Breaking News:

Indonesia dan Malaysia Dinobatkan Jadi Destinasi Terbaik di Dunia untuk Wisata Halal

Indonesia dan Malaysia menjadi dua destinasi teratas secara global bagi wisatwan Muslim, sebab paling cocok memenuhi kebutuhan wisata halal.

Flickr/ Güldem Üstün
Ilustrasi wisata halal di Malaysia. Indonesia dan Malaysia menjadi dua destinasi teratas secara global bagi wisatwan Muslim. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Indonesia dan Malaysia menjadi dua destinasi teratas secara global bagi wisatwan Muslim.

Prestasi tersebut ditorehkan dalam Mastercard-CrescentRating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2023 yang baru saja dirilis.

Masjid Istiqlal di Jakarta Pusat Jakarta merupakan salah satu destinasi wisata religi yang populer.
Masjid Istiqlal di Jakarta Pusat Jakarta merupakan salah satu destinasi wisata religi yang populer. (Mosquegrapher /Unsplash)

Laporan tahunan menganalisis data dari hampir 140 negara untuk menghasilkan destinasi yang paling cocok memenuhi kebutuhan wisata halal.

Melansir siaran pers yang diterima TribunTravel, segmen pasar wisata halal adalah sebuah demografi yang memiliki potensi besar di seluruh dunia.

Baca juga: Ada Rencana Pengembangan Wisata Halal di Indonesia, Bagaimana Konsepnya?

Menurut GMTI, jumlah kedatangan wisatawan Muslim mencapai 110 juta pada tahun 2022 dan diperkirakan akan meningkat menjadi 140 juta pada tahun ini.

Pada tahun 2028, jumlah kedatangan wisatawan Muslim diperkirakan akan mencapai 230 juta, dengan pengeluaran yang diperkirakan mencapai USD 225 miliar.

Saat ini, Asia memimpin dalam jumlah kedatangan wisatawan, dengan lebih dari 31 persen dari semua wisatawan yang datang ke wilayahnya mengidentifikasi diri mereka sebagai Muslim.

Indonesia dan Malaysia, yang mendapatkan skor sama dalam indeks tahun ini, telah lama menjadi destinasi populer bagi wisatawan Muslim.

Indonesia sebelumnya menduduki peringkat tertinggi dalam laporan tahun 2019, sementara Malaysia secara konsisten berada di peringkat atas dalam laporan GMTI sejak tahun 2015.

Baca juga: Pemerintah Arab Saudi Luncurkan e-Visa untuk 7 Negara di Dunia, Termasuk Indonesia

Singapura menduduki peringkat ke-12, sehingga menjadi satu-satunya negara di luar Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), bersama dengan Inggris, yang masuk dalam daftar 20 besar.

2 dari 4 halaman

Indeks ini melakukan penilaian terhadap destinasi berdasarkan empat kriteria utama, yaitu Akses,Komunikasi, Lingkungan dan Layanan (ACES).

Menara Petronas yang menjadi ikon di Malaysia. Bersama Indonesia, Malaysia menjadi destinasi teratas secara global bagi wisatwan Muslim.
Menara Petronas yang menjadi ikon di Malaysia. Bersama Indonesia, Malaysia menjadi destinasi teratas secara global bagi wisatwan Muslim. (Unsplash/Oliver)

Destinasi-destinasi di Asia Tenggara secara keseluruhan masuk peringkat 10 teratas dalam keempat kriteria tersebut.

Secara keseluruhan, baik Indonesia maupun Malaysia memperoleh skor 73 dari skor maksimal 100.

Singapura mendapatkan skor 64, Thailand mendapatkan skor 52, dan Filipina mendapatkan skor 46.

Laporan ini juga menunjukkan bahwa ada beberapa tren dalam perilaku perjalanan global yang berdampak pada wisatawan Muslim.

Baca juga: 5 Negara dengan Hari Libur Nasional Terbanyak di Dunia, Myanmar Tempati Posisi Pertama

Semakin banyak wisatawan Muslim saat ini menggabungkan aspek keberlanjutan dalam perjalanan mereka.

Mereka juga cenderung memilih tujuan dan kegiatan yang dapat meningkatkan kesehatan dan kebugaran mereka.

Selain itu, mereka mencari peluang untuk mendapatkan pengalaman yang imersif dan autentik selama perjalanan mereka.

Semakin banyak pula yang menggabungkan pengembangan pribadi ke dalam rencana perjalanan mereka.

Potret kemegahan Masjid Raya Al-Jabbar, tempat wisata religi di Bandung.
Potret kemegahan Masjid Raya Al-Jabbar, tempat wisata religi di Bandung. (TRIBUNJABAR.ID/MUHAMAD SYARIF ABDUSSALAM)

“Meskipun tidak semuanya sama, wisatawan Muslim sering kali mencari rencana perjalanan yang sesuai dengan persyaratan berbasis agama, seperti ketersediaan makanan halal, fasilitas untuk beribadah, serta komunikasi dan pesan yang mendukung dari destinasi,” kata Fazal Bahardeen, Founder & CEO CrescentRating.

3 dari 4 halaman

“Setelah melalui penelitian selama bertahun-tahun, kami melihat secara konsisten bahwa pasar yang memberikan prioritas pada persyaratan ini mengalami kesuksesan yang baik di kalangan wisatawan Muslim. Oleh karena itu, kami berharap edisi 2023 ini dapat memberikan wawasan yang akan membantu destinasi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, meningkatkan tingkat inklusivitas, dan pada akhirnya, memperkuat hubungan yang lebih dekat dengan demografi ini,” imbuhnya.

Navin Jain, President Director, PT Mastercard Indonesia, mengatakan, “Sangat menggembirakan melihat bagaimana peringkat Indonesia dalam GMTI meningkat dengan cepat, dan saat ini Indonesia berada di posisi teratas bersama dengan Malaysia. Posisi ini berhasil kembali diraih oleh Indonesia sejak tahun 2019. Prestasi ini tak terlepas dari dukungan dan dorongan yang luar biasa dari sektor publik dan pelaku industri pariwisata dalam menciptakan lingkungan yang ramah bagi wisatawan Muslim, serta menyediakan berbagai pengalaman menarik bagi para wisatawan modern.

"Mastercard berharap dapat terus bekerja sama dengan mitra di industri pariwisata dan pembayaran untuk mengembangkan solusi yang memungkinkan lebih banyak bisnis, terutama UKM dan UMKM, untuk memperoleh kesempatan mengakses potensi yang ditawarkan oleh sektor pariwisata Muslim yang tengah mengalami pertumbuhan,” terangnya.

Baca juga: 2 Penginapan di Bali Jadi Hotel Paling Populer di Dunia Versi Tripadvisor

GMTI telah berkembang pesat sejak iterasi pertamanya pada tahun 2011, yang pada awalnya dikenal sebagai Crescentrating Annual Ranking dan hanya mengevaluasi 10 destinasi ramah Muslim.

Saat ini, laporan ini mencakup 138 destinasi di seluruh dunia, dan menyediakan wawasan komprehensif tentang berbagai aspek, mulai dari persyaratan dokumen perjalanan hingga praktik keberlanjutan yang selaras dengan nilai-nilai agama.

Edisi terbaru GMTI menawarkan empat perangkat baru yang menyediakan pemahaman dan rekomendasi mengenai demografi ini:

• Muslim Travel Intent Tracker (MTIT)

Alat pengukuran ini mempertimbangkan berbagai rentang waktu, mulai dari rencana perjalanan spontan hingga yang direncanakan lebih dari satu tahun sebelumnya, dengan tujuan menangkap preferensi yang terus berubah dan berkembang dari pasar wisatawan Muslim.

• Muslim Traveler Responsible Tourism Framework

Menawarkan pendekatan holistik untuk membantu wisatawan Muslim dalam membuat keputusan bijaksana yang mendukung sosialbudaya, sosial-ekonomi, dan keberlanjutan lingkungan, sambil tetap memegang teguh nilai-nilai agama mereka.

4 dari 4 halaman

• GMTI Performance Matrix (GPM)

Dengan mengombinasikan nilai indeks GMTI dan persentase pengunjung Muslim terhadap total pengunjung, GPM memberikan gambaran komprehensif tentang kemampuan destinasi untuk melayani wisatawan Muslim dan keberhasilan mereka dalam menarik segmen pasar yang terus berkembang ini.

• Muslim Women Friendly Destinations

Menampilkan destinasi di berbagai belahan dunia yang menyediakan pengalaman yang ramah dan nyaman bagi wisatawan wanita Muslim, dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti keamanan, batasan agama, dan keberlanjutan dalam kriteria Lingkungan dari model ACES.

Baca juga: 20 Negara Paling Bahagia di Dunia versi World Happiness Report, Indonesia?

(TribunTravel.com/mym)

Untuk membaca artikel terkait berita viral, kunjungi laman ini.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
IndonesiaMalaysiaWisata Halal
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved