TRIBUNTRAVEL.COM - Bulan suci Ramadhan akan tiba tak lama lagi.
Ramadhan tahun ini akan dimulai pada 11 atau 12 Maret 2024 tergantung penampakan hilal.

Umat Muslim di seluruh dunia akan menjalankan ibadah puasa mulai sebelum terbit Matahari sampai terbenamnya Matahari.
Namun lama waktu berpuasa di satu negara dengan negara lainnya akan berbeda.
Baca juga: 5 Tempat Ngabuburit di Klaten Buat Dikunjungi Sambil Nunggu Waktu Buka Puasa
Umat Islam yang tinggal di negara-negara paling selatan di dunia, seperti Chili atau Selandia Baru, akan berpuasa sekitar 12 jam.
Sementara mereka yang tinggal di negara-negara paling utara, seperti Islandia atau Greenland, akan berpuasa selama lebih dari 17 jam.
LIHAT JUGA:
Bagi umat Islam yang tinggal di belahan Bumi Utara, jumlah jam puasa akan sedikit lebih pendek pada tahun ini dan akan terus berkurang hingga tahun 2031, yaitu tahun di mana Ramadhan akan mencakup titik balik matahari musim dingin – hari terpendek dalam setahun.
Setelah itu, jam puasa akan bertambah hingga titik balik matahari musim panas – hari terpanjang dalam setahun di belahan Bumi utara.
Baca juga: Liburan ke Banyumas saat Bulan Ramadhan, Kunjungi 3 Tempat Ngabuburit yang Seru
Bagi umat Islam yang berpuasa dan tinggal di selatan khatulistiwa, hal sebaliknya akan terjadi.
Di kota-kota paling utara, seperti Longyearbyen di Norwegia, di mana matahari tidak terbenam dari tanggal 20 April hingga 22 Agustus, peraturan agama telah dikeluarkan untuk mengikuti waktu di Mekhah, Arab Saudi atau negara Muslim terdekat.

Dirangkum TribunTravel dari Al Jazeera, berikut 5 negara dengan lama waktu puasa tersingkat di dunia.
1. Christchurch, Selandia Baru: 12 jam 42 menit
2. Puerto Montt, Chile: 12 jam 43 menit
3. Canberra, Australia: 12 jam 46 menit
4. Montevideo, Uruguay: 12 menit 47 menit
5. Cape Town, Afrika Selatan: 12 jam 48 menit
Baca juga: Rundown Dugderan Semarang 2024 Beserta 3 Lokasi Rangkaian Acara, Tradisi Meriah Sambut Ramadhan
Lalu, mengapa waktu puasa tiap-tiap negara berbeda?
Astronom amatir Marufin Sudibyo menjelaskan bahwa secara astronomis, puasa dimulai pada saat cahaya fajar (fajar astronomis) mulai muncul di kaki langit timur, dan berakhir manakala Matahari tepat terbenam sempurna, yakni tatkala piringan teratas Matahari tepat meninggalkan garis kaki langit barat (garis horizon semu).
Namun, kedudukan Matahari ini berbeda-beda seiring gerak semu tahunannya.

Gerak semu tahunan menyebabkan durasi puasa di negara-negara dunia juga menjadi berbeda seiring perbedaan kedudukan garis lintangnya.
Perbedaan ini mungkin tak akan terlalu terasa di kawasan tropis, seperti Indonesia, karena kedudukan Matahari yang mengalami gerak semu tahunan di antara garis balik utara (lintang 23,5 LU) hingga garis balik selatan (lintang 23,5 LS).
Baca juga: 10 Negara dengan Lama Waktu Puasa Terpanjang di Dunia: Greenland 16 Jam, Belanda 15 Jam
Baca juga: Resep Gorengan Bakwan Sayur Teri, Pilihan Menu Takjil Buka Puasa
Namun di kawasan subtropis, Marufin berkata bahwa durasi puasa akan sangat berbeda seiring peningkatan nilai garis lintang.
"Durasi puasa terpanjang bagi kawasan subtropis terjadi pada puncak musim panas, di mana bagi belahan Bumi utara, semakin mendekat ke arah kutub utara, maka durasi puasa akan semakin panjang. Hal yang sama berlaku pula bagi belahan Bumi selatan," ujarnya melalui pesan yang diterima Kompas.com, Rabu (8/5/2019).
"Sebaliknya durasi puasa terpendek terjadi pada puncak musim dingin, di mana bagi belahan Bumi utara, semakin mendekat ke arah kutub utara, maka durasi puasa akan semakin pendek. Hal yang sama berlaku pula bagi belahan Bumi selatan," imbuhnya.
(TribunTravel.com/SA)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.