Breaking News:

Viral Bocah SD Jadi Korban Penipuan Teman Sekelasnya, Kerugian Capai Rp 105 Juta

Viral bocah sekolah dasar menjadi korban perundungan sekaligus penipuan yang dilakukan teman sekelasnya.

katsuma tanaka /Unsplash
Viral bocah SD menjadi korban perundungan dan penipuan oleh teman sekelasnya 

TRIBUNTRAVEL.COM - Ada banyak perbincangan tentang bagaimana lansia di Jepang sering menjadi target penipu, namun kita tidak boleh mengabaikan bahaya yang juga ditimbulkan oleh penipuan pada usia praremaja.

Meski jarang, hal ini bisa terjadi seperti yang dialami seorang siswa sekolah dasar di Nagoya Jepang selama sekitar satu tahun.

Baca juga: 8 Masjid Paling Populer di Jepang, Jelajahi Kobe Muslim Mosque hingga Tokyo Camii

Mata uang Yen Jepang
Mata uang Yen Jepang (jun rong loo /Unsplash)

Baca juga: 10 Makanan Khas Musim Semi di Jepang, dari Sakura Mochi hingga Kue Beras Ichigo Daifuku

Semuanya bermula ketika seorang anak laki-laki yang duduk di bangku kelas lima diejek oleh teman-teman sekelasnya yang menuduhnya miskin.

Saat membela diri, dia mengungkapkan bahwa dia memiliki simpanan uang tunai sekira satu juta yen atau setara Rp 105 juta di rumahnya.

Baca juga: Turis Dilarang Masuk Distrik Geisha di Kyoto Jepang, Mengapa?

Baca juga: Viral Selebgram Minta Makan Gratis di Restoran Jepang, Sebut Tawarkan Promosi Secara Gratis

Itu adalah uang yang dia simpan sepanjang hidupnya, yang terdiri dari hadiah kerabat.

Tak lama setelah itu, teman sekelasnya mulai mendekatinya dengan membawa barang untuk dijual.

Sepanjang tahun, ada delapan transaksi untuk barang-barang yang menurut tiga teman sekelasnya akan meningkat nilainya seiring berjalannya waktu.

Satu itemnya adalah medali peringatan yang dijual di Akuarium Umum Pelabuhan Nagoya dengan harga sekitar 500 yen setara Rp 52 ribu.

Namun, anak laki-laki tersebut diberitahu itu adalah medali replika “emas murni yang dibuat khusus” dan nilai pasar emas saat ini adalah 9.000 yen setara Rp 950 ribu per gram dan akan terus meningkat seiring berjalannya waktu.

Nyatanya harga medali itu tak lebih dari Rp 50 ribu.

2 dari 4 halaman

Namun entah kenapa, dia berhasil meyakinkan anak laki-laki tersebut untuk membelinya seharga 360.000 yen setara Rp 38 juta.

Di lain waktu, anak laki-laki tersebut didekati untuk membeli sejumlah “uang plastik langka” seharga 250.000 yen setara Rp 26 juta.

Penukaran terjadi di toilet sekolah dan anak laki-laki tersebut menerima uang plastik langka yang ternyata 10 dolar Kanada.

Itu mungkin murni kebetulan, tetapi anak laki-laki itu menjual uang kertas peringatan 10 dolar tahun 2017 untuk menghormati ulang tahun Kanada ke-150 yang dijual dengan harga sekitar CAN$20 dan sekarang dalam kondisi sangat baik.

Namun itu masih jauh dari apa yang dia bayarkan.

Pada bulan Januari 2024, anak tersebut telah menghabiskan sekitar 930.000 yen dari tabungannya.

Baca juga: 8 Tempat Belanja Terbaik di Kyoto Jepang, Gion Shotengai Buat Berburu Barang Antik

Menyadari bahwa dia mungkin telah ditipu, dia berbicara dengan ayahnya tentang hal itu.

Sang ayah kemudian memberi tahu polisi yang melakukan penyelidikan.

Sejauh ini, orang tua dua dari tiga anak laki-laki yang menjual barang tersebut telah meminta maaf dan membayar kembali sebesar 250.000 yen.

Sementara itu, pembaca berita mengungkapkan keterkejutannya karena kejahatan semacam ini bisa dilakukan pada usia yang begitu muda dan bertanya-tanya apa penyebabnya.

3 dari 4 halaman

“Anak-anak ini mengalahkan penipu dewasa. Mereka membutuhkan hukuman yang berat.”

“Saya pikir jika Anda melakukan ini sebagai siswa SD, masa depan Anda sudah tertulis.”

“Meskipun itu dari hadiah, menurutku tidak baik membiarkan siswa sekolah dasar memiliki hampir satu juta yen secara cuma-cuma.”

“Sangat mengejutkan bahwa anak usia 12 tahun mempunyai bakat melakukan penipuan. Jika mereka dapat menggunakan kekuatan tersebut untuk kebaikan, mereka mungkin akan menjadi anggota masyarakat yang produktif.”

“Apakah ini disebabkan oleh buruknya pendidikan orang tua atau sekolah?”

“Saya khawatir tentang masa depan.”

“Anak itu punya tabungan lebih banyak daripada kebanyakan pegawai.”

“Sepertinya ada intimidasi juga. Saya ingin tahu apakah ini lebih merupakan pemerasan daripada penipuan.”

Mengingat seluruh kejadian dipicu oleh tindakan perundungan, kemungkinan besar ada unsur pemerasan dalam hal ini.

Polisi saat ini sedang mewawancarai semua orang yang terlibat untuk mengetahui lebih lanjut dan pihak sekolah mengatakan mereka juga bekerja sama.

4 dari 4 halaman

Apa pun situasinya, ini merupakan pengingat untuk mengajari anak-anak tentang pengelolaan uang yang bertanggung jawab sejak usia dini.

Sejujurnya, ada beberapa orang dewasa yang juga membutuhkan pengajaran.

Ambar/TribunTravel

Selanjutnya
Tags:
JepangNagoyapenipuanviral Ikan Shisamo Cromboloni
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved