TRIBUNTRAVEL.COM - Sejumlah pendaki tersesat di Gunung Gandang Dewata, Sulawesi Barat.
"Kami telah mendapat laporan dari warga bahwa ada pendaki yang mengalami trouble di Gandang Dewata," ujar Kepala BPBD Mamasa Gusti Hermiawan saat dikonfirmasi Tribun-Sulbar.com via pesan WhatsApp, Selasa (13/02/2024).

Kronologinya, sebanyak 8 pendaki yang merupakan mahasiswa Universitas Hasanuddin tiba di Mamasa pada Minggu (4/2/2024).
Kemudian pada Senin (5/2/2024) memulai pendakian Gunung Gandang Dewata.
Baca juga: Kisah Pendaki Pertama Kali Naik Gunung Kena Erupsi, Selamatkan Diri dengan Berguling dan Ngesot
Mereka tiba di puncak pada tanggal 9 Februari 2024 dan kembali berkemah di Pos 7.
Saat melanjutkan perjalanan turun Gunung Gandang Dewata, para pendaki ini tersesat.
Mereka juga kehabisan perbekalan.
"Tanggal 10 Februari melanjutkan perjalanan turun dan tersesat serta bahan makanan terakhir habis di malam hari, tanggal 11 Februari baru kembali menemukan jalur pendakian," jelas Gusti.
Esoknya pada tanggal 12 Februari sekira pukul 10.00 WIB, pendaki melanjutkan perjalanan dari jalur pos lima menuju pos empat.
Seorang pendaki atas nama Alfian Arif berjalan duluan untuk mencari bantuan.
Sebab, tujuh temannya sudah tidak sanggup melanjutkan perjalanan.
Ada dua pendaki mengalami cedera, satu orang dengan keluhan sakit maag, dan empat orang yang lain kelelahan.
Alfian Arif yang hendak mencari bantuan tiba di rumah warga Dusun Rante pongko, sekira pukul 19.00 WIB.
"Saat ini Alfian Arif istirahat di sekretariat KPA Quarles," ungkap Gusti.
Tim BKSDA resort Mamasa segera koordinasi bersama BPBD Mamasa, Basarnas Mamuju, Polres Mamasa, Kodim 1428, kecamatan dan Desa Tondok Bakaru, serta komunitas pecinta alam.
"Sesuai SOP kita akan lakukan pencarian dulu," pungkasnya.
Untuk diketahui tim pertama dan kedua dari BPBD Mamasa, BKSDA resor Mamasa, TNI Polri dan Komunitas pecinta alam telah berangkat membawa bahan makanan dan mengevakuasi.
Bahkan, Pos Lapangan BPBD didirikan di Dusun Rante Pongko, Desa Tondokbakaru, Kecamatan Mamasa.
Para pendaki pun telah ditemukan dan pada Selasa (13/2/2024) dalam proses perjalanan menjemput para pendaki.
“Tim satu sudah temukan dalam keadaan selamat,” ucapnya.
Karena kondisi cuaca di tengah hutan yang sedang hujan, pihaknya menyarankan untuk tim membuat kemah dan beristirahat.
"Kalau memungkinkan jalan malam, mungkin akan tengah malam sampai ke Mamasa," ungkap Guati.
Namun kata dia, pihaknya tak menyarankan untuk lanjut mengingat kondisi kesehatan para pendaki.
"Untuk saat ini tim sudah membawa bantuan untuk makan," ujarnya.
Baca juga: Panduan Naik Gunung Fuji Jepang Buat Pendaki Pemula
Belasan Pendaki Hilang di Gunung Pangrango, Begini Kondisinya saat Ditemukan

Beberapa waktu lalu, ini media sosial juga sempat dihebohkan dengan kabar hilangnya belasan pendaki di Gunung Pangrango, Jawa Barat.
Diketahui, rombongan yang hilang di Gunung Pangrango ini terdiri dari 13 pendaki.
Tim SAR pun mengambil langkah cepat tanggap mencari keberadaan 13 orang tersebut di Gunung Pangrango.
Akhirnya, 13 pendaki yang hilang di Gunung Pangrango ditemukan.
Baca juga: Viral Fitur Rahasia iPhone yang Jarang Diketahui, Terbukti Bisa Selamatkan Pendaki Terdampar
"Iya sudah (ditemukan)," kata Humas Basarnas, Ramli Prasetio saat dikonfirmasi TribunnewsBogor.com, Senin (29/1/2024).
Sebanyak 13 pendaki Gunung Pangrango tersebut telah ditemukan di Blok Pasir Bogor, Cibedug, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Alhamdulillah semua survivor sudah ditemukan di blok Pasir Bogor, Cibedug," ungkapnya.
Ia pun mengungkap kondisi para pendaki Gunung Pangrango itu ketika ditemukan.
Semua pendaki dalam kondisi selamat di Gunung Pangrango.
Meski begitu, ada dua orang pendaki yang terkilir.
"Kondisi selamat, hanya 2 orang terkilir dan sebagian lain kelelahan," kata Ramli.
Sebanyak 13 pendaki Gunung Pangrango itu dievakuasi oleh SAR Gabungan.
"Mereka sedang dibawa ke Kantor Resort Tapos bersama tim SAR," tuturnya.
Baca juga: Viral Pendaki Asal Jakarta Alami Cedera saat Naik Gunung Kerinci, Kini Berhasil Dievakuasi Tim SAR
Kronologi Hilangnya 13 Pendaki di Gunung Pangrango
Para pendaki yang berasal dari Cibedug, Ciawi, Kabupaten Bogor itu naik Gunung Pangrango pada Sabtu (27/1/2024).
Mereka mendaki dari Jalur Kulah Dua.
"Pendakian dimulai dari Cibedug, Kulah Dua," kata Komandan Damkar Sektor Ciawi, Nendri.
Ketigabelas pendaki itu membagi kelompok menjadi dua.
Ada yang 10 orang, serta 3 orang.
Kedua kelompok ini berpisah.
Mereka memulai pendakian sekira pukul 16.00 WIB.
"Ada dua kelompok yang satu 10 orang yang lainnya 3 orang, itu pisah," katanya.
Belum diketahui dengan pasti, apa sebenarnya motif pendakian lewat Jalur Kulah Dua tersebut.
Kabar yang beredar menyebut mereka mau kemping.
Namun, ada pula yang kabar bahwa mereka akan wisata religi.
"Informasi ke atasnya juga simpang siur, ada yang bilang mau camping ada yang bilang wisata religi," tutur Nendri.
Hingga sekira pukul 00.00 WIB, masih ada telepon dari pendaki.
Lalu, sekira jam 03.00 WIB pagi, pendaki yang bernama Ade Bagya sempat mengirim chat pada anaknya, Bintang.
Dalam chatnya Ade menginformasikan pada Bintang bahwa dirinya bersama rombongan tersesat di Gunung Pangrango.
Seorang saksi menerangkan 13 pendaki ini datang menggunakan mobil.
Sebanyak 13 orang itu membawa persediaan beras dan air.
"Semua anak-anak pakai mobil, cuma mobil buat bawa beras, air minum," kata seorang pria di video Instagram @Bogor24update.
Menurutnya, 13 pendaki tidak membawa perlengkapan kemping.
Baca juga: Cuma 3 Bulan, Dua Pendaki Pecahkan Rekor Mendaki 14 Gunung Tertinggi di Bumi
Mereka katanya membuat tempat berteduh menggunakan bambu.
"Dia juga tidak bawa tenda, cuma bikin saung pakai bambu," katanya.
Selain itu, mereka disebut-sebut juga membawa terpal.
"Katanya bawa (terpal)," kata seorang pria berbaju kuning di video.
(TribunSulbar.com/TribunnewsBogor.com/Hamsah Sabir/Wahyu Topami/Sanjaya Ardhi)
Artikel ini telah tayang di Tribunsulbar.com dengan judul Nyasar di Gunung Gandang Dewata Mamasa, Delapan Pendaki dari Unhas Sakit dan Kehabisan Makanan dan Pendaki WhatsApp Anak Sebelum Hilang di Gunung Pangrango, Bikin Tenda Pakai Bambu, Wisata Religi?.
Simak artikel lainnya seputar mendaki gunung di sini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.