TRIBUNTRAVEL.COM - Viral di media sosial video yang memperlihatkan kondisi Ranca Upas, Kabupaten Bandung, Jawa Barat hancur akibat event motor trail yang berlangsung pada Minggu (5/3/2023).
Dalam video yang beredar terlihat lahan yang cukup luas mengalami kerusakan.

Seorang pria dalam video yang diketahui bernama Supriatna alias Mang Uprit menumpahkan kekesalannya.
Ia mengaku kecewa terhadap panitia dan pihak yang mengizinkan adanya kegiatan motor trail.
Baca juga: Terjadi Lagi, Viral Video Pendaki Gunung Lawu Foto Sambil Pegang Bunga Edelweis
"Dan lokasi ini mesti banyak rumput sudah saya tanam lagi saya kembangbiakkan di sini bunga rawa. Bunga ini di Indonesia ada dua tempat di Ranca Upas dan Danau Ciharus Kamojang, Garut," kata Mang Uprit dalam video tersebut.
"Lihat ini hancur, tumbuh lagi nggak? Susah (tumbuh lagi). Menghijaukan tempat ini lama, butuh waktu," sambungnya.
LIHAT JUGA:
Padahal lahan tersebut semula ditumbuhi bunga edelweis rawa yang merupakan tumbuhan langka.
Kini lahan itu terlihat berlumpur dengan rumput hanya tumbuh pada beberapa bagian.
Rusak akibat event motor trail
Sekira 1,5 hektare lahan edelweis rawa di Ranca Upas tersebut hancur akibat event motor trail.
Melansir Tribun Jabar, Kamis (9/3/2023), terdapat lekukan jejak tanah bekas dilintasi ban sepeda motor di jalan dan camping ground.
Lahan rusak tersebut berdekatan dengan camping groud yang menuju hutan ataupun gunung.
Bahkan event tersebut berujung rusuh setelah peserta membakar tiga unit sepeda motor.
Pembakaran motor dilakukan peserta karena kesal terhadap panitia yang dinilainya lalai dan tak profesional.
Sebab menurut peserta, sepanjang jalur tak ada panitia yang mengarahkan.
Hal ini dibenarkan Manager Site Kampoeng Cai Raca Upas, Argo Wibowo.
"Karena tidak adanya panitia di jalur, peserta jadi mabal dari jalur (keluar dari jalur) dan memasuki kawasan savana yang mana di sana ada bunga rawa itu," ungkap Argo saat ditemui di Ranca Upas, Rabu (8/3/2023).
Baca juga: Harga Tiket Masuk Ranca Upas Terbaru 2022, Lengkap Biaya Kemping per Malam
Melihat dari bekas lintasan motor, sambung Argo, peserta tak hanya melintasi jalan yang tersedia.
"Namun terlihat acak, ada yang melewati rawa hingga camping ground," kata dia.
Selain itu, peserta event pun dinilai lebih dari estimasi yang diperkirakan panitia.
"Awalnya panitia menyampaikan dengan bahasa estimasi waktu hari Jumat terakhir sekitar 700 orang (peserta). Tapi ketika dicek ke lapangan sekitar 1.600 orang, jadi overload juga," jelas Argo.

Argo pun menyesalkan kejadian ini dan meminta maaf.
"Kami sangat menyesalkan adanya kejadian itu, dan meminta permohonan maaf mewakili manajemen. Mungkin ke depannya menjadi pelajaran bagi manajemen kami terkait aturan, SOP, dan event-event tertentu, jadi kami akan atasi," tuturnya.
Telah ditanami kembali
Disebutkan Argo, sudah dilakukan penanaman kembali di Ranca Upas.
"Kebetulan tadi pagi kami bersama masyarakat bersama dengan koperasi edelweis Ranca Upas, penggiat lingkungan, masyarakat, dan elemen lainya kami melakukan penanaman kembali bunga rawa (edelweis rawa)," jelas Argo.
Bahkan pihaknya menyebutkan sudah melakukan penanaman kembali di atas lahan seluas 3 hektare.
"Tadinya luasannya sekitar 1,5 hektar (yang rusak) tapi kami tanami sampai ujung kisaran sekitar 3 hektar," lanjutnya.
Selain itu, beberapa jalan yang rusak juga akan dilakukan pembenahan.
"Untuk jalan yang di dalam, ada beberapa yang rusak, tapi kita sudah dikoordinasikan dengan pihak lainnya. Kami gerakan masyarakat juga, untuk ikut serta dalam pembenahan jalur tersebut agar kembali seperti semula, tapi perlu waktu," ujar dia.
Baca juga: 10 Tempat Wisata di Bandung yang Cocok untuk Healing, Ranca Upas Punya Area Kemping Luas
Mengenal edelweis rawa
Edelweis rawa merupakan tumbuhan langka yang bentuk dan sifatnya mirip dengan bunga edelweis.
Bunga tersebut bukanlah bunga edelweis yang kerap disebut bunga abadi.
Namun terdapat kesamaan dengan bunga edelweis, yakni tidak layu setelah dipetik.
Bunga abadi di Rancaupas tersebut berbentuk seperti payung, berwarna putih, dan terdapat bintik-bintik hitam, dilaporkan Tribun Jabar.

Diameter lingkarannya sekitar 3 centimeter dan memiliki tangkai yang panjang.
Sedangkan daunnya berwarna hijau panjang dan lancip di ujungnya seperti daun pandan.
Di Indonesia, tumbuhan dengan nama ilmiah Syngonanthus flavidulus itu hanya ada di Ranca Upas dan Danau Ciharus, Kamojang, Kabupaten Garut.
"Sedangkan di Kalimantan, katanya sudah tak ada. Tapi kalau di California masih banyak," tutur Manajer Kluster Kawah Putih, Ranca Upas, dan Patuha Resort, Trisna Mulyana.
Menurut Trsina, keberadaan edelweis rawa di Ranca Upas mulai disadari pada tahun 1990-an.
Karena habitatnya yang tumbuh di rawa, maka bunga tersebut kemudian disebut sebagai bunga rawa.
"Tapi karena memiliki karakter tidak membusuk maka saat itu dinamakanlah eidelweis rawa," ucap Trisna.
"Walaupun eidelwis pada umumnya tumbuh di puncak gunung di atas ketinggian 2.000 mdpl, tapi ini di habitat rawa bisa tumbuh," imbuhnya.
Edelweis rawa terhampar sekitar 2 hektar di kawasan Ranca Upas, namun kini sebarannya tidak seluas itu.
Baca juga: Gunung Rinjani dan 6 Tempat untuk Melihat Hamparan Bunga Edelweis di Indonesia
Baca juga: Sejoli yang Petik Bunga Edelweis di Bukit Malang Akhirnya Minta Maaf, Dihukum Blacklist TNGR
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.