TRIBUNTRAVEL.COM - Bulan Ramadhan akan segera tiba tak lama lagi.
Sebentar lagi umat Muslim di seluruh dunia akan menunaikan ibadah puasa selama sebulan penuh.

Melansir Al Jazeera, Bulan suci Ramadhan umat Islam akan dimulai pada 11 atau 12 Maret 2024 tergantung penampakan hilal.
Mengapa Ramadhan dimulai pada tanggal yang berbeda setiap tahunnya?
Baca juga: 5 Tempat Ngabuburit di Tawangmangu Karanganyar yang Asyik Dikunjungi saat Bulan Ramadhan
Ramadhan dimulai 10 hingga 12 hari lebih awal setiap tahun.
Hal ini dikarenakan penanggalan Islam didasarkan pada penanggalan lunar Hijriah dengan panjang bulan 29 atau 30 hari.
LIHAT JUGA:
Karena tahun lunar lebih pendek 11 hari dibandingkan tahun matahari, Ramadhan akan dirayakan dua kali pada tahun 2030 – pertama dimulai pada tanggal 5 Januari dan kemudian dimulai pada tanggal 26 Desember.
Kali berikutnya Ramadhan akan dimulai setelah 12 Maret adalah 33 tahun dari sekarang – pada tahun 2057.
Baca juga: Mengenal Masjid Jogokariyan, Tempat Wisata Religi di Jogja yang Ramai Dikunjungi saat Ramadhan
Lama waktu puasa di sejumlah negara dunia
Puasa akan dijalani umat Muslim dari fajar hingga senja yang berlangsung antara 12 hingga 17 jam.
Namun lama waktu berpuasa di satu negara dengan negara lainnya akan berbeda, tergantung di belahan dunia mana sedang berada.

Umat Islam yang tinggal di negara-negara paling selatan di dunia, seperti Chili atau Selandia Baru, akan berpuasa sekitar 12 jam.
Sementara mereka yang tinggal di negara-negara paling utara, seperti Islandia atau Greenland, akan berpuasa selama lebih dari 17 jam.
Berikut 10 negara dengan lama waktu puasa terpanjang di dunia, yang dirangkum TribunTravel dari Al Jazeera.
1. Nuuk, Greenland: 16 jam
2. Reykjavik, Islandia: 16 jam
3. Helsinki, Finlandia: 15 jam
4. Oslo, Norwegia: 15 jam
5. Glasgow, Skolandia: 15 jam
Baca juga: Rute Pawai Dugderan Semarang 2024 dan Jadwal Rangkaian Acara Meriah Sambut Ramadhan
6. Berlin, Jerman: 15 jam
7. Dublin, Irlandia: 15 jam
8. Moskow, Rusia: 15 jam
9. Amsterdam, Belanda: 15 jam
10. Warsawa, Polandia: 15 jam

Bagi umat Islam yang tinggal di belahan Bumi Utara, jumlah jam puasa akan sedikit lebih pendek pada tahun ini dan akan terus berkurang hingga tahun 2031, yaitu tahun di mana Ramadhan akan mencakup titik balik matahari musim dingin – hari terpendek dalam setahun.
Setelah itu, jam puasa akan bertambah hingga titik balik matahari musim panas – hari terpanjang dalam setahun di belahan Bumi utara.
Bagi umat Islam yang berpuasa dan tinggal di selatan khatulistiwa, hal sebaliknya akan terjadi.
Di kota-kota paling utara, seperti Longyearbyen di Norwegia, di mana matahari tidak terbenam dari tanggal 20 April hingga 22 Agustus, peraturan agama telah dikeluarkan untuk mengikuti waktu di Mekhah, Arab Saudi atau negara Muslim terdekat.
Lalu, mengapa waktu puasa tiap-tiap negara berbeda?
Melansir Kompas.com, astronom amatir Marufin Sudibyo menjelaskan bahwa secara astronomis, puasa dimulai pada saat cahaya fajar (fajar astronomis) mulai muncul di kaki langit timur, dan berakhir manakala Matahari tepat terbenam sempurna, yakni tatkala piringan teratas Matahari tepat meninggalkan garis kaki langit barat (garis horizon semu).

Namun, kedudukan Matahari ini berbeda-beda seiring gerak semu tahunannya, yang menyebabkan durasi puasa di negara-negara dunia juga menjadi berbeda seiring perbedaan kedudukan garis lintangnya.
Perbedaan ini mungkin tak akan terlalu terasa di kawasan tropis, seperti Indonesia, karena kedudukan Matahari yang mengalami gerak semu tahunan di antara garis balik utara (lintang 23,5 LU) hingga garis balik selatan (lintang 23,5 LS).
Baca juga: Liburan ke Banyumas saat Bulan Ramadhan, Kunjungi 3 Tempat Ngabuburit yang Seru
Namun di kawasan subtropis, Marufin berkata bahwa durasi puasa akan sangat berbeda seiring peningkatan nilai garis lintang.
"Durasi puasa terpanjang bagi kawasan subtropis terjadi pada puncak musim panas, di mana bagi belahan Bumi utara, semakin mendekat ke arah kutub utara, maka durasi puasa akan semakin panjang. Hal yang sama berlaku pula bagi belahan Bumi selatan," ujarnya melalui pesan yang diterima Kompas.com, Rabu (8/5/2019).
"Sebaliknya durasi puasa terpendek terjadi pada puncak musim dingin, di mana bagi belahan Bumi utara, semakin mendekat ke arah kutub utara, maka durasi puasa akan semakin pendek. Hal yang sama berlaku pula bagi belahan Bumi selatan," imbuhnya.
(TribunTravel.com/SA)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.