TRIBUNTRAVEL.COM - Kota Solo cukup meriah dalam menyambut datangnya Tahun Baru Imlek.
Selain memasang ratusan lampion di kawasan Pasar Gede, Kota Solo juga membagikan kue keranjang pada Sabtu (3/2/2024) malam.

Panitia siapkan sebanyak 1.000 kue keranjang.
Event juga akan diramaikan pertunjukan Liong dan Barongsai Tripusaka.
Baca juga: Jadwal Barongsai Solo Safari 2024 Sambut Imlek, Ada Dua Pertunjukan dalam Sehari
Syaratnya, masyarakat harus mengumpulkan sampah yang berada di sekitaran arena Lampion Pasar Gede dengan menggunakan kantong sampah yang disediakan panitia.
Kegiatan ini dilatarbelakangi banyaknya sampah yang ditinggalkan masyarakat saat mengunjungi arena lampion di Pasar Gede.
LIHAT JUGA:
Menyikapi permasalahan ini, Pemuda Agama Konghucu Indonesia (Pakin) Kelenteng Tien Kok Sie Solo akhirnya menginisiasi gerakan tukar sampah dengan kue keranjang tersebut untuk mengurangi sampah di lampion.
"Kita sediakan 1.000 kue keranjang untuk pengunjung. Syaratnya harus mengumpulkan sampah yang ada di sekitaran lampion Pasar Gede dengan kantong sampah yang kami sediakan," kata Arista, perwakilan Pakin Solo kepada Tribunjateng.com.
Arista mengatakan, semua jenis sampah yang berada di sekitar lampion terutama sampah yang susah terurai seperti plastik bisa ditukar dengan kue keranjang ke panitia.
Baca juga: 13 Tempat Makan di Solo Jawa Tengah Buat Sarapan Enak, Bisa Pilih Bubur Ayam, Nasi Liwet atau Selat
Panitia akan menyediakan kantong sampah.
Satu kantong plastik bisa ditukar ke panitia dan akan mendapat dua kue keranjang.

"Masyarakat yang datang ke lampion silakan melarisi UMKM yang ada. Sampahnya bisa ditukar ke kita," imbuh Arista.
Dalam hal ini, Pakin Solo juga menggandeng BNN, panitia Grebeg Sudiro, GP Ansor, Solo Bersimfoni dan komunitas-komunitas untuk mengatasi sampah dengan berbagai gerakan.
Ketua 3 Grebeg Sudiro, Yanuar Sri Haryanto menambahkan kegiatan penukaran sampah dengan kue keranjang ini sudah berjalan beberapa tahun.
Tujuannya, mengedukasi masyarakat atau pengunjung lampion agar tidak nyampah dan membuang sampah bekas jajan ke tong sampah yang disediakan.
"Gerakan ini baru beberapa tahun, karena memang masalah yang paling kompleks di lampion ya sampah. Panitia bekerjasama dengan organisasi relawan melakukan kampanye di lampion," katanya.
Baca juga: 4 Hotel Murah Dekat Pasar Gede Solo, Tarif Mulai Rp 80 Ribuan per Malam
Sejarah kue karanjang
Kue keranjang awalnya merupakan persembahan dalam ritual upacara adat.
Namun secara perlahan kue keranjang berubah menjadi makanan khas di festival musim semi.
Menurut cerita, pada musim semi dan musim gugur pada 722-481 SM, China masih terbagi menjadi beberapa kerajaan kecil dan orang-orang menderita kelaparan karena perang.
Raja pun membuat dinding yang kuat untuk melindungi wilayah dari serangan, sehingga rakyat tidak lagi dibuat khawatir dengan perang.
Ia kemudian mengadakan jamuan pesta untuk merayakan ide ini.
Namun Perdana Menteri Wu Zixu berpikiran hal lain.

Menurut Wu, perang tidak bisa dipandang enteng.
Tembok yang kuat memang merupakan perlindungan yang baik, tetapi jika musuh mengepung kerajaan, tembok itu juga merupakan penghalang keras bagi diri kita sendiri.
"Jika keadaan benar-benar buruk, ingatlah untuk gali lubang di bawah dinding," kata Wu Zixu.
Bertahun-tahun kemudian, setelah Wu Zixu meninggal, kata-katanya menjadi kenyataan.
Baca juga: 4 Nasi Liwet di Solo Buat Sarapan Enak, Harga Murah dengan Porsi yang Banyak
Banyak orang mati kelaparan saat perang.
Tak tinggal diam, para prajurit kemudian melakukan apa yang dikatakan Wu Zixu.
Mereka menemukan bahwa tembok di bagian bawah dibangun dengan batu bata khusus yang terbuat dari tepung beras ketan.
Batu bata dari tepung beras ketan itu kemudian menyelamatkan banyak orang dari kelaparan.
Batu bata itulah Nian Gao yang ada sampai saat ini.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Tukar Sampah di Area Lampion Solo, Dapat Kue Keranjang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.