TRIBUNTRAVEL.COM - Seorang pengemis di Bogor belum lama ini tengah menjadi perbincangan hangat.
Pengemis bernama Baliah tersebut mendadak viral usai videonya saat mengemis diunggah ke TikTok.

Video itu memperlihatkan aksi Baliah tengah mengemis di kawasan wisata Gunung Bunder.
"Kasian teh, a kasian a," ucap Baliah saat mengemis dengan nada yang khas.
Baca juga: Viral Seorang Wanita Asal India Cuma Bicara 1 Jam Sehari Selama 32 Tahun, Ini Alasannya
Sejak videonya viral, Baliah terus menuai sorotan dari berbagai pihak.
Bahkan fakta-fakta baru tentang dirinya pun mulai terkuak.
Bailah sendiri merupakan ibu beanak satu yang berasal dari Pamijahan.
Ia kini tinggal di Desa Ciasihan, Kevamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Tak sendirian, Baliah tinggal bersama sang suami dan anaknya yang masih duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar.
Baca juga: Viral Keluarga Beranggotakan 8 Orang Pilih Tinggal di Hotel, Sebut Lebih Hemat Ketimbang Punya Rumah
Untuk hidup sehari-hari, Baliah mengandalkan hasil minta-minta dari rumah ke rumah.
Saat akhir pekan, ia pun berindah lokasi mengemis ke kawasan wisata Gunung Bunder, Kabupaten Bogor.
Ia nekat menuju lokasi tersebut menggunakan ojek dari rumahnya.
Saat tiba disana, ia pun mulai melakukan aksi mengemis.

Tak sedikit pengguna jalan yang memberikan uangnya lantaran merasa iba dengan sikap dan wajah yang ditunjukan Baliah.
Namun, usut punya usut Baliah memilki keluarga yang kaya.
Hal itu diungkapkan Lilih, Kepala Desa Ciasihan, Pamijahan, Kabupaten Bogor.
Menurut Lilih, Baliah masih memiliki kerabat yang terbilang mampu dari segi ekonomi.
Baca juga: Pasutri Menunduk Agar Penumpang Lain Bisa Potret Pemandangan dari Jendela Kereta, Fotonya Kini Viral
"Di lain pihak saudaranya juga pada kaya, cuma susah dibilanginnya mau gitu aja," terangnya.
Sementara itu, sambungnya, suami Baliah kondisinya memang menderita tuna rungu.
"Suaminya kalau kerja bisa, cuma engga bisa bicara aja," ungkapnya.
Lilih tak menapik jika sosok pengemis 'a kasian a' merupakan warganya.

Menurutya, Baliah memang kondisinya ada sedikit gangguan mental sehingga sulit saat diarahkan untuk tidak mengemis.
"Iya warga saya, cuma dia agak kurang, jadi susah dikasih tahunya, ngemis lagi ngemis lagi," ujarnya saat dikonfirmasi TribunnewsBogor.com, Sabtu (13/1/2023).
Menurut Lilih, Baliah merupakan salah satu warga yang rutin menerima beras Raskin atau beras untuk warga miskin.
Tak hanya itu, sambung bu Kades, keluarga Baliah juga masuk dalam kelompok PKH (Program Keluarga Harapan) yang kerap menerima bantuan dari pemerintah.
Baca juga: Viral Pria Nekat Gali Lubang Sedalam 40 Meter Karena Mimpi Ada Emas yang Terbukur, Nasibnya Tragis
Ia menyebut, sejaun ini pihaknya sudah berusaha memberikan bantuan kepada keluarga Baliah.
"Untuk sementara ini dari pemerintahan dapat juga bantuan baik beras ataupun KKS. Tapi kami pun engga bisa mencukupi," teragnya.
Ia tak menapik, bantuan yang diberikan kepada keluarga Baliah memang \belum mampu untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari.
"Kami pun engga bisa mencukupi," ujarnya.

Meski masuk dalam kategori keluarga tidak mampu, Baliah tak pernah merepotkan tetangga sekitar.
Baliah lebih memilih untuk mengemis di tempat lain, ketimbang harus meminta makan ke tetangganya.
"Enggak pernah, misal minta karena belum makan gitu ya, belum pernah itu mah," kata Ketua RT setempat, Agus, Sabtu (13/1/2024), dilansir TribunnewsBogor.com.
Tak hanya itu, Baliah juga kerap berbagi.
Baca juga: Viral Video Aksi Mesum Pria di Kereta, Raba Payudara Penumpang Wanita yang Tidur di Sampingnya
Apabila mendapat makanan lebih, Baliah kerap membagikannya ke tetangga.
"Kalau pulang-pulang kadang ada yang ngasih kerupuk dibawa dibagi-bagi kesini," ungkap Agus.
Selain makanan, Baliah juga sering memberi uang ke anak-anak.
"Suka ngasih ke anak-anak gitu Rp 2 ribu, kalau belanja ke pasar beli buah banyak bagi-bagi ke tetangga, baik orangnya mah," ujar salah satu tetangga Baliah.
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul FAKTA Pengemis 'A Kasian A' di Bogor, Punya Keluarga Kaya Tapi Rutin Terima Beras Raskin
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.