TRIBUNTRAVEL.COM - Kasus kebakaran di kawasan Bromo menemui babak baru.
Pasangan prewedding dan pelaku akan melaporkan Petugas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) imbas kebakaran di bukit savana.
Baca juga: Pengakuan Calon Pengantin Soal Kebakaran Bromo: Sudah Coba Padamkan Api Pakai 5 Botol Air tapi Gagal

Baca juga: Pasangan Calon Pengantin yang Bikin Sabana Bromo Kebakaran Akhirnya Minta Maaf
Menurut pasangan prewedding dan pelaku yang sudah ditetapkan polisi, kebakaran di kawasan bukit savana Taman Nasional Bromo Tengger Semeru bukan kesalahan mereka saja.
Mereka menganggap petugas TNBTS juga turut andil hingga menyebabkan kebakaran di kawasan Bromo.
Baca juga: Imbas Kebakaran Bukit Teletubbies Gunung Bromo, Aliran Air Bersih ke 6 Desa Terputus
Baca juga: Relawan Mulai Lakukan Pendinginan di Sabana Bromo, Dibantu Truk Tangki Air 6.000 Liter
Seperti diketahui, kawasan bukit savana Taman Nasional Bromo Tengger Semeru mengalami kebakaran usai sesi foto prewedding yang menggunakan flare.
Letupan flare itu membakar padang savana dan terus membesar.
Api baru berhasil dipadamkan pada Rabu (13/9/2023).
Kasus insiden kebakaran di kawasan wisata Bromo ini pun terus bergulir.
Polisi telah menetapkan satu orang tersangka berinisial AWEW (41) yang merupakan manajer atau penanggung jawab wedding organizer (WO).
Sementara, lima orang lain ditetapkan sebagai saksi, termasuk calon pengantin yakni HP (39) dan PMP (26).
Adapun, kelima saksi telah meminta maaf kepada warga Tengger.
Mereka juga akan memperbaiki pipa air bersih yang rusak imbas kebakaran di padang savana TNBTS.
Terbaru, para pelaku prewedding berencana melaporkan petugas TNBTS ke polisi.
Petugas dilaporan atas dugaan kelalaian pengamanan.
Kuasa hukum saksi dan tersangka kebakaran Bromo, Mustadji membenarkan rencana pelaporan petugas TNBTS ke polisi.
“Saya juga akan memberikan pembelaan kepada tersangka, kalau itu harus dilanjut di peradilan.
Saya juga akan melaporkan balik petugas TNBTS karena tidak memberikan pelayanan maksimal kepada konsumen, yaitu wisatawan,” ujarnya, dilansir Surya.co.id dari Kompas.com, Sabtu (16/9/2023).
Mustadji mengungkapkan, tidak ada pemeriksaan kepada kliennya sebelum kejadian.
Barang bawaan wisatawan juga dia klaim tidak diperiksa.
Menurutnya, hal tersebut menunjukkan petugas terkesan melakukan pembiaran kepada wisatawan.
“Ini merupakan masukan dari kepala desa dan termasuk romo dukun mengatakan begitu.
Untuk konsep foto dengan flare (suar) memang dari pihak wedding organizer dan disetujui oleh klien,” kata dia.
Baca juga: Nasib Calon Pengantin yang Bikin Sabana Bromo Kebakaran: Kena Sanksi Wajib Lapor
Tanggapan TNBTS
Kepala Bagian Tata Usaha TNBTS Septi Eka Wardani mengatakan, pihaknya enggan mengomentari rencana pelaporan dari pasangan tersebut.
"Yang pasti, kami menyikapi hal yang terjadi secara proporsional, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku," ujarnya kepada Kompas.com, Minggu (17/9/2023).
Sementara terkait rencana pembukaan kembali kawasan Bromo yang ditutup sejak Rabu (10/9/2023) pukul 19.00 WIB, Septi menyatakan sedang mengkaji kesiapannya.
"Semoga dalam waktu beberapa hari ini bisa dibuka kembali," ujarnya.
Menurutnya, padang rumput yang hangus terbakar diperkirakan membutuhkan waktu 2-3 bulan setelah turun hujan untuk bisa tumbuh lagi.
Septi juga enggan mengomentari soal keberadaan petugas yang memeriksa pengunjung maupun barang bawaannya sebelum masuk ke kawasan taman nasional.
Meski begitu, ia menegaskan pengunjung seharusnya mengetahui aturan dan larangan yang berlaku sebelum masuk.
"Setelah booking online dan pembelian tiket berhasil, artinya sudah diizinkan masuk.
Nanti tiket tersebut akan di cek barcode-nya oleh petugas di pintu masuk," jelasnya.
Menurut Septi, pengunjung sudah bisa membaca aturan masuk ke dalam kawasan taman nasional saat melakukan pembelian tiket.
Ketentuan tersebut berada di halaman depan situs pembelian tiket sebelum transaksi selesai dilakukan.
Menurutnya, pengunjung harus membaca ketentuan itu terlebih dahulu.
"Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, apa yang boleh dan tidak boleh dibawa, ada semua dalam web booking online kami," tegasnya.
Ketentuan tersebut juga diunggah melalui media sosial, bahkan diatur untuk selalu berada di unggahan paling atas.
Septi berharap pengunjung yang akan masuk ke TNBTS harus membaca dengan teliti setiap ketentuan masuk dan beraktivitas dalam kawasan tersebut.
"(Baca juga) papan-papan informasi, imbauan, dan peringatan yang kami pasang di sepanjang jalur wisatawan," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Tanggapan TNBTS Soal Rencana Pelaku Prewedding Laporkan Petugas Imbas Kebakaran Bukit Savana
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.