Breaking News:

Jarang Melihat Pilot Berkumis dan Berjanggut? Ternyata Ini Alasannya

Sejarah dan keselamatan mendasari alasan mengenai jarang ditemuinya pilot berkumis atau berjanggut.

Unsplash
Alasan menarik dibalik penampilan rapi para awak pesawat terbang, disebabkan oleh sejarah dan keselamatan. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Pernah nggak sih kamu memperhatikan bahwa pilot biasanya tampil rapi tanpa kumis atau janggut?

Nah, ternyata ada beberapa alasan menarik di balik penampilan mereka.

Ilustrasi pilot dan kopilot berjanggut dan tidak berjanggut.
Ilustrasi pilot dan kopilot berjanggut dan tidak berjanggut. (Unsplash)

Menurut Reader's Digest, sebagian besar maskapai penerbangan tidak mengizinkan pilot memiliki jenggot disebabkan pada dua hal.

Pertama disebabkan oleh sejarah.

Baca juga: 7 Kota di Amerika Serikat yang Wajib Dikunjungi Penggemar True Crime dan Misteri

Dahulu, mayoritas pilot maskapai bergabung dengan maskapai komersial sebagai karier kedua, setelah pensiun sebagai pilot di Angkatan Laut, Angkatan Udara, atau Marinir AS.

Meskipun kini ada akademi penerbangan untuk melatih pilot komersial baru, sebagian besar maskapai penerbangan masih mengikuti kebijakan pakaian dan dandanan militer AS. 

Hal tersebut berarti pilot harus berambut pendek dan tidak ada bulu di wajah. 

Selain itu, di kalangan militer AS juga ada pengecualian terhadap kebijakan ini.

Misalnya, karena alasan agama atau penderita penyakit kulit yang diperburuk jika dilakukan pencukuran.

Sejumlah maskapai penerbangan di AS tidak mengizinkan awak kokpit memelihara jenggot atau kumis, seperti Delta, Southwest, United, American Airlines, dan JetBlue.

2 dari 4 halaman

Kebanyakan maskapai penerbangan yang memberlakukan kebijakan larangan berjanggut pada awak kokpit juga menerapkan aturan sama kepada awak kabin. 

Artinya, kamu mungkin tidak banyak melihat pramugari pria yang memiliki rambut di wajah. 

Jika mereka memilikinya, kemungkinan besar potongannya sangat rapi dan dekat dengan kulit.

Lain halnya dengan maskapai penerbangan Hawaii dan Allegiant, pilotnya diizinkan untuk memelihara janggut pendek, dipangkas rata, dan tidak tambal sulam.

Perbedaan ini disebabkan oleh dibebaskannya maskapai penerbangan AS untuk menetapkan aturan sendiri tentang apakah pilot boleh memiliki janggut.

Namun peninggalan tradisi militer masih melekat, ditambah dengan maskapai penerbangan yang tak ingin melakukan kesalahan demi keselamatan.

Nah, pernyataan terakhir merujuk pada alasan kedua kamu jarang menjumpai pilot berkumis atau berjanggut.

Alasan kedua, yaitu safety first.

Untuk memahami hubungan keselamatan dengan tren pilot bercukur bersih ini, kamu perlu melihat FAA sekitar tahun 1987.

Selain mengacu praktik militer, maskapai penerbangan juga mengandalkan nasihat Federal Aviation Administration (FAA) yang menghubungkan rambut wajah dengan keamanan masker oksigen. 

3 dari 4 halaman

Ada alasan mengapa pernyataan tersebut masih dikutip hingga saat ini.

Jika terjadi keadaan darurat di dalam pesawat yang mengharuskan masker oksigen dipasang, baik di kokpit atau di seluruh pesawat, awak kokpit bertanggung jawab memulihkan stabilitas pesawat atau mendaratkan pesawat dengan aman.

Mereka perlu mengenakan masker oksigen itu dengan cepat dan aman untuk memastikan mereka tetap sadar dan tenang dalam situasi darurat. 

Dan jenggot berpotensi menghalangi hal itu.

Adapun yang dikatakan oleh penasihat FAA, dikutip dari Reader's Digest.

“Anggota kru berjanggut harus menyadari bahwa efisiensi masker oksigen berkurang karena adanya rambut di wajah. Masker yang banyak diminta, seperti yang digunakan dalam alat pelindung pernapasan, sering kali tidak dapat dipakai dengan cepat dan tidak bisa ditutup secara efektif ketika digunakan oleh orang yang berjanggut. Hal ini dapat berdampak buruk terhadap kinerja masker dan mengurangi kesadaran, kemampuan, dan kinerja anggota kru. Pramugari harus menyadari bahwa aktivitas fisik yang berhubungan dengan pekerjaan mereka mengurangi waktu sadar dan meningkatkan laju pertukaran pernapasan. Faktor-faktor ini, dikombinasikan dengan berkurangnya efisiensi masker oksigen aliran kontinu yang terkait dengan janggut, dapat menghasilkan gejala fisiologis yang mungkin mengurangi kemampuan pramugari untuk melakukan tugas terkait keselamatan mereka.”

Singkatnya, peringatan tersebut mengatakan bahwa janggut pilot dapat menghalangi masker oksigen untuk menutup wajahnya, sehingga tidak akan mendapatkan cukup oksigen. 

Dan berkurangnya oksigen dapat mengakibatkan disorientasi, kehilangan kesadaran, atau bahkan kematian. 

Ketika terjadi keadaan darurat di udara, pilot dan kopilot jelas merupakan orang-orang yang kita inginkan agar tetap sadar, bukan?

Direktur pelaksana Airlines for America, Marli Collier mengatakan bahwa secara teknis boleh memiliki rambut di wajah.

4 dari 4 halaman

FAA tidak memiliki kebijakan yang melarang hal itu.

Namun, mengacu pada nasihat FAA tahun 1987, pernyataan FAA menunjukkan adanya kemungkinan hubungan bukan bencana yang pasti bagi pilot berjanggut. 

Ingat, itu nasihat, bukan kebijakan yang ditetapkan. 

"FAA tidak memiliki aturan seperti itu," kata juru bicara FAA kepada Reader's Digest.

"Tetapi beberapa maskapai penerbangan melarang pilot memiliki janggut atau membatasi panjangnya untuk memastikan masker oksigen dapat terpasang dengan aman", tambahnya.

Jadi, maskapai penerbanganlah yang memutuskan seberapa besar keinginan mereka untuk mematuhi rekomendasi tersebut. 

Sejauh ini, tampaknya sebagian besar memilih untuk mengadopsi nasihat FAA sebagai kebijakan perusahaan.

Jika saat naik pesawat terbang kamu menemukan pilot berkumis atau berjanggut tak perlu khawatir.

Nasihat FAA tentang janggutt dirilis hampir 40 tahun yang lalu. 

Sejak saat itu, perkembangan teknologi dan perbaikan dalam komunikasi kontrol lalu lintas udara telah membuat perjalanan udara jauh lebih aman.

Beberapa peneliti bahkan meragukan nasihat FAA tahun 1987, dengan mengatakan bahwa nasihat itu dibuat untuk peralatan oksigen yang tidak lagi digunakan.

Pada intinya, pilot berjanggut mungkin tak akan mengalami masalah dengan masker oksigen mereka.

Peluang untuk berada di pesawat yang menggunakan masker oksigen sangat kecil.

Selain itu, pilot memiliki pengalaman minimal 1.500 jam atau mungkin lebih.

Berjenggot atau tidak, pilot dan kopilot akan melakukan segala daya untuk mengatasi situasi darurat dan membawa penumpang dan awak ke darat dengan selamat.

(TribunTravel.com/VionaSebastianNolani)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
pilotFAAmaskapai penerbangan Yeti Airlines
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved