TRIBUNTRAVEL.COM - Gunung Huashan Tiongkok tidak hanya terkenal akan keindahan alam dan kuil di puncaknya.
Gunung Huashan di Tiongkok ini juga populer dengan jalur pendakiannya.
Baca juga: Penerbangan Xiamen Tiongkok-Bali Akan Beroperasi Mulai 3 Maret, Sehari Sekali dalam Seminggu

Baca juga: Resep Tangyuan, Ronde Khas Tiongkok yang Biasa Disajikan saat Cap Go Meh
Dilansir dari allthatsinteresting, jalur pendakian Gunung Huashan Tiongkok dianggap menakutkan dan berbahaya.
Jalur berbatu, curam dan sempit di Gunung Huashan Tiongkok bisa berakibat fatal jika sampai tergelincir.
Baca juga: Lion Air Resmi Terbang Perdana Bali-Tiongkok PP Bersamaan dengan Perayaan Tahun Baru Imlek 2023
Baca juga: Kemenparekraf Siap Sambut Kedatangan Kembali Turis Asal Tiongkok Usai Pembatasan Perjalanan
Terlepas dari semua bahayanya, hampir satu juta orang melakukan pendakian berisiko ini setiap tahun untuk mengunjungi kuil Buddha dan Taois, yang berada di puncak Gunung Huashan.
Di manakah lokasi Gunung Huashan?
Gunung Huashan adalah "Gunung Barat" dari "Lima Gunung Suci" di Tiongkok, dengan tebing terjal dan bebatuan yang menjorok.
Terletak sekira 120 km sebelah timur Xi'an di Provinsi Shaanxi, tempat indah ini menawarkan pengalaman yang tak terlupakan.
Sunrise yang menakjubkan, lautan awan yang indah, dan puncak gunung berkabut di sepanjang jalan membuat siapapun terpesona.
Baca juga: Tiongkok Minta Pemerintah Indonesia Buka Penerbangan Langsung ke Jakarta & Bali

Gunung Huashan juga merupakan rumah bagi kuil Tao kuno dengan legenda menarik yang diturunkan dari generasi ke generasi.
Selain itu, ada tempat-tempat bersejarah lainnya: gua, menara, undakan batu, dan paviliun.
Gunung Huashan terkenal dengan Jalur Papan Changkong dan Jalan Papan Huashan.
Pengalaman ini memberikan dorongan adrenalin bagi para penggemar petualangan saat mereka berjalan di atas papan berbahaya di tebing yang telah terkena hujan, matahari, dan salju selama bertahun-tahun.
Tidak heran itu dianggap sebagai pendakian paling berbahaya di dunia.
Apa yang membuat jalur pendakian Gunung Huashan begitu berbahaya?
Dibangun oleh seorang pendeta Tao bernama He Zhizhen, jalan setapaknya terdiri dari papan kayu yang disambung dengan paku batu yang dipahat di tebing curam.
Tidak ada pegangan tangan untuk melintasi jalan sempit ini.
Pengunjung perlu meraih rantai besi, berpegangan pada tebing, dan bergerak secara horizontal, satu inci setiap kali.

Jika melihat ke bawah, yang akan terlihat hanyalah jurang maut.
Selanjutnya, setelah mendaki gunung, harus kembali dengan cara yang sama seperti saat pulang.
Ini berarti pengunjung mengalami sensasi yang sama dua kali.
Bayangkan bertemu seseorang yang menuju ke arah yang berlawanan di jalur papan yang sudah sempit yang tergantung di dinding gunung.
Dalam beberapa tahun terakhir, ketika pariwisata berkembang pesat di Gunung Huashan, langkah-langkah telah diambil untuk memastikan keamanan dan aksesibilitas ke gunung tersebut.
Kereta gantung telah tersedia sejak tahun 1990-an untuk kenyamanan pengunjung.
Huashan Plank Walk buka sepanjang tahun kecuali dalam kasus cuaca buruk atau pemeliharaan.
Waktu terbaik untuk melakukan pendakian ini adalah selama bulan April, Mei, September, dan Oktober.
Pastikan tidak saat libur panjang untuk menghindari keramaian.
Risiko dalam pendakian ini tidak menghalangi wisatawan untuk mengunjungi jalur yang mendebarkan ini.
Kamu mungkin terkejut melihat antrean panjang orang yang mendaki bersama, yang berarti kamu mungkin harus menunggu dalam antrean panjang untuk pengalaman yang menakjubkan ini.
Turis berusia di atas 50 tahun, atau tingginya kurang dari 150 cm, atau menderita akrofobia (takut ketinggian), hipertensi, dan penyakit jantung tidak diperbolehkan untuk mengikuti jalur ini.
Kedai Teh Huashan
Tidakkah kamu pantas mendapatkan teh panas yang nikmat di akhir pendakian yang menantang maut ini?
Rumah Teh Huashan, terletak sekitar 7.000 kaki di atas permukaan laut, menyajikan satu teh herbal yang paling menyegarkan.
Toko teh sederhana ini, dulunya adalah kuil.
Teh di Rumah Teh Huashan alami dalam segala hal.
Itu terbuat dari air yang bersumber dari mata air pegunungan, hujan, dan pencairan salju.
Yang membuat teh ini istimewa adalah perjalanan yang kamu lakukan untuk mencicipinya.
Ambar/TribunTravel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.