TRIBUNTRAVEL.COM - Fenomena embun upas atau sering disebut bun upas mulai terlihat di Gunung Bromo Jawa Timur.
Di beberapa titik lokasi Gunung Bromo, bun upas mulai terlihat.
Baca juga: Fenomena Bun Upas Mulai Muncul di Dieng, Diprediksi Terjadi sampai September

Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru telah memperingatkan soal penurunan suhu, seiring dengan munculnya bun upas tersebut.
Dalam beberapa waktu terakhir, suhu udara di Pulau Jawa mengalami penurunan, sehingga BB TNBTS mengimbau warga dan wisatawan untuk bersiap menghadapi suhu rendah.
Lalu, apa sih penyebab munculnya bun upas di Gunung Bromo?
Baca juga: Jadwal Jazz Gunung Bromo 2024, Simak Harga Tiket Harian dan Terusan
Kepala Bagian Tata Usaha, Septi Eka Wardhani menyatakan, penurunan suhu ekstrem di kawasan TN BTS dapat menyebabkan munculnya fenomena embun es atau masyarakat lokal sering menyebutnya dengan bun upas di sejumlah titik.
"Embun upas atau frost merupakan fenomena yang sering terjadi khususnya di kawasan TN BTS khususnya saat musim kemarau," ujar Septi, Senin (15/7/2024).
Bun upas terjadi karena udara dingin akibat angin munson timur yang berembus dari benua Australia.
Fenomena ini terjadi ketika suhu udara cukup dingin berkisar antara 5 - 9 derajat Celsius dan hanya dijumpai pada pagi hari atau sebelum matahari terbit dengan sempurna.
"Embun upas akan menghilang saat matahari mulai meninggi," jelasnya, Senin (15/7/2024).

Baca juga: 5 Hotel Murah Dekat Gunung Bromo, Tawarkan Pemandangan Indah
Pada musim kemarau, cuaca cenderung lebih dingin karena adanya penurunan suhu yang cukup ekstrem.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim kemarau tahun 2024 di sebagian besar wilayah Indonesia terjadi pada Juli dan Agustus.
"Kemunculan bun upas yang membeku menyerupai salju membuat kawasan wisata Gunung Bromo dan sekitarnya tampak semakin eksotis. Pemandangan kawasan lautan pasir Gunung Bromo tampak memutih dan lebih menarik," kata Septi.
BB TNBTS menyarankan, para calon pengunjung yang akan mengunjungi kawasan wisata Bromo dapat mempersiapkan diri dengan menggunakan pakaian dan jaket tebal, memakai sarung tangan, kupluk atau kerpus.
Baca juga: 5 Tempat Wisata Hits di Probolinggo Buat Libur Sekolah, Seruni Point Tawarkan Lanskap Gunung Bromo
Serta bagi yang memiliki riwayat penyakit asma, harap berhati-hati dan menjaga kondisinya sebaik atau sebaik mungkin.
BMKG juga menghimbau kepada pemerintah dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau terutama di wilayah yang mengalami sifat musim kemarau bawah normal.
Tonton juga:
Wilayah tersebut diprediksi dapat mengalami peningkatan risiko bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan kekurangan sumber air.
Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Malang, Ahmad Luthfi menjelaskan, kondisi dingin yang terjadi akhir-akhir ini adalah peristiwa lumrah. Hal ini terjadi setiap tahun.
"Nah, kondisi lebih dingin ini biasanya terjadi pada Juli, Agustus, dan September," terangnya.
Luthfi menjelaskan ada pola gerak semu matahari.
Kalau dilihat dari wilayah Kota Malang, matahari bergerak seakan-akan di titik terjauh seperti utara Indonesia.
Kondisi ini dikenal dengan istilah kulminasi.
Baca juga: Viral Foto 3 WNA Pose Tak Senonoh di Wisata Gunung Bromo, Pelaku Usaha Jeep Buka Suara
Dampak kulminasi ini, seperti di Pontianak, akan muncul hari tanpa bayangan.
"Pada Juli, posisi matahari di posisi paling utara akibat pergerekan itu. Sehingga terjadi perbedaan suhu permukaan dan berdampak pada perbedaan tekanan udaha. Pola angin yang bergerak sekarang ini dominan dari Australia menuju ke utara, termasuk Indonesia," katanya.
Akibat peristiwa itu, musim kemarau terjadi di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.
Kondisi dingin ini bukan karena tidak adanya tutupan awan, sehingga radiasi matahari yang diterima bumi akan dipantulkan keluar atmosfir.
Radiasi yang biasanya membawa panas itu keluar dari Bumi sehingga udara menjadi lebih dingin.
"Ibarat tidak ada selimut untuk menahan pantulan radiasi. Sehingga terjadi laju penurunan suhu udara. Kondisi siang hari yang terik, panas luar biasa, kemudian menurun dengan cepat pada mam hari," kata Luhfi.
Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Musim Embun Upas Muncul di Gunung Bromo, BB TNBTS Imbau Wisatawan Siapkan Diri untuk Suhu Rendah
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.