TRIBUNTRAVEL.COM - Traveler tentu sudah tak asing bukan dengan Charlie Chaplin?
Ya, Charlie Chaplin merupakan aktor dan komedian legendaris yang sangat populer di dunia.

Namun siapa sangka, Charlie Chaplin pernah menginjakkan kakinya di Bumi Priangan, tepatnya di Stasiun Cibatu.
Melansir akun Instagram @kai121_, Sabtu (18/2/2023), Stasiun Cibatu didirikan pada tahun 1889.
Baca juga: Menelusuri Jejak Stasiun Kereta Api Non Aktif Madura, Ada yang Lokasinya di Puncak Bukit
Stasiun ini berdiri setelah diresmikannya jalur Cicalengka-Cilacap oleh Staatsspoorwegen (SS).
Pada masa kolonial Belanda, Stasiun Cibatu merupakan stasiun primadona.
Sebab, Stasiun Cibatu menjadi tempat pemberhentian wisatawan Eropa yang ingin berlibur ke daerah Garut untuk menikmati keindahan alamnya.
Stasiun Cibatu memiliki dipo lokomotif sebagai tempat perbaikan dan pemeliharaan lokomotif uap serta sebagai dipo lokomotif cadangan.
Di bagian depan dipo ini, terdapat potongan lokomotif uap C50 atau yang dijuluki Si Gombar.
Pada tahun 1983, dipo lokomotif Cibatu tidak lagi beroperasi sebagai dipo utama dan hanya berstatus sebagai sub dipo.

Pemberhentian operasional tersebut bersamaan dengan ditutupnya jalur Cibatu-Garut-Cikajang,
Di komplek Stasiun Cibatu juga ada Masjid Al-Fattah yang punya gaya arsitektur neo futuristik tropis.
Bangunan masjid yang biasa digunakan oleh masyarakat sekitar ini mengkolaborasikan langgam lokal dan arsitektur modern.
Baca juga: Menilik Kereta Ukur Dinamometer, Warisan Belanda yang Sudah Berdinas Selama 80 Tahun
Nah, Charlie Chaplin sendiri 2 kali menginjakkan kakinya di Stasiun Cibatu yakni pada 1927 dan 1935.
Dari kunjungan tersebut, Charlie Chaplin mendapatkan banyak ide dan inspirasi untuk film-film komedinya.

Keunikan Stasiun Purwakarta, Ada Tempat Peristirahatan Terakhir Kereta Api Lho
Ada pemandangan unik dan tak biasa saat kereta api melintasi Stasiun Purwakarta.
Bagaimana tidak, penumpang yang melintasi Stasiun Purwakarta akan disuguhi pemandangan 'kuburan' kereta api.
Melansir akun Instagram @kai121_, Stasiun Purwakarta sendiri sudah ada sejak 120 tahun yang lalu.
Baca juga: Ada Lho Kereta yang Tidak Diharapkan Beroperasi, Yuk Ketahui Lebih Lanjut
Tepatnya pada 27 Desember 1902, Stasiun Purwakarta mulai beroperasi.
Pengoperasian Stasiun Purwakarta bersamaan dengan dipindahkannya ibu kota Karesidenan Karawang ke Purwakarta oleh gubernur Jenderal Van De Bosch.
Stasiun Purwakarta memiliki arsitektur yang tergolong sederhana.
Fasadnya banyak ditemui pada bangunan stasiun lain yang dibangun pada periode 1880 - 1990.

Baca juga: 3 Jalur Kereta Api Unik di Indonesia, Ada yang Masuk Mal Lho
Bangunan Stasiun Purwakarta juga mengadopsi sedikit gaya Yunani kuno yang hype pada masanya.
Stasiun Purwakarta dulunya dilengkapi dengan dipo lokomotif, lho.
Sebab posisi Stasiun Purwakarta mengarah ke Bandung, yang merupakan awal dari jalur menanjak dan berkelok.
Oleh karena itu, harus disiagakan lokomotif uap cadangan.
Paska era lokomotif uap berakhir pada dekade 1980-an, dipo lokomotif di Purwakarta tidak digunakan lagi.
Kemudian pada 2019, dipo Purwakarta dialihfungsikan menjadi kantor dan gudang.
Keunikan lain dari Stasiun Purwakarta adalah adanya tempat peristirahatan terakhir kereta yang sudah pensiun berdinas.
Mulai dari bekas KRL, KRD dan kereta penumpang, semuanya tersusun rapi di Stasiun Purwakarta.
Nah, pemandangan tak biasa inilah yang membuat Stasiun Purwakarta sangat menarik saat dilewati.
Stasiun Purwakarta melayani banyak perjalanan kereta api, mulai dari KA lokal sampai KA jarak jauh.
Baca juga: 7 Sungai yang Diabadikan Sebagai Nama Kereta Api, Ada Bengawan hingga Logawa
(TribunTravel.com/mym)
Untuk membaca artikel terkait bertita kereta api, kunjungi laman ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.