Breaking News:

Gempa Turki Runtuhkan Kastil Gaziantep, Situs Bersejarah yang Dibangun Abad ke-17

Gempa bumi yang melanda Turki pada Senin (6/2/2023) dini hari telah merusak Kastil Gaziantep, sebuah situs bersejarah dan wisata populer di Turki.

Dok. Turkish Museums
Gempa bumi yang melanda Turki dan Suriah pada Senin (6/2/2023) dini hari telah merusak Kastil Gaziantep, sebuah situs bersejarah dan objek wisata di tenggara Turki. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Bencana gempa bumi dahsyat melanda Turki dan Suriah pada Senin (6/2/2023) dini hari.

Baik Turki maupun Suriah terkena dampak yang cukup signifikan akibat gempa bumi berkekuatan 7,8 skala richter yang terjadi.

Kastil Gaziantep di Turki. Gempa bumi yang melanda Turki dan Suriah pada Senin (6/2/2023) dini hari telah merusak Kastil Gaziantep, sebuah situs bersejarah dan objek wisata di tenggara Turki.
Kastil Gaziantep di Turki. Gempa bumi yang melanda Turki dan Suriah pada Senin (6/2/2023) dini hari telah merusak Kastil Gaziantep, sebuah situs bersejarah dan objek wisata di tenggara Turki. (Flickr/ Andreas Kontokanis)

Gempa bumi bahkan telah merusak Kastil Gaziantep, sebuah situs bersejarah dan objek wisata di bagian tenggara Turki.

Kantor berita pemerintah Turki, Anadolu, melaporkan bahwa beberapa bangunan di bagian timur, selatan dan tenggara Kastil Gaziantep yang bersejarah hancur akibat gempa.

Baca juga: Gempa Turki, Masjid Tua Yeni Camii Berusia Ratusan Tahun Roboh

Dilaporkan pula bahwa puing-puing kastil yang berlokasi di distrik Sahinbey berserakan di jalan, seperti dikutip dari CNN Travel, Selasa (7/2/2023).

Laporan mengatakan bahwa pagar besi di sekitar kastil hancur dan berserakan di trotoar.

Tembok penahan di sebelah kastil juga runtuh.

Sementara di beberapa bastion (selekoh atau sudut bangunan), terlihat retakan besar.

Di sebelah Kastil Gaziantep, terdapat Masjid Sirvani yang bersejarah dan konon dibangun pada abad ke-17.

Masjid tersebut juga mengalami kerusakan pada kubah dan dinding bagian timur dilaporkan runtuh.

2 dari 4 halaman

Menurut penggalian arkeologi, Kastil Gaziantep pertama kali dibangun sebagai menara pengawas selama periode Romawi pada abad kedua dan ketiga Masehi.

Baca juga: Gempa Bumi 7,8 Skala Richter Melanda Turki dan Suriah, 360 Orang Tewas

Usai rampung dibangun, Kastil Gaziantep terus berkembang seiring waktu.

Bangunan mengacu pada masa pemerintahan Kaisar Bizantium Justinian (527-565 M), menurut Museum Turki, situs resmi museum dan situs arkeologi di negara tersebut.

Baru-baru ini, Kastil Gaziantep berfungsi sebagai Museum Panorama Pertahanan dan Kepahlawanan Gaziantep.

Sejauh ini, tercatat lebih dari 18 gempa susulan berkekuatan 4 skala richter atau lebih tinggi sejak gempa awal, salah satu gempa terkuat yang melanda Turki dalam satu abad terakhir.

Lebih dari 600 orang dilaporkan tewas di seluruh wilayah yang terkena dampak, baik Turki maupun Suriah.

Menurut Wakil Presiden Turki Fuat Oktay, sekira 1.700 bangunan rusak di 10 pusat kota Turki.

Dalam rekaman video dari AFP TV yang diambil pada 6 Februari 2023, tim penyelamat mencari korban gempa berkekuatan 7,8 yang melanda Diyarbakir, Turki tenggara, meratakan bangunan di beberapa kota dan menyebabkan kerusakan di negara tetangga Suriah.
Dalam rekaman video dari AFP TV yang diambil pada 6 Februari 2023, tim penyelamat mencari korban gempa berkekuatan 7,8 yang melanda Diyarbakir, Turki tenggara, meratakan bangunan di beberapa kota dan menyebabkan kerusakan di negara tetangga Suriah. (Mahmut BOZARSLAN / AFPTV / AFP)

3 WNI Jadi Korban Luka Gempa di Turki, KBRI Beri Sejumlah Imbauan

Gempa dahsyat baru saja melanda sejumlah wilayah yang ada di Turki pada Senin (6/2/2023) pukul 04.17 waktu setempat.

Diketahui gempa berkekuatan magnitudo 7,8 mengguncang kawasan Turki Selatan hingga mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia.

3 dari 4 halaman

Beruntungnya hingga saat ini tidak ada laporan Warga Negara Indonesia (WNI) menjadi korban meninggal menurut Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ankara, Turki.

Namun ada tiga orang dari WNI di Turki dikabarkan telah mengalami luka-luka dan saat ini sudah dirujuk ke rumah sakit terdekat.

Baca juga: 42 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

Satu di antara WNI tersebut saat itu sedang berada di Kahramanmaras sementara 2 lainnya di Hatay.

Dikutip dari laman resmi Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Selasa (7/2/2023), KBRI Turki mengatakan pusat gempa berasal dari Provinsi Kahramanmaras dengan jarak kurang lebih 600 km sebelah tenggara Ankara.

Kemudian menjadi cukup dahsyat setelah disusul gempa lanjutan magnitudo 6,4 dan magnitudo 6,5 di Prov Gaziantep kurang lebih 700 km sebelah tenggara Ankara.

Akibatnya dilaporkan ada 912 orang meninggal dunia, 5385 orang terluka, dan sejumlah bangunan yang runtuh dan rusak berat akibat gempa.

Anggota pertahanan sipil Suriah, yang dikenal sebagai Helm Putih mengangkut korban yang ditarik dari puing-puing setelah gempa bumi di kota Zardana di pedesaan provinsi Idlib Suriah barat laut, pada awal 6 Februari 2023. Gempa berkekuatan 7,8 melanda Turki dan Suriah pada 6 Februari, menewaskan ratusan orang saat mereka tidur, meratakan bangunan, dan mengirimkan getaran yang terasa hingga pulau Siprus dan Mesir.
Anggota pertahanan sipil Suriah, yang dikenal sebagai Helm Putih mengangkut korban yang ditarik dari puing-puing setelah gempa bumi di kota Zardana di pedesaan provinsi Idlib Suriah barat laut, pada awal 6 Februari 2023. Gempa berkekuatan 7,8 melanda Turki dan Suriah pada 6 Februari, menewaskan ratusan orang saat mereka tidur, meratakan bangunan, dan mengirimkan getaran yang terasa hingga pulau Siprus dan Mesir. (ABDULAZIZ KETAZ/AFP)

Mengetahui hal itu, saat ini pihak KBRI telah melakukan sejumlah upaya.

Di antaranya dengan melakukan koordinasi bersama beberapa pihak, mulai dari otoritas lokal daerah terdampak, Satgas Perlindungan WNI dan PPI di sekitar lokasi.

Baca juga: Turki Resmi Ganti Nama jadi Türkiye, Ini Makna dan Alasan di Baliknya

"Presiden Erdogan telah berkomunikasi dgn Gubernur Kahramanmaras, ia menyampaikan pesan duka kepada masyarakat terdampak sekaligus menginfokan bahwa pihaknya telah mengerahkan tim SAR dari seluruh Turki," jelas KBRI Ankara.

"Mendagri Suleyman Soylu juga menyampaikan bahwa prioritas saat ini adalah penyelamatan korban yang terjebak di reruntuhan dan bantuan darurat masyarakat terdampak," tambah KBRI Ankara.

4 dari 4 halaman

Sejak berita ini dibuat, KBRI mencatat ada sekitar 6.500 WNI yang terdata tinggal di seluruh Turki.

Dari jumlah tersebut terdapat sekitar 500 orang tercatat bertempat tinggal di area gempa dan sekitarnya.

Sebagian besar WNI terdata merupakan pelajar dan mahasiswa, sementara lainnya adalah WNI yang menikah dengan warga setempat serta pekerja di organisasi internasional.

Sehubungan dengan hal itu, KBRI Ankara melalui Instagram resmi @indonesiainankara mengeluarkan sejumlah imbauan untuk para WNI.

Adapun imbauan tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Mematuhi imbauan otoritas setempat untuk tidak memasuki bangunan yang retak atau rusak parah.

2. Mengikutip apabila terdapat anjuran untuk tinggal sementara di lokasi-lokasi aman yang disediakan oleh otoritas setempat.

3. Memonitor perkembangan gempa yang disampaikan oleh otoritas terkait di Turki, khususnya AFAD (The Disaster and Emergency Management Presidency).

4. Tidak menyebarkan informasi yang dapat mengakibatkan kepanikan termasuk mengambil gambar baik korban ataupun bangunan rusak parah.

5. Dalam memerlukan bantuan darurat, diimbau untuk segera menghubungi hotline KBRI Ankara di nomor +90 532 135 22 98.

Sebagai informasi, KBRI juga membuka link khusus permintaan bantuan bagi seluruh WNI di sekitar lokasi yang terdampak gempa pada link ini.

Baca juga: Gempa Bumi Turki & Suriah Ternyata Telah Diprediksi Peneliti Belanda, tapi Tak Banyak yang Percaya

(TribunTravel.com/mym)

Untuk membaca artikel terkait berita viral, kunjungi laman ini.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
TurkiSuriahgempa bumi Gempa Megathrust Kuzu Tandır Makdous Inegol Kofte Arda Guler Sesar Cimandiri
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved