TRIBUNTRAVEL.COM - Belakangan ini ramai pembahasan soal udara di Jakarta.
Polusi udara di Jakarta makin parah, hingga langit biru yang indah pun tertutup kabut.

Gedung-gedung pencakar langit juga ikut tertutup keberadaan kabut tipis yang menghalangi pandangan.
Dengan adanya polusi udara yang kian memburuk, liburan sejenak dari Jakarta ke kota lain pun jadi pilihan untuk menikmati udara segar.
Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Kian Memburuk, Jokowi Dorong Pekerja WFH hingga Rekayasa Cuaca
Salah satu yang menjadi destinasi berlibur sejenak dari polusi udara yang meliputi Jakarta adalah Bali.
Hal ini memberikan dampak bagi okupansi atau tingkat hunian kamar hotel di Pulau Dewata itu.
Wakil Ketua PHRI Bali I Gusti Ngurah Suryawijaya saat diwawancarai mengatakan bahwa okupansi sedikit terpengaruh dari kejadian tersebut.
Kenaikan okupansi sudah terlihat, walau tidak signifikan.
“Ada pengaruh, tapi tidak siginifikan. Dia (warga ibukota) kan tidak menetap, mereka berlibur. Lebih baik dia berlibur di Bali, udaranya masih lebih bagus daripada ibu kota," jelas Wakil Ketua PHRI Bali I Gusti Ngurah Suryawijaya pada Selasa (22/8/2023) pada TribunBali.com.
Kenaikan okupansi ini dikatakannya mulai terjadi sejak awal Juli 2023 lalu.

Ketidaknyamanan warga di ibu kota diakuinya akan membuat mereka pergi ke Bali.
Tidak hanya Bali, beberapa daerah lainnya juga menjadi destinasi liburan sementara untuk bebas dari hiruk pikuk kota besar.
Bali sendiri menurutnya tentu akan mendukung perpindahan tersebut jika dari sisi berlibur.
Namun, jika perpindahan bersifat permanen dan membuat penuh, tentu tidak akan baik untuk Bali karena bisa menjadi beban.
Sementara itu, berdasarkan data dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, pada Juli 2023 jumlah penumpang domestik melejit.
Tercatat penumpang di Bandara Ngurah Rai mencapai 483.339 orang datang dan 510.259 berangkat, sehingga total melayani 993.598 penumpang.
Sementara catatan Bandara Ngurah Rai pada bulan Juni, yaitu melayani sebanyak 909.341 penumpang domestik.
Baca juga: Itinerary Bali 3 Hari 2 Malam, Cocok untuk Jelajahi Berbagai Tempat Wisata Eksotis
Adapun rinciannya, 463.549 penumpang datang dan 445.792 berangkat.
Dari data tersebut nampak jumlah penumpang domestik pada Juni lebih banyak dibandikan Juli.
Jakarta menjadi rute domestik tersibuk dengan jumlah 508.375 penumpang selama bulan Juli.
Demikian pada bulan Juni jumlah penumpang rute Jakarta-Denpasar sebesar 459.887 penumpang.
Baca juga: Bule Nekat Jalan Kaki Terobos Tol Bali Mandara, Ternyata Habis Bikin Keributan di Tempat Lain
Dispar Bali Persilakan Warga Jakarta yang WFH Bekerja dari Pulau Dewata
Parahnya polusi udara yang terjadi di Jakarta membuat pemerintah setempat membuat aturan work from home (WFH) untuk para pekerja ASN.
Melihat hal tersebut, Kepala Dinas Pariwisata Bali, Tjok Bagus Pemayun mengatakan dengan adanya kegiatan WFH kembali, diharapkan akan ada pekerja yang melakukan work from Bali.
“Ya itu kan harapan kami. Kalau Jakarta sekarang WFH harusnya ada yang work from Bali. Makanya saya katakan tren ke depannya wisatawan yang datang akan mencari yang aman, nyaman dan sehat karena pandemi Covid-19 mengajarkan kita, sehingga mereka akan kembali ke alam. Cuma data dari Jakarta yang WFH saya belum dapat,” katanya.
Namun, kata Tjok Pemayun, dari informasi yang ia dapatkan di satu sisi saat ini harga tiket pesawat ke Bali masih lumayan tinggi.
Baca juga: Rekomendasi 3 Tempat Makan Baru di Bali yang Hits, Tawarkan Konsep Unik
Sementara itu WFH artinya masyarakat tidak boleh bepergian, terlebih khusus untuk ASN yang berada di Jakarta sudah terhubung dengan sebuah aplikasi, sehingga jika dia sampai pergi keluar Jakarta atau rumah akan ketahuan dan akan diberikan sanksi.
“Itu kan harapannya (work from Bali) atau weekend ke Bali. Kan bisa Jumat sore setelah jam kantor ke Bali, minggu balik kan segar datang dari Bali,” imbuhnya.
Sementara mengenai Ubud menduduki posisi kelima dengan tingkat polusi udara yang tinggi, Tjok Pemayun meragukan hal tersebut.
Sebab, hamparan sawah dan pepohonan hijau masih banyak ditemukan di Ubud.
Baca juga: 5 Tempat Wisata Hits di Badung Bali, Cek Harga Tiket Masuk, Jam Buka dan Lokasi
Terlebih penggunaan kendaraan lebih sedikit jika dibandingkan dengan daerah pariwisata yang lain, seperti Canggu.
“Artinya ambang batasnya belum sampai jumlah tertentu yang menyebabkan Ubud ini masuk kriteria yang buruk lah. Masalah polusi ada, tetapi tidak sampai ambang batas yang dikatakan polusi itu,” ungkapnya.
Sementara itu, mengantisipasi polusi udara jika peningkatan wisatawan meningkat di Bali, Tjok Pemayun meminta agar masyarakat lebih bijak lagi menggunakan kendaraan.
Jika dirasa tidak penting sekali, jangan gunakan kendaraan untuk beraktivitas.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Pulau Dewata Dipilih Jadi Tempat Berlibur dari Polusi Udara di Jakarta dan Polusi Udara Jakarta, Dispar Harapkan Pekerja WFH Datang, Silakan Work from Bali.
Simak artikel lainnya seputar Bali di sini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.