasal dari anggaran Desa Kelumu tahun 2019.
Seorang pengunjung, Fita (24), mengaku takjub dengan wisata yang memiliki kerimbunan pohon bakau yang masih asri.
"Saat angin bertiup, menambah hangatnya wisata di sini. Suasananya enak, nyaman, bakaunya masih asri," ungkap Fita kepada Tribun Batam, Sabtu (11/05/2024) siang.
Fita menilai, jembatan yang dibangun sangat panjang, sehingga menambah kepuasannya ketika berjalan lebih jauh untuk menelusuri hutan bakau ini. Belum lagi di lokasi wisata ini juga disediakan menara di tengah-tengahnya.
"Pas sampai di atas menara itu rasanya puas bisa memandang lebih jelas pohon-pohon bakau yang masih asri dan warna-warni lokasi ini," ujar Fita.
Baca juga: Wajib Coba Main Jetski & ATV di HARRIS Resort Waterfront Batam, Kepulauan Riau
Fita berharap agar warga setempat juga menjual jajanan di sini, sehingga pengunjung tak perlu khawatir jika perut keroncong atau pun haus.
"Di bawah rimbun pohon bakau ini kita bisa berteduh, mana yang bawa bekal bisa makan di bawahnya sambil tertiup angin," tambah Fita.
Akses Transportasi Mudah
Akses menuju Desa Kelumu mudah dijangkau, karena lokasinya sudah mempunyai fasilitas jalan yang memadai.
Wisatawan dari luar Kabupaten Lingga, khususnya dari Batam dan Tanjungpinang yang hendak menuju Kabupaten Lingga, bisa menggunakan transportasi laut dari pelabuhan.

Penumpang bisa melewati Pelabuhan Telaga Punggur, dengan kapal fery dari Batam ke Lingga, setiap hari pada pukul 10.30 WIB.
Kapal fery biasanya berangkat setiap harinya, Lintas Kepri dan Ocean Dragon 5. Kapal ini akan menurunkan penumpang pada dua lokasi pelabuhan di Kabupaten Lingga.
Para penumpang dikenakan biaya tiket sekitar Rp 296 ribu untuk setiap keberangkatan dan turun di Pelabuhan Jagoh, Dabo Singkep dengan lama perjalanan 4 jam.
Para penumpang dari Batam yang tiba di Pelabuhan Jagoh Dabo Singkep harus menempuh rute laut selama 15 menit menggunakan speed boat atau fery ke Pelabuhan Penarik.
Mereka juga bisa menggunakan kapal Roro selama 1 jam perjalanan ke Pelabuhan Penarik.
Pengunjung juga bisa langsung mengambil rute dari Pelabuhan Punggur turun di Pelabuhan Sungai Tenam di Lingga. Lama pelayaran memakan waktu 3 jam.
Pengunjung bisa mengambil rute turun di Sei Tenam dan kemudian menempuh jalan darat ke lokasi ini selama 45-50 menit.
Baca juga: 5 Hotel Murah di Bintan Kepulauan Riau, Tarif Inap Mulai Rp 300 Ribuan, Cocok Buat Staycation
Sarana Pelabuhan Penarik
Pelabuhan Penarik menjadi sarana penghubung jika hendak menuju Desa Kelumu.
Jika pengunjung turun melalui Pelabuhan Jagoh Dabo Singkep, mereka harus menyebrang lagi ke Pelabuhan Penarik.
Para pengunjung yang mau berhemat, bisa menggunakan kapal Roro dari Pelabuhan Telaga Punggur dengan harga tiket hanya Rp 150 ribu.
Pengunjung juga bisa membawa kendaraan roda dua dan empat menggunakan kapal roro dengan tarif tambahan.
Penumpang dari Kota Tanjungpinang bisa berlayar dari Pelabuhan Sri Bintan Pura dengan kapal feri yang berangkat setiap harinya.
Dua kapal feri dengan tujuan Lingga berangkat pada pukul 11.00 WIB dan 11.30 WIB.

Satu kapal feri singgah pada dua pelabuhan berbeda di Kabupaten Lingga, yakni Sei Tenam dan Jagoh.
Untuk ongkos feri dari Tanjungpinang, penumpang bisa menyiapkan biaya tiket Rp 216 ribu.
Selain itu, penumpang juga bisa menggunakan akses dari Pelabuhan Roro Dompak, sesuai jadwal.
Biasanya tarif tiket per orang sebesar Rp 66 ribu.
Wisatawan tidak akan sulit menemukan hotel atau penginapan, karena hampir di kiri kanan jalan raya terlihat beberapa hotel, sesuai dengan keinginan pengunjung.
Harganya pun bervariasi, mulai paling murah Rp 80 ribu hingga Rp 300 ribu ke atas.
Baca juga: Menikmati Keindahan Kota Tarempa dari Bukit Tengkorak di Pulau Siantan, Anambas, Kepulauan Riau
Jaga Iklim Wisata
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepri Guntur Sakti mengakui, banyak destinasi wisata di kabupaten/kota yang berlum terjamah.
Namun, destinasi wisata itu selalu menjadi daya tarik tersendiri wisatawan nusantara dan mancanegara jika dikelola dengan baik oleh masyarakat dan pemerintah daerah.
“Beberapa destinasi wisata yang dikelola oleh masyarkat lokal. Hal ini baik untuk melestarikan destinasi wisata lokal. Memang masyarakat harus dilihatkan dalam pengembangan wisata di daerah,” ungkap Guntur.
Menurut Guntur, berbagai macam aspek harus mendapat perhatian dalam pengembangan pariwisata di Provinsi Kepri.
Selain destinasi wisata yang bagus dan menarik, fasilitas atau sarana dan prasarana pendukung juga mesti mendapat perhatian serius.
Dengan demikian para wisatawan merasa nyaman berada di lokasi destinasi wisata dan berkemungkinan untuk datang kembali ke lokasi tersebut.
“Oleh karena itu, masyarakat kita juga perlu diajak untuk peduli wisata. Caranya adalah menjaga iklim wisata dengan bersikap ramah, menjaga kebersihan di lingkungan destinasi wisata. Dengan demikian, wisatawan menjadi nyaman berwisata,” pesan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepri itu.
Gubernur Kepri, H Ansar Ahmad menaruh perhatian besar pada destinasi-destinasi wisata di kabupaten/kota.
Sebab, dia meyakini sektor pariwisata akan sangat berpengaruh terhadap sektor ekonomi apalagi pasca diterpa pandemi Covid-19.
“Makanya mari kita mengembangkan sektor pariwisata kita dengan mengelola secara baik destinasi wisata. Jika banyak wisatawan berkunjung ke daerah kita maka perekonimian daerah juga akan meningkat,” pesan Gubernur Kepri itu.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Pesona Hamparan Hutan Mangrove Kelumu di Kecamatan Lingga Kepri.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.