TRIBUNTRAVEL.COM - Meminum air mineral dalam kemasan mungkin sudah sangat umum dijumpai setiap hari.
Tapi bagaimana dan seperti apa rasanya jika meminum air yang sudah berusia miliaran tahun?

Rasa penasaran ini diungkap oleh seorang ilmuwan.
Pada 2013 silam, para ilmuwan menemukan air dari kedalaman hampir 1,5 mil di bawah permukaan bumi.
Baca juga: Ilmuwan Temukan Fosil Plesiosaurus di Gurun Sahara, Sebut Kebaradaan Monster Loch Ness Masuk Akal
Air ini terisolasi dari dunia luas selama ribuan tahun.
Air tersebut terperangkap dalam celah tipis di tengah batu mirip granit.
Dan para ilmuwan dapat menentukan bahwa air itu usianya bisa setara 2,6 miliar tahun.
Mengingat saat itu sama sekali tidak ada keran atau air kemasan, kebanyakan orang mungkin akan setuju bahwa ini bukanlah cairan untuk diminum.
Namun pemikiran itu tidak berlaku bagi Profesor Barbara Sherwood Lollar.
Baca juga: Ribuan Burung Beo Australia Jatuh dari Langit Setiap Tahun, Ilmuwan Masih Belum Tahu Alasannya
Sebagai sosok peneliti utama, Lollar mendapati dirinya berada dekat dengan air itu dan memutuskan untuk mencoba meminumnya.

Jadi, kira-kira seperti apa rasanya meminum air tertua di runia ini ya?
Bagi kebanyakan orang pasti terlihat mengerikan, bukan?
Menjelaskan rasa air tersebut, Lollar mengatakan bahwa hal pertama yang ia rasakan adalah asin.
Kepada LA Times, Lollar menyebutkan air miliaran tahun itu rasanya asin saat diminum.
Ia menambahkan, bahwa rasa asin pasa air itu muncul karena reaksi dengan batuan mirip granit.
"Karena reaksi antara air dan batu, itu sangat asin," kata Lollar.
Lebih lanjut, Lollar menjelaskan lebih rinci soal air berusia miliaran tahun tersebut.
Baik itu dari rasanya, warnanya, hingga teksturnya.
Baca juga: Ilmuwan Jepang Ciptakan Sendok dan Mangkuk Listrik Bikin Makanan Terasa Lebih Asin
Siapa sangka, rupanya air berusia miliaran tahun tersebut bisa berubah warna.

Dari yang semula tak berwarna, tiba-tiba bisa berubah menjadi warna oranye, UniLad melaporkan.
"Ini lebih kental daripada air ledeng. Konsistensinya seperti sirup maple yang sangat ringan. Tidak berwarna saat keluar, tetapi begitu bersentuhan dengan Oksigen, warnanya berubah menjadi oranye karena mineral di dalamnya itu mulai terbentuk - terutama besi."
Lollar memberi tahu orang lain bahwa kamu pasti tidak mau meminumnya, tetapi meskipun demikian, dia tampaknya mencobanya lebih dari satu kali, dengan mengatakan: "Saya harus mengakui bahwa saya telah mencicipinya dari waktu ke waktu."
Agar adil kepada profesor, dia memang punya alasan saat dia menjelaskan: "Kami tertarik pada air yang paling asin karena itu yang tertua, dan mencicipi adalah cara cepat dan kotor untuk menemukan mana yang paling asin."
Lollar tidak tahu, hanya butuh tiga tahun sebelum para ilmuwan menemukan apa yang mereka yakini sebagai air yang lebih tua di daerah yang sama, diprakirakan setidaknya 500 juta tahun lebih tua dari penemuan sebelumnya.
Tidak jelas bagaimana rasanya, tapi mengingat betapa buruknya yang pertama, kurasa itu tidak enak.
Keren! Ilmuwan Temukan Jenis Cairan Es Batu yang Tak Bisa Mengapung & Tenggelam
Temuan ilmuwan soal air masih saja berlanjut.
Seperti baru-baru ini, seorang ilmuwan berhasil menemukan jenis cairan unik yang mirip es batu.
Menariknya lagi, cairan tersebut tidak dapat mengapung dan tenggelam apabila dibuat menjadi bentuk es batu alias cube ice.
Temuan tersebut berupa wujud cair dan tidak membeku.
Berbeda dari es kristal yang sudah dikenal secara umum, zat cair baru ini mengandung molekul 'amorf', di mana bentuknya tidak teratur dan menyerupai cairan.
Namun, para peneliti percaya bahwa es biasa dapat berkembang menjadi sesuatu yang serupa karena gaya pasang surut yang diberikan oleh planet seperti Jupiter.
Teorinya adalah jika es masih ada di sana, itu bisa berimplikasi pada potensi kehidupan alien.
Penulis senior Profesor Christoph Salzmann, dari University College London, mengatakan: "Air adalah dasar dari semua kehidupan."
"Keberadaan kami bergantung padanya, kami meluncurkan misi luar angkasa untuk mencarinya, namun dari sudut pandang ilmiah hal itu kurang dipahami."
"Kami mengetahui 20 bentuk kristal es, tetapi hanya dua jenis utama es amorf yang sebelumnya telah ditemukan, yang dikenal sebagai es amorf dengan kepadatan tinggi dan kepadatan rendah."
"Ada celah kepadatan yang sangat besar di antara mereka dan kebijaksanaan yang diterima adalah bahwa tidak ada es di dalam celah kepadatan itu."
Diwartakan UniLad, dalam percobaan yang dilakukan di University College London, di mana para ilmuwan dan peneliti menggunakan proses yang disebut penggilingan bola.
Proses penggilingan bola tersebut melibatkan mengocok es biasa dengan kuat bersama dengan bola baja dalam toples yang didinginkan hingga -200 derajat Celcius.
Dari situ, bentuknya seolah terlihat hanya bongkahan es kecil.
Padahal tidak, justru molekul amorf malah terbentuk dari sana.
Baca juga: Ratusan Tahun Karam, Penampakan Detail Kapal Titanic Akhirnya Behasil Terekam Ilmuwan Ekspedisi
Rekan penulis Profesor Andrea Sella berkata: “Kami telah menunjukkan bahwa adalah mungkin untuk menciptakan apa yang tampak seperti jenis air stop-motion. Ini adalah penemuan yang tidak terduga dan sangat menakjubkan.”
Lalu, kira-kira apa ya nama cairan untuk es batu tersebut?
Mereka yang mengerjakan proyek tersebut akhirnya menamai es MDA (medium-density amorphous) ice.
Profesor Salzmann berkata: "Studi kami menunjukkan kepadatan MDA justru berada di dalam celah kepadatan ini."
"Temuan ini mungkin memiliki konsekuensi luas untuk pemahaman kita tentang air cair dan banyak anomalinya."
Ketika MDA dihangatkan dan direkristalisasi, ia melepaskan panas yang luar biasa.
Kesenjangan kepadatan telah menyebabkan beberapa ilmuwan percaya bahwa air menjadi dua cairan ketika sangat dingin.
Secara teoritis, diyakini bahwa keduanya bisa ada pada suhu yang sama, dengan yang satu mengambang di sekitar yang lain.
Penulis utama Dr Alexander Rosu-Finsen berkata: "Kami mengguncang es seperti orang gila untuk waktu yang lama dan menghancurkan struktur kristal.
"Daripada berakhir dengan potongan es yang lebih kecil, kami menyadari bahwa kami telah menemukan jenis yang sama sekali baru, dengan beberapa sifat yang luar biasa."
(TribunTravel.com/Nurul Intaniar)
Baca juga: Ratusan Tahun Karam, Penampakan Detail Kapal Titanic Akhirnya Behasil Terekam Ilmuwan Ekspedisi
Baca juga: Heboh Para Ilmuwan Dibuat Geram Gegara Kerangka Dinosaurus Dilelang dengan Harga Fantastis
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.