TRIBUNTRAVEL.COM - Viral aksi nekat yang dilakukan bocah Sekolah Dasar (SD) di Sukoharjo Jawa Tengah.
Bocah SD itu nekat mengayuh sepeda sejauh 36 kilometer.
Baca juga: Daftar Harga Makanan dan Minuman di Pecel Menangan 2 Sukoharjo Buat Sarapan yang Mengenyangkan
Baca juga: Murahnya Bakso Ayam Luhung Tanaya di Sukoharjo Mulai Rp 7 Ribuan, Cocok Buat Makan Siang Enak
Aksi nekatnya itu dilakukan untuk mencari keberedaan ibunya yang menikah lagi.
Untungnya, bocah cilik itu ditemukan relawan Karangpandan yang kemudian membawanya ke Mapolsek Karangpandan.
Baca juga: Nongkrong di Coffee Shop Unik Sukoharjo, Punya Konsep Bangunan Mirip Istana Kerajaan
Baca juga: Daftar Menu dan Harga Semesta Pagerboto, Tempat Makan Baru di Sukoharjo Jawa Tengah
KOH (10), bocah kelas IV SD di Gentan, Baki, Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng) nekat naik sepeda hingga Karangpandan, Karanganyar atau sejauh 36 km pada Selasa (28/11/2023) malam.
KOH naik sepeda dari yayasan sosial di Gentan, Kecamatan Baki, Sukoharjo untuk mencari ibunya yang berada di Tawangmangu.
Tetapi ia tidak tahu ibunya itu tinggal di wilayah mana.
KOH tampak kebingungan di Dukuh Pandan Kidul, Karangpandan.
Akhirnya, relawan Karangpandan membawa anak itu ke Mapolsek Karangpandan.
Kapolsek Karangpandan AKP Budi Raharjo mengatakan, KOH berangkat naik sepeda onthel dari Gentan, Sukoharjo sendirian.
Baca juga: Danau Asmara, Tempat Makan Hits di Sukoharjo Jawa Tengah, Cek Daftar Harga Menunya
Ia berniat mencari ibunya di Tawangmangu.
Untuk diketahui, orangtua KOH sudah lama berpisah.
Ayahnya sebagai seorang tukang becak.
Kemudian ibunya menikah lagi dan tinggal di Tawangmangu.
"Ke sininya sendirian. Mungkin dari orangtuanya sudah berpisah. Ayahnya tukang becak. Kemudian ibunya setelah berpisah menikah lagi di Tawangmangu sana. Perkiraan kami mau menemui atau menyusul ke Tawangmangu," kata Budi dihubungi Kompas.com, Rabu (29/11/2023).
Menurut dia, anak ini sulit diajak untuk berkomunikasi karena berkebutuhan khusus.
Untuk mengetahui alasan anak itu pergi naik sepeda onthel sampai Karangpandan, pihaknya meminta anak tersebut menulis di kertas.
Setelah mengetahui identitas anak itu, polisi kemudian menghubungi pihak pengasuh yayasan sosial tempat di mana KOH tersebut tinggal.
"Setelah kita mintai keterangan identitasnya, biodatanya, suruh menulis di kertas kan masih kelas IV SD. Kemudian kita menghubungi pengurus yayasannya (tempat KOH tinggal)," ujar dia.
Budi menyampaikan, malam itu juga KOH dijemput oleh pengasuh dan dibawa kembali ke yayasan sosial di Gentan, Baki, Sukoharjo.
"Malam itu juga (KOH) langsung dijemput pengasuh yayasannya," terang Budi.
Kisah Serupa - Aksi nekat 2 bocah SD di Madura pergi ke Jakarta naik motor tanpa helm demi bertemu teman sebaya, hanya bawa uang Rp 100 ribu
Nekatnya dua bocah 12 tahun yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Sampang, Madura dimana bocah Madura nekat pergi ke Jakarta dengan menggunakan sepeda motor.
Bahkan di usianya yang masih 12 tahun, 2 bocah Madura ini bepergian hanya bermodal nekat, tanpa kesiapan yang matang seperti layaknya orang berpergian jauh pada umumnya.
Dua bocah ini hanya bawa uang Rp 100 ribu hasil dari meminjam ke tetangga.
Kemudian pakaian yang dibawa hanya baju yang melekat di tubuh mereka, berupa kaos oblong, celana pendek, serta sandal jepit.
Akan tetapi, sebelum sampai ke kota tujuan, keduanya dicegat oleh anggota kepolisian di wilayah Kecamatan Tengaran, Semarang, Jawa Tengah, (Jateng), sekaligus diamankan di Kantor Polsek setempat.
Atas kondisi tersebut, pihak keluarga bergegas menjemput dan ternyata tujuan ke dua bocah pergi ke Jakarta hanya ingin bertemu dengan teman sebayanya yang sebelumnya sering komunikasi melalui telepon.
Salah satu bocah berinisial D mengatakan bahwa, dirinya bersama temannya (MZ) berboncengan berangkat ke Jakarta pada (19/11/2023) sekitar 13.00 WIB.
Perjalanannya ke luar kota baru pertama kali, tidak mengetahui rute. Sehingga berinisiatif menggunakan Google Map (GPS).
"Kita menyetir bergantian, tanpa menggunakan helm dan selama perjalanan tidak bertemu Polisi," ujarnya, Selasa (21/11/2023).
Saat malam hari mereka menginap di sebuah Gardu, lokasinya di pinggir jalan raya Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Kemudian keesokan harinya, baru melanjutkan perjalanan. Sedangkan saat merasa lapar, mereka hanya membeli mie instan.
"Uang yang Rp 100 ribu itu juga kami buat untuk beli bensin dan saat kami diamankan Polisi pada (20/11/2023), sisa uang tinggal Rp 10 ribu," ucap D dengan polosnya.
Sementara, pihak keluarga bocah (MZ), Jauhari menyampaikan, pertama kali informasi itu didengar dari istrinya yang ditelfon oleh petugas kepolisian.
Saat itu dirinya tidak langsung percaya karena khawatir penipuan, sehingga meminta foto dan video keberadaan keponakannya tersebut.
"Setelah dikirim foto dan video, saya langsung bergegas menjemput ponakan saya ke Jawa Tengah dengan ditemani keluarga," katanya.
Ia merasa tidak habis pikir, ponakannya memiliki inisiatif ke Jakarta. Sebab saat berangkat dirinya bertemu dengan ponakannya di Pasar dan saat ditanya, ponakannya hanya ingin beli-beli.
"Saat itu saya percaya, tanpa menaruh rasa curiga karena mereka hanya mengenakan kaos dan celana pendek," tuturnya.
Terpisah, Kapolsek Pangarengan Ipda Iwan Suhadi membenarkan atas peristiwa tersebut, bahkan pasca dijemput oleh pihak keluarga, kedua bocah tersebut berada di Mapolsek Pangarengan untuk dilakukan mediasi.
"Kaki panggil semua pihak keluarga dari ke dua anak ini, semoga kedepan tidak ada lagi peristiwa yang sama. Saya harapkan para orangtua menjaga betul-betul anaknya," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com dengan judul Bocah SD di Sukoharjo Ini Naik Sepeda 36 Km, Nggak Tau Tujuan, Pengen Cari Ibunya yang Nikah Lagi
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.