TRIBUNTRAVEL.COM - Seorang penumpang wanita yang sedang hamil mengaku dikeluarkan paksa dari pesawat.
Insiden tersebut terjadi dalam pesawat EasyJet yang hendak terbang dari Belfast, Irlandia menuju Ibiza, Spanyol pada Sabtu (19/8/2023).
Melansir New York Post, seorang ibu yang sedang hamil tujuh bulan diusir dari penerbangan EasyJet.
Bahkan, pramugari EasyJet menyebutnya seseorang yang kasar.
Baca juga: Staf Pesawat Bikin Penumpang Berkebutuhan Khusus Jatuh dari Kursi Roda dan Merangkak ke Kursinya
Peristiwa tersebut terjadi saat penumpang hamil tersebut meminta bantuan untuk mencari tempat untuk tasnya di kompartemen atas.
Siobhan Foster, suaminya, James, dan putri mereka yang berkebutuhan khusus, Florence, menaiki pesawat EasyJet yang penuh sesak ketika seorang pramugari yang pemarah mengusir mereka.
LIHAT JUGA:
"Saya tidak akan pernah terbang dengan easyJet lagi, saya mengerti mengapa orang menyebutnya pesawat busuk!" ujar Foster melalui Facebook.
Foster pun menceritakan kronologi ia dan keluarga kecilnya diusir dari pesawat.
Awalnya, Foster bertanya kepada pramugari, yang tidak disebutkan namanya, apakah ada ruang lagi di penyimpanan atas (overhead bin) dan diberi tahu bahwa "jelas tidak ada lagi."
Baca juga: Penumpang Minta Refund Tiket Pesawat karena Duduk di Dekat Anjing yang Terus Kentut dan Berliur
"Anda harus mencari sendiri suatu tempat meskipun sebenarnya tidak ada tempat," ujar Foster menirukan ucapan pramugari.
Namun ketika Foster meminta bantuan, karena dia sedang hamil tua, karyawan EasyJet tersebut mengatakan kepadanya: "Anda melakukan kekerasan dan bukan tugas saya untuk membantu Anda."
Pramugari lain dilaporkan mendukung rekan kerjanya, namun Foster berpendapat bahwa awak pesawat selalu membantunya di maskapai lain.
"Menulis ini, saya mengerti itu akan membuat Anda berpikir saya melakukan kekerasan, tapi sejujurnya saya tidak melakukan itu dan seluruh pesawat dapat menjamin saya," tulis Foster.
"Orang-orang mengunggah tentang betapa buruknya saya diperlakukan," sambungnya.
Tak lama kemudian, Foster akhirnya menemukan tempat untuk barang bawaannya, namun kemudian didekati oleh dua awak kabin yang juga menuduhnya agresif.
Namun Foster mengabaikannya karena ia menangis dan kesal.
Beberapa saat kemudian, dia dan keluarganya diusir dari penerbangan oleh pramugari yang pemarah dan lainnya.
Baca juga: Video Viral, Penumpang Batik Air Terjebak di Pesawat, Lampu & AC Mati Bikin Panik dan Histeris
Ketika mereka bertanya mengapa mereka dikeluarkan dari pesawat, mereka diberitahu bahwa itu karena Foster agresif.
"Seluruh pesawat dapat melihat bagaimana dia (pramugari) bersikap terhadap saya," kata Foster.
Setelah itu, pramugari terpaksa mengeluarkan 180 penumpang dari pesawat.
"Setiap penumpang di sana bersorak pada pramugari ini, yang notabene mengaku sebagai manajernya," kisah Foster.
"Semua orang kembali ke dalam dan tiga mobil polisi tiba. Rasanya seperti sesuatu yang belum pernah saya alami sebelumnya, lalu nama saya, suami, saudara laki-laki, dan ibu saya dipanggil melalui speaker untuk datang ke Gate 8," sambungnya.
Foster menceritakan, ia dan keluarganya ditemui oleh delapan petugas polisi dan dua karyawan Swissport dan diberitahu bahwa mereka tidak akan diizinkan kembali ke penerbangan sesuai keputusan maskapai.
Ia mengaku mereka kemudian diantar keluar bandara oleh polisi dan harus menunggu tiga jam untuk mendapatkan kembali bagasi terdaftar mereka.
Baca juga: 2 Jam Mengudara, Pesawat Mendadak Putar Balik Gara-gara Penumpang Alami Diare
"Jadi, sepanjang hari itu kami berada di bandara Belfast dari jam satu siang hingga jam 9 malam itu bersama anak kami. Kaki saya sangat bengkak dan sakit. Saya menangis tak terkendali karena hal ini terjadi pada kami tanpa alasan apapun," jelas Foster.
"Saya sangat trauma sampai-sampai saya tidak tahu bagaimana saya bisa terbang lagi," sambungnya.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Easy Jet membantah melakukan kesalahan dan mengklaim keluarga Foster berperilaku mengganggu.
"Kru kabin dan darat EasyJet dilatih untuk menilai dan mengevaluasi semua situasi dan bertindak cepat dan tepat untuk memastikan bahwa keselamatan penerbangan dan penumpang lainnya tidak terganggu kapanpun," kata juru bicara itu.
"Kapten mengambil keputusan untuk meminta seluruh penumpang dalam penerbangan untuk kembali ke terminal sehingga situasi dapat teratasi dan segera setelah itu mereka kembali naik dan pesawat melanjutkan perjalanan ke Ibiza," sambungnya.
Akibat insiden tersebut, penerbangan ditunda setidaknya selama empat jam.
Pesawat akhirnya terbang ke Ibiza pada hari yang sama dengan kru kabin lain, karena kru kabin sebelumnya telah mencapai jam yang ditentukan.
Baca juga: Penumpang Memaksa Masuk Ruang Kokpit, Sempat Berusaha Buka Pintu saat Pesawat Lepas Landas
Keluarga Foster akhirnya tiba di Ibiza keesokan harinya setelah berhasil mendapatkan penerbangan Ryanair dari Dublin.
"Syukurlah kami sampai di Ibiza dan mengadakan pernikahan saudara laki-laki saya untuk mengungkapkan betapa stres, kesal, dan kewalahannya saya selama ini. Sejujurnya saya merasa tidak bisa berkata-kata lagi," ungkap Foster.
"EasyJet seharusnya malu pada diri mereka sendiri dan saya masih terkejut dengan perlakuan kami terutama karena kami sedang hamil tujuh bulan dan memiliki anak berkebutuhan khusus," tutupnya.
(TribunTravel.com/SA)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.