TRIBUNTRAVEL.COM - Deretan pantai cantik bisa kamu temukan saat liburan ke Sulawesi Tenggara.
Tepatnya di Desa Gumanano, Kecamatan Mawasangka, Kabupaten Buton Tengah, Provinsi Sulawesi Tenggara, ada Pantai Mutiara yang begitu indah.
Pantai Mutiara menawarkan pemandangan hamparan pasir putih yang luas, dengan air laut bersih berwarna biru kehijauan.
TribunnewsSultra.com mengunjungi Pantai Mutiara pada Kamis (18/7/2024).
Baca juga: Jadi Wisata Andalan di Kota Baubau, Benteng Keraton Buton Punya Bentuk Arsitektur yang Unik
Saat itu tiba di Pantai Mutiara sekira pukul 11.15 WITA.
Matahari tengah terik-teriknya pada siang hari itu.
Awalnya ada rasa khawatir suhu panas pantai menyapa diri karena berkunjung di siang hari.
Namun, ternyata itu tidak menjadi masalah berarti ketika sampai di Pantai Mutiara.
Banyaknya pohon yang masih asri di sepanjang bibir Pantai Mutiara menciptakan suasana sejuk juga teduh meski matahari sedang berada di titik puncaknya sekalipun.
Menariknya berkunjung saat tengah hari, pasir putih Pantai Mutiara akan terlihat lebih mengkilap dibantu dengan cahaya matahari.
Selain hamparan pasir putih sebagai primadona, warna air laut yang jernih, berpadu dengan hamparan pulau yang berhadapan langsung dengan bibir Pantai Mutiara membuat gambaran landscape di tempat ini sukses menyegarkan mata siapa saja yang memandangnya.
Cerita di Balik Nama Pantai Mutiara
Indahnya pasir di pantai ini menjadi salah satu alasan di balik penamaannya menjadi Pantai Mutiara.
Kata Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Buton Tengah, Azhar, awalnya nama pantai ini adalah La Kaidewa, merujuk kepada nama salah satu tokoh masyarakat di Desa Gumanano.
Namun, suatu ketika ada pengunjung yang datang mengaku terpukau dengan warna pasir putih yang mengkilap saat berkunjung ketika siang hari.
"Nah, saat itu berteriaklah dia 'mutiara’, ini seperti mutiara," kata Azhar saat menemani TribunnewsSultra.com dan rombongan berkunjung ke Pantai Mutiara.
Sehingga, sejak saat itu diputuskanlah diberi nama Pantai Mutiara, yang diresmikan pada 2015 silam.
Fasilitas Tempat Wisata Pantai Mutiara
Memiliki potensi keindahan luar biasa membuat pemerintah setempat bergegas untuk menambah fasilitas-fasilitas penunjang di Pantai Mutiara.
Sepanjang pantauan saat berkunjung ke pantai, sudah terdapat fasilitas seperti musala, gazebo, kantin, toilet, serta vila.
Ada pula jalan setapak di sepanjang bibir Pantai Mutiara.
Buat wisatawan yang akan seru-seruan juga tersedia ban, banana boat, hingga jetski.
Untuk jetski sendiri dikenakan biaya Rp 200.000 untuk 15 menit.
Jika ingin tambahan pelayanan video saat bermain jetski, ada biaya tambahan sebesar Rp 100.000
"Untuk jetski ini bisa ditemani. Bisa bawa sendiri. Kalau ingin bawa sendiri nanti dari penyedia akan diajarkan dulu caranya. Jika sudah bisa baru boleh bawa sendiri," kata Azhar lagi.
Namun sayangnya, fasilitas hiburan tersebut hanya tersedia saat weekend atau hari libur tertentu, atau jika mengadakan event khusus di Pantai Mutiara, pihak pengelola bisa menyediakan wahana bermain.
Harga tiket masuk Pantai Mutiara terjangkau, untuk orang dewasa Rp 5.000 dan anak-anak Rp 3.000.
Biaya yang murah dengan sajian alam menakjubkan ini tentunya menjadi alasan mengapa Pantai Mutiara menjadi wisata unggulan yang wajib dikunjungi kala bertandang ke Kabupaten Buton Tengah.
Nah, traveler yang akan kemari, jika dari pusat kota Kabupaten Buton Tengah, jaraknya sekitar 54 km.
Jarak tersebut bisa kamu tempuh sekitar 45 menit naik kendaraan bermotor.
Baca juga: 4 Tempat Wisata Hits di Kendari Sulawesi Tenggara, Kunjungi Bukit Amarilis Buat Berkemah
Rekomendasi Tempat Wisata di Buton Tengah
Tak hanya Pantai Mutiara, ada lagi berbagai tempat wisata yang wajib kamu kunjungi ketika traveling ke Buton Tengah.
Berikut ini beberapa di antaranya.
1. Gua Koo
Gua Koo, terletak di Desa Lakorua, Kecamatan Mawasangka Tengah, Kabupaten Buton Tengah, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Akses menuju ke Gua Koo tidak begitu sulit.
Jalannya sudah beraspal.
Tiba di Gua Koo, traveler akan disajikan dengan keindahan stalaklit yang melimpah pada berbagai titik di langit-langit gua, yang juga menjadi daya tarik saat bertandang.
Pengunjung diperbolehkan jika ingin turun hingga ke bibir kolam yang terdapat di dasar gua.
Kolam inilah yang menjadi salah satu sumber kehidupan warga di Kecamatan Mawasangka Tengah.
Sebagian besar warga memanfaatkan air kolam tersebut untuk dikonsumsi dalam berkehidupan sehari-hari.
Hanya saja, saat turun perlu berhati-hati.
Medannya cukup curam dan terdapat beberapa titik yang cukup licin.
Disarankan pula menghindari pengalas kaki yang licin agar tidak terjatuh saat menuju kolam di dasar gua.
Menurut keterangan warga, dulu kolam tersebut biasa dijadikan tempat untuk berenang.
Namun, semenjak air kolam tersebut dijadikan sumber air warga sekitar, maka pengunjung tidak diperbolehkan untuk berenang agar air tidak tercemar.
Baca juga: Menikmati Kesegaran Sungai Tamborasi, Sungai Terpendek di Dunia yang Ada di Sulawesi Tenggara
2. Gua Laumehe
Berikutnya ada Gua Laumehe.
Gua Laumehe diresmikan April 2024 sebagai salah satu tempat wisata yang wajib kamu kunjungi.
Gua Laumehe terletak di Desa Wantopi, Kecamatan Mawasangka Timur.
Dari Pantai Mutiara ke Gua Laumehe diperlukan waktu tempuh sekira 25 menit.
Setelah memarkirkan kendaraan di Desa Wantopi, pengunjung perlu berjalan kaki untuk sampai di mulut gua.
Sebelum masuk, pengunjung diwajibkan menggunakan helm demi keamanan.
Biaya masuk sekali sesi, pengunjung hanya perlu merogoh kocek Rp 25.000.
Satu sesi diberi waktu sekitar 30 menit dengan maksimal 20 orang.
Namun, jika tidak ramai, waktunya bisa lebih.
Ada pemandu wisata yang akan mengantarkan pengunjung melakukan eksplor di dalam gua, juga memberi petunjuk titik-titik terbaik untuk berswafoto.
Tenang saja, medan di gua kali ini tidak sesulit Gua Koo.
Akses jalan kaki menuju mulut gua lebih mudah karena pemerintah telah membenahi akses jalan bukan lagi bebatuan, tetapi jalan setapak serta tangga.
Saat masuk ke dalam gua, kamu akan disambut dengan stalaklit yang melimpah, bahkan tak jarang berbentuk unik.
Tanda-tanda kehidupan dari stalaklit terlihat dari tetes air yang terdapat di ujung-ujung stalaklit.
Di dalam gua juga sudah tersedia track dan lampu penerangan yang memudahkan pengunjung menelusuri keindahan stalaklit yang masih alami.
Meski baru diresmikan, gua ini kian populer dan bisa menggaet puluhan pengunjung setiap harinya.
Baca juga: TRAVEL UPDATE: Unik, Bocah di Bogor Ini Punya Bola Mata Biru Cerah Layaknya Suku Buton
3. Batu Belah Rahia atau Wisata Kotaeono
Satu lagi yang sayang dilewatkan, yaitu tempat wisata Batu Belah Rahia atau biasa dikenal dengan Wisata Kotaeono.
Lokasinya di Desa Rahia, Kecamatan Gu, Buton Tengah.
Biaya masuk ke destinasi wisata ini Rp 5.000 per orang.
Dari tempat kendaraan di parkir, kami perlu berjalan kaki sekira 10 menit untuk sampai di titik tempat wisata.
Baca juga: Kabur dari Keramaian Kota, Datanglah ke Dante Pine di Tanete, Anggeraja, Enrekang, Sulawesi Selatan
Seperti namanya, batu belah, tempat wisata ini terdiri dari gugusan kars yang saling berhadapan seolah terbelah, lalu di tengahnya terdapat danau air payau cenderung asin.
Warnanya biru jernih, membuat pengunjung tergugah untuk segera memanjakan diri dengan berenang di air nan segar itu.
Jika tidak ingin berenang, pengunjung juga masih bisa menjelajahi keindahan danau dengan perahu yang disediakan oleh warga sekitar.
Sekali naik, pengunjung hanya perlu membayar Rp 5.000 per orang.
Itu dia empat destinasi wisata yang bisa kalian kunjungi saat bertandang ke Negeri 1000 Gua ini.
Tentunya selain keempat tempat wisata tersebut masih banyak lagi surga wisata yang bisa kalian kunjungi.
(TribunnewsSultra.com/Sri Rahayu)
Artikel ini telah tayang di TribunnewsSultra.com dengan judul Nikmati Eksotisme Pantai Mutiara di Buton Tengah, Sajikan Bentangan Pasir Putih Berkilau Bak Mutiara dan Rekomendasi 4 Tempat Wisata di Buton Tengah Tak Boleh Dilewatkan, Surga Tersembunyi Negeri 1000 Gua.
Simak artikel lainnya seputar tempat wisata pantai di sini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.