Breaking News:

Kebakaran Hutan Gunung Rinjani, Jalur Pendakian Aik Berik dan Tetebatu Ditutup

Jalur pendakian Aik Berik dan Tetebatu Gunung Rinjani ditutup usai kebakaran hutan yang melanda wilayah tersebut pada Jumat (4/8/2023).

Penulis: Ratna Widyawati
Editor: Ratna Widyawati
rinjaninationalpark.com
Gunung Rinjani. Jalur pendakian Aik Berik dan Tetebatu Gunung Rinjani ditutup usai kebakaran hutan yang melanda wilayah tersebut pada Jumat (4/8/2023). 

TRIBUNTRAVEL.COM - Balai Taman Nasional Gunung Rinjani mengumumkan penutupan jalur pendakian Aik Berik dan Tetebatu usai terjadi kebakaran hutan di kawasan tersebut pada Jumat (4/8/2023).

Kebakaran terjadi di wilayah kerja Resort Aik Berik SPTN Wilayah I dan Resort Joben SPTN Wilayah II Taman Nasional Gunung Rinjani.

Gunung Rinjani, Lombok, NTB. Jalur pendakian Aik Berik dan Tetebatu Gunung Rinjani ditutup usai kebakaran hutan yang melanda wilayah tersebut pada Jumat (4/8/2023).
Gunung Rinjani, Lombok, NTB. Jalur pendakian Aik Berik dan Tetebatu Gunung Rinjani ditutup usai kebakaran hutan yang melanda wilayah tersebut pada Jumat (4/8/2023). (unsplash.com/@verstuyftj)

Berdasarkan pemantauan aplikasi Sipongi, visual CCTV dan laporan Tim Lapangan, kondisi kebakaran hutan yang terjadi sejak 4-8 Agustus 2023 menyebabkan kebakaran seluas 205 hektar.

Beruntung api sudah bisa dipadamkan dengan mengerahkan setidaknya lima tim gabungan.

Baca juga: 6 Tempat Wisata yang Lagi Hits di Karanganyar, Kemuning Sky Hills Punya Jembatan Kaca Viral

Tonton juga:

Di antaranya terdiri dari Masyarakat Peduli Api (MPA), Anggota Polres Lombok Tengah, MPA Resort Aik Berik, MPA Resort Jiben dan Polhut Taman Nasional Gunung Rinjani.

Sebagai antisipasi kebakaran yang lebih luas, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani melakukan penutupan jalur pendakian Aik Berik dan Tetebatu.

Baca juga: Transera Waterpark Bekasi Bagi-bagi Promo 17 Agustus, Tiketnya Cuma Rp 17 Ribu

Hal ini diumumkan melalui Siaran Pers Kebakaran Huran di Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani Nomor PG. 1171/T.39/TU/HMS/8/2023.

"Untuk antisipasi kebakaran yang lebih luas da memperhatikan keselamatan wisatawan dilakukan penutupan destinasi jalur wisata pendakian Aik Berik dan Tetebatu sejak tanggal 7 Agustus 2023 sampai dengan batas waktu yang tidak ditentukan," bunyi siaran pers tersebut dikutip TribunTravel pada Senin (14/8/2023).

Baca juga: Korban Kebakaran Hutan di Hawaii Makin Bertambah, Jumlah Tewas Capai 93 Orang

Selain penutupan jalur pendakian, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani mengimbau kepada seluruh pendaki, pelaku jasa wisata guide dan porter agar menjaga kawasan TNGR dari kebakaran hutan dengan memperhatikan penggunaan api demi keamanan dan kenyamanan bersama.

Lanskap Gunung Rinjani dilihat dari Sembalun. Jalur pendakian Aik Berik dan Tetebatu Gunung Rinjani ditutup usai kebakaran hutan yang melanda wilayah tersebut pada Jumat (4/8/2023).
Lanskap Gunung Rinjani dilihat dari Sembalun. Jalur pendakian Aik Berik dan Tetebatu Gunung Rinjani ditutup usai kebakaran hutan yang melanda wilayah tersebut pada Jumat (4/8/2023). (TRIBUNTRAVEL.COM/SRI JULIATI)
2 dari 4 halaman

Fakta Unik Gunung Rinjani

Gunung Rinjani memiliki sejumlah fakta unik di antaranya:

1. Gunung Rinjani digolongkan sebagai gunung berapi somma

Gunung Rinjani sebuah stratovolcano, gunung berapi yang dibangun dari lapisan lava dan abu bergantian.

Stratovolcano biasanya ditemukan di sepanjang zona subduksi (daerah di mana satu lempeng tektonik didorong di bawah lempeng tektonik lain ke dalam Mantel Bumi).

Maka gunung Rinjani termasuk dalam golongan gunung berapi somma.

Baca juga: Kereta Gantung Terpanjang di Dunia Senilai Rp 600 Miliar Akan Dibangun di Gunung Rinjani

 2. Tinggi Gunung Rinjani 3.726 m

Puncak Gunung Rinjani adalah 3.726 m / 12.224ft elevasi (AMSL).

Secara teknis Gunung Rinjani berada di Lombok Utara, berada di bawah administrasi Kabupaten Lombok Utara.

Pada puncak gunung rinjani, pendaki dapat melihat keindahan alam yang luar biasa.

Baca juga: TRAVEL UPDATE: Indahnya Desa Tetebatu, Tempat Wisata Asyik di Kaki Gunung Rinjani

3 dari 4 halaman

3. Gunung Rinjani terbentuk ketika Gunung Samalas meletus

Dalam bentuknya yang sekarang, Gunung Rinjani dan danau kawahnya yang besar diperkirakan terbentuk ketika Gunung Samalas meletus pada 1257.

Letusan ini dalam skala kolosal, dan diyakini telah berkontribusi pada periode pendinginan global dan zaman es mini. 

Gunung Barujari (yang terletak di danau kawah, Segara Anak) adalah bagian aktif dari sistem vulkanik bersejarah ini. 

Aktivitas vulkanik yang membentuk Gunung Rinjani disebabkan oleh penunjaman kerak samudera Indo-Australia di bawah Kepulauan Sunda Kecil (sebuah kepulauan di mana Lombok adalah bagiannya). 

Diyakini oleh ahli geologi bahwa Gunung Samalas berdiri di sebelah Gunung Rinjani.

Diyakini bahwa tekanan dalam ruang magma di bawah Samalas naik ke titik yang mulai memecahkan batu di atasnya.

Ketika magma keluar dari Samalas, ruang di bawahnya sebagian dikosongkan.

Tanpa ada yang menopang beratnya Gunung Samalas di atas, gunung itu runtuh dengan sendirinya.

Pada puncaknya, letusan Samalas menyemburkan lebih dari satu juta ton material per detik.

4 dari 4 halaman

Selama keruntuhan akhir gunung, enam mil kubik abu dan batuan vulkanik membentuk aliran piroklastik raksasa yang meluncur turun menuju pantai dengan kecepatan lebih dari 125 mil per jam.

Awan vulkanik yang sangat besar mulai menyelimuti seluruh dunia, ini adalah peristiwa dahsyat dan diperkirakan lebih besar dari letusan Krakatau.

Danau Segara Anak, Gunung Rinjani, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Jalur pendakian Aik Berik dan Tetebatu Gunung Rinjani ditutup usai kebakaran hutan yang melanda wilayah tersebut pada Jumat (4/8/2023).
Danau Segara Anak, Gunung Rinjani, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Jalur pendakian Aik Berik dan Tetebatu Gunung Rinjani ditutup usai kebakaran hutan yang melanda wilayah tersebut pada Jumat (4/8/2023). (YouTube)

4. Gunung Rinjani terakhir meletus pada tahun 2016

Letusan skala kecil Gunung Barujari (yang terletak di Danau Segara Anak) menghasilkan gumpalan abu yang naik 2 km di atas kawah.

Gunung Rinjani terakhir meletus tepatnya pada 27 September 2016.

Aktivitas meletisnya gunung Rinjani mengganggu perjalanan udara di wilayah tersebut.

Tetapi, saat meletusnya gunung Rinjani ini tidak menyebabkan adanya korban jiwa atau luka akibat letusan tersebut.

5. Gunung Rinjani Aman untuk Didaki

Gunung Rinjani cukup aman untuk didaki. 

Ini bukan gunung teknis, dengan jalur yang sudah mapan dan mudah diikuti. 

Meskipun ada beberapa bagian curam di mana Anda harus berhati-hati, penggunaan tali tidak diperlukan.

Rute utama dilalui oleh ribuan turis setiap tahun, banyak di antaranya bukan pendaki gunung berpengalaman. 

6. Letusan Gunung Rinjani Membentuk Danau dan Anak Gunung Baru Jari

Danau Segara Anak adalah hasil letusan Gunung Rinjani pada masa purba.

Saat itu diperkirakan Gunung Rinjani memiliki ketinggian 5.000 mdpl, dikutip dari Kementerian Lingkungan Hidup.

Bekas letusan dahsyat yang terjadi membentuk sebuah kawah besar yang kemudian terisi oleh air.

Pada 1994, permukaaan danau terangkat naik karena aktivitas letusan Gunung Rinjani.

Lalu, muncul gunung baru atau Anak Gunung Baru Jari, yang kemudian memperkuat daya tarik wisatawan untuk mendaki Gunung Rinjani.

Adanya aktivitas vulkanik, kemudian membuat Gunung Baru Jari terus bertambah tinggi.

Saat ini tingginya diperkirakan ±2.300 mdpl dan mempunyai kawah aktif berukuran ±170 meter x 200 meter.

7. Gunung Rinjani sebagai Tempat Suci

Gunung Rinjani juga dianggap sebagai tempat suci oleh masyarakat Pulau Lombok khususnya masyarakat Hindu.

Setiap tahun ribuan umat Hindu melakukan sembahyangan di areal Danau Segara Anak yang dikenal dengan upacara “Mulang Pakelem”.

Lebih lanjut banyak masyarakat Lombok datang ke areal Danau Segara Anak untuk tujuan berobat.

Mereka melakukan ritual pengobatan dengan berendam di air panas dan di Danau Segara Anak.

Beberapa sumber air panas yaitu Aik Kalak, Pinggiran Danau Segara Anak maupun di beberapa gua.

8. Gunung Rinjani Kaya Flora dan Fauna

Tak hanya panorama alam, keanekaragaman flora dan fauna yang berada di kawasan taman nasional juga menjadi magnet tersendiri bagi para wisatawan.

Selain terdapat satu jenis mamalia endemik, yaitu Musang rinjani (Paradoxurus hermaproditus rinjanicus), Celepuk rinjani (Otus jolandae) dikawasan ini juga terdapat Kijang (Muntiacus muntjak nainggolani), Lutung budeng (Trachypithecus auratus javanica), dan beberapa jenis reptilia.

Sedangkan jenis tumbuhan yang bisa ditemui disini diantaranya Jelutung (Laportea stimulans), Dedurenan (Aglaia argentea), Beringin (Ficus benjamina), Jambu-jambuan (Syzgium sp.), dan 2 jenis anggrek endemik yaitu Perisstylus rintjaniensis dan P. Lombokensis.

Untuk bisa merasakan petualangan di Gunung Rinjani, ada empat jalur yang biasanya dilalui oleh para turis atau pun pendaki, yaitu jalur Desa Sembalun, Desa Senaru, Timbanuh dan Aik Berik.

(TribunTravel.com/ Rtn)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
Nusa Tenggara BaratLombokGunung RinjaniTaman Nasional Gunung Rinjani Kelaq Sebie Sate Tanjung Kepulauan Gili Pulau Moyo Gili Meno Sate Pusut
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved