Breaking News:

Gegara Tak Beri Uang, Mantan TKI Diamuk Anak Kandungnya, Nyawa Nyaris Melayang

Seorang pemuda di Nunukan, Kalimantan Utara, MH (19) ditangkap lantaran mengamuk dan hendak menganiaya ibunya, seorang mantan TKI Malaysia.

Louis Galvez /Unsplash
Ilustrasi seorang ibu yang menangis pilu karena disakiti anaknya. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Viral nasib mantan TKI Malaysia yang disiksa anak kandungnya.

Nyawa mantan TKI ini bahkan nyaris melayang.

Baca juga: Harga Tiket Tepok Bulu 2023 Artis Indonesia vs Artis Malaysia, Hadirkan Duta Sheila on 7

Ilustrasi Pekerja Migran Indonesia.
Ilustrasi Pekerja Migran Indonesia. (TribunKaltim.co.id)

Baca juga: 10 Pusat Oleh-oleh di Kuala Lumpur Malaysia yang Lengkap dan Murah, Cocok Buat Berburu Suvenir

Alasan penyiksaan terhadap mantan TKI itu gegara tak diberi uang.

Seorang pemuda di Nunukan, Kalimantan Utara, MH (19) ditangkap lantaran mengamuk dan hendak menganiaya ibunya, seorang mantan TKI Malaysia berinisial SR (58) pada Senin (25/12/2023)

Baca juga: 5 Hotel Murah di Johor Bahru Malaysia, Tarif Mulai Rp 200 Ribuan dengan Kamar Full AC

Baca juga: Penemuan Kamera Tersembunyi di Airbnb Malaysia Picu Kemarahan Warganet

Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DSP3A) Nunukan Faridah Aryani membenarkan adanya peristiwa tersebut.

MH ditangkap setelah pemilik kontrakannya panik dan melapor ke Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (KSKP) Tunon Taka Nunukan.

"Si anak sempat merebut ponsel ibunya dan membantingnya ke lantai. Sempat mencoba memukul ibunya tapi tidak kena. Banyak baju ibunya dibakar di dalam rumah, sebagian dibawa keluar, dan dibakar juga," kata Faridah Aryani, Rabu (27/12/2023).

Diduga pemuda tersebut melakukan tindakan itu karena pengaruh obat terlarang.

"Memang saat dia mengamuk itu kondisinya tidak sadar karena menurut informasi yang kami dapat, dia mengonsumsi obat narkotika," katanya.

Baca juga: 5 Cara Bepergian dari Kuala Lumpur Malaysia ke Singapura, Pilih Tercepat atau Termurah?

Dugaan penyebab

2 dari 4 halaman

Faridah mengungkapkan, ibu MH adalah TKI asal Manado dan telah lama tinggal di Malaysia.

MH, menurutnya, lahir di Malaysia.

Ayah MH, meninggal saat usia MH masih kecil.

Akibatnya, MH hanya bersekolah sampai kelas 2 SD.

"MH tidak bisa membaca. Ada kesalahan pola asuh, di mana ibunya selalu memberinya uang. Jadi kejadian dia mengamuk dengan membakar semua baju ibunya, merupakan imbas dari pola asuh yang salah tersebut. MH mengamuk karena tidak dikasih uang ibunya," jelasnya.

Dari wawancara yang dilakukan petugas Dinas Sosial, MH dideportasi dari Malaysia pada 2021 atas kasus narkoba.

MH sempat dipulangkan ke kampung halamannya di Manado.

"Ibunya yang bekerja sebagai penjual buah di Malaysia, kemudian meminta keluarganya mencarikan rumah sewa. Jadi MH selama di Manado tinggal di rumah kontrakan yang dibayar ibunya melalui transfer setiap bulan," katanya.

Ibu jemput anaknya

Ibu MH berinisial SR sering menjadi sasaran razia di Malaysia lantaran masuk dari jalur ilegal.

3 dari 4 halaman

Paspornya juga diblacklist oleh pemerintah Malaysia, sehingga ia dilarang masuk Malaysia.

"Padahal selama ini dia sudah nyaman karena penghidupannya di Malaysia sana. Ia hidup dari menjual buah-buahan. Tapi itulah resiko masuk ilegal. Saat ini, nama SR masuk daftar hitam, dan kalau nekat masuk, akan berisiko ditangkap dan dijebloskan penjara Malaysia dengan tuduhan pencerobohan negara," sambung Faridah.

Di Nunukan, SR masih memikirkan hidup anaknya yang seorang diri di Manado.

SR menjemput anaknya di Kota Tarakan, untuk dibawa ke Nunukan, dan menempati rumah kontrakan, dengan biaya sewa Rp 350.000 per bulan.

Terdesak dengan kondisi ekonomi, di usia senjanya, SR terus berusaha mencari pekerjaan dan diterima sebagai satu karyawan rumah makan.

Demi si anak, ia harus berangkat kerja berjalan kaki lumayan jauh, dan memohon pemilik rumah makan meminjaminya uang Rp 50.000 setiap harinya.

"Uang itu untuk anaknya. Rokok anaknya rokok mahal, jadi ibunya terpaksa meminjam Rp 50.000 setiap harinya," tutur dia.

SR kemudian keluar dari pekerjaannya karena usia yang telah menua.

Karena menganggur, iapun tak memiliki pemasukan. Sang anak pun hendak menganiayanya saat SR menolak memberikan uang.

"Saat ini, keduanya kita titipkan di shelter pemberdayaan perempuan. Selanjutnya akan kita tempatkan di RPTC. Kondisi si pemuda juga sudah normal pasca disuntik obat penenang," lanjut Faridah.

4 dari 4 halaman

Dipulangkan ke Manado

Menurut Faridah, saat normal, MH terlihat sangat dekat dan sayang pada ibunya.

"Si anak ini kecanduan narkotika, harus ada upaya agar dia lepas dari pengaruh obat terlarang itu," sambungnya.

DSP3A Nunukan, sedang mengupayakan pemulangan keduanya ke Manado.

Nantinya, mereka akan berada di lingkungan keluarga, yang tentunya lebih terjamin dan berada dalam pengawasan pihak keluarga.

"Kita segera koordinasi dengan Dinas Sosial di Manado, agar SR diberi modal usaha, dan penanganan lanjutan untuk anaknya. Kalau di Nunukan, tidak mungkin dia terus terusan tinggal di RPTC. Kalau ada apa-apa, tidak ada keluarganya. Terlalu berisiko. Jadi opsi kami adalah dipulangkan, dan diberi modal untuk membuka usaha di kampungnya," kata Faridah.

Kisah Lainnya - KISAH Pak Totok, Dibuang 2 Anaknya ke Panti Jompo saat Stroke: Jika Meninggal Langsung Dikubur Saja

Di usianya yang mulai menua dan sakit-sakitan, Pak Totok justru harus merasakan kepedihan karena diabaikan oleh kedua anaknya.

Ya, anak-anak Pak Totok memilih membuang sang ayah yang sedang sakit stroke ke panti jompo.

Sedihnya lagi, jika suatu saat ayahnya meninggal, mereka tidak ingin diberitahu dan meminta jasad sang ayah langsung dikuburkan.

Seperti apa kisahnya?

Pak Totok yang mengalami stroke kini dirawat di Griya Lansia Khusnul Khatimah, Malang Jawa Timur.

Pak Totok datang ke panti jompo tersebut diantar oleh 2 anak kandungnya.

2 Anak kandung yang bernama Desy dan Deny menyerahkan Pak Totok ke panti tersebut.

Menurut cerita akun TikTok @ariefcamra selaku ketua Yayasan Griya Lansia Khusnul Khatimah menuliskan bahwa 2 anak kandung itu menyerahkan Pak Totok hingga kematian san ayah tiba.

Bahkan ketika Pak Totok meninggal, 2 anak kandung tersebut tudak perlu dikabari.

Sebelum ke Griya Lansia, Pak Totok tinggal di rusunawa di daerah Surabaya numpang di kerabatnya.

Ternyata, 2 anak kandung tersebut merasa sakit hati karena sejak kecil tidak pernah mendapat perhatian dari Pak Totok dan merasa diabaikan.

Pak Totok dibuang 2 anaknya ke panti jompo saat detika stroke

DUA ANAK KANDUNG SERAHKAN AYAHNYA SECARA TOTAL KE GRIYA LANSIA.

*Mereka bilang, kalau ayah saya meninggal, saya tidak usah dikabari. Langsung dikubur saja.

Siang ini saya mewakili Griya Lansia, menerima penyerahan seorang ayah (namanya pak Totok) yang menderita sakit stroke.

Diserahkan secara keseluruhan sampai kematian ayahnya tiba, dan jika tertakdir meninggal di Griya Lansia, dua anak ini menyatakan tidak perlu dikabari.

Silahkan langsung dikubur.

Pernyataan mereka yang tidak bersedia merawat ayahnya itu, dituang dalam surat pernyataan diatas materai dan ditandatangani dua saksi.

Pak Totok tidak punya rumah, tinggal di Rusunawa Bandarejo Sememi Surabaya, numpang di kerabatnya.

Ia sesungguhnya terlantar karena anaknya tidak peduli.

Setelah kami gali, apa penyebab dua anaknya tidak mau merawat?

Jawabnya; ketika kecil ayah mengabaikanku.

Kurang lebih begitu."

Setiba di Griya Lansia Khusnul Khatimah, Pak Totok langsung mendapat perawatan

Setelah tiba di Griya Lansia, Pak Totok langsung dirawat oleh petugas.

Rambut Pak Totok dicukur dan dimandikan.

Terlihat wajah Pak Totok lebih segar.

Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com dengan judul Kisah Mantan TKI Diamuk Anak di Nunukan, Nyawa Nyaris Melayang, Baju Dibakar Gegara Tak Kasih Uang

Selanjutnya
Sumber: Tribun Style
Tags:
Kalimantan UtaraNunukanviral Cromboloni Dhawank Delvi Syakirah
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved