TRIBUNTRAVEL.COM - Tahu nggak kalau Indonesia pernah punya stasiun kereta api tertinggi se-Asia Tenggara?
Stasiun kereta api yang dimaksud ialah Stasiun Cikajang.
Saat ini Stasiun Cikajang berstatus non-aktif sudah tidak lagi melayani operasional kereta api.
Oleh karenanya, takhta stasiun tertinggi harus diserahkan ke Stasiun Nagreg.
Baca juga: Keunikan Stasiun Purwakarta, Ada Tempat Peristirahatan Terakhir Kereta Api Lho
Stasiun Nagreg kini menjadi stasiun tertinggi di Indonesia yang masih aktif.
Beda halnya dengan Stasiun Cikajang, Stasiun Nagreg hanya memegang predikat stasiun tertinggi di Indonesia bukan se-Asia Tenggara.
Melansir Instagram @kai121_, Sabtu (25/12/2023), Stasiun Cikajang terletak di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Dahulunya merupakan stasiun paling ujung di Garut dengan ketinggian 1.246 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Stasiun dan jalur Cikajang-Garut diresmikan pada tahun 1930, sekaligus jadi jalur paling muda peningalan Hindia Belanda.
Jalur ini ditujukan untuk mengangkut komoditas terutama teh, kopi dan kina serta angkutan penumpang.
Baca juga: Menilik Kereta Ukur Dinamometer, Warisan Belanda yang Sudah Berdinas Selama 80 Tahun
Jalur Cikajang-Garut punya pemandangan alam yang cantik banget, lho.
Koran Bataviaasch Nieuwsblad bahkan menulis perjalanan di rute tersebut sebagai pengalaman yang hebat dan tidak akan terlupakan.
Setelah beroperasi selama lebih dari 52 tahun, stasiun dan jalur Cikajang-Garut harus berhenti beroperasi.
Tepatnya pada tahun 1982, Stasiun Cikajang tak beroperasi lagi lantaran beberapa faktor.
Di antaranya keterbatasan sarana dan prasarana, letusan gunung berapi dan pertumbuhan transportasi pribadi.
Baca juga: Ada Lho Kereta yang Tidak Diharapkan Beroperasi, Yuk Ketahui Lebih Lanjut
Jejak Charlie Chaplin di Stasiun Cibatu
Selain soal Stasiun Cikajang, ada lagi stasiun lainnya dengan kisah menarik, yaitu Stasiun Cibatu.
Traveler tentu sudah tak asing bukan dengan Charlie Chaplin?
Charlie Chaplin merupakan aktor dan komedian legendaris yang sangat populer di dunia.
Namun siapa sangka, Charlie Chaplin pernah menginjakkan kakinya di Bumi Priangan, tepatnya di Stasiun Cibatu.
Melansir akun Instagram @kai121_, Stasiun Cibatu didirikan pada tahun 1889.
Stasiun ini berdiri setelah diresmikannya jalur Cicalengka-Cilacap oleh Staatsspoorwegen (SS).
Pada masa kolonial Belanda, Stasiun Cibatu merupakan stasiun primadona.
Baca juga: Menelusuri Jejak Stasiun Kereta Api Non Aktif Madura, Ada yang Lokasinya di Puncak Bukit
Sebab, Stasiun Cibatu menjadi tempat pemberhentian wisatawan Eropa yang ingin berlibur ke daerah Garut untuk menikmati keindahan alamnya.
Stasiun Cibatu memiliki dipo lokomotif sebagai tempat perbaikan dan pemeliharaan lokomotif uap serta sebagai dipo lokomotif cadangan.
Di bagian depan dipo ini, terdapat potongan lokomotif uap C50 atau yang dijuluki Si Gombar.
Pada tahun 1983, dipo lokomotif Cibatu tidak lagi beroperasi sebagai dipo utama dan hanya berstatus sebagai sub dipo.
Pemberhentian operasional tersebut bersamaan dengan ditutupnya jalur Cibatu-Garut-Cikajang.
Di komplek Stasiun Cibatu juga ada Masjid Al-Fattah yang punya gaya arsitektur neo futuristik tropis.
Bangunan masjid yang biasa digunakan oleh masyarakat sekitar ini mengkolaborasikan langgam lokal dan arsitektur modern.
Nah, Charlie Chaplin sendiri 2 kali menginjakkan kakinya di Stasiun Cibatu yakni pada 1927 dan 1935.
Dari kunjungan tersebut, Charlie Chaplin mendapatkan banyak ide dan inspirasi untuk film-film komedinya.
Baca juga: 7 Sungai yang Diabadikan Sebagai Nama Kereta Api, Ada Bengawan hingga Logawa
(TribunTravel.com/mym)
Untuk membaca artikel terkait berita kereta api, kunjungi laman ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.