TRIBUNTRAVEL.COM - Bandara atau maskapai penerbangan memiliki aturan yang cukup ketat terkait barang bawaan penumpang saat naik pesawat.
Biasanya pihak penyedia layanan penerbangan sudah memiliki aturan yang jelas dan wajib dipatuhi oleh seluruh penumpang.
Meski sudah cukup lumrah, sayangnya aturan semacam ini tak jarang dilanggar oleh sebagian penumpang itu sendiri.
Hal ini sebagaimana contoh kasus yang sempat viral dan terjadi pada Desember 2022 lalu.
Baca juga: Momen Menegangkan Penumpang Pesawat Hampir Tersedot Keluar Gara-gara Pintu Terbuka
Diketahui pada waktu itu, ada seorang perempuan secara nekat membawa ular sanca dalam kopernya.
Ular sanca ini cukup besar bahkan ukurannya mencapai panjang hingga empat kaki.
TONTON JUGA:
Sebagai reptil yang berbahaya, keberadaan ular sanca itu lantas ditemukan oleh petugas keamanan Bandara Internasional Tampa di Florida.
Hasil rontgen tas tangannya dengan jelas menunjukkan reptil setinggi 1,2 meter tampak melingkar membentuk angka delapam di dalam tas.
Mengetahui hal itu, petugas keamanan dengan sigap meringkus ular dan memintai keterangan sang pemilik.
Baca juga: Kerap Bepergian Naik Pesawat, Atta Halilintar Kedapatan Lakukan Salat dalam Perjalanan
Namun usut-diusut, ular tersebut memang sengaja dibawa oleh seorang perempuan yang tidak disebutkan namanya.
Bukan tanpa alasan, hal itu lantaran wanita itu menjadikan ular yang diberi nama Bartholemew itu adalah 'hewan pendukung emosional'
Atas alasan inilah membuat olar Bartholemew harus ikut bepergian bersama tuannya.
“Ada mi berbahaya di tas itu…” tulis TS pada keterangan foto x-ray yang dikutip dari laman Mirror, Jumat (14/1/2023).
“Petugas kami di Bandara Internasional Tampa tidak menemukan hisssssterical ini! Kami benar-benar tidak memiliki tambahan untuk menemukan hewan peliharaan melalui mesin x-ray."
“Apakah Anda memiliki aspirasi membawa ular ke pesawat? Jangan kecewakan spageti dengan tidak memahami peraturan maskapai penerbangan Anda.”
Mengacu pada aturan, membawa ular dalam koper atau tas jinjing ke pesawat memang tidak diperbolehkan saat berangkat atau tiba di AS.
Namun ada beberapa pengecualian bagi mereka yang dimasukkan ke dalam tas bagasi.
Tentu saja pengecualian itu dengan syarat hewan tersebut dinyatakan dan dibawa dengan benar.
Para pejabat mengatakan bahwa Bartholemew dibebaskan tanpa cedera dan dikembalikan ke rumah pemiliknya.
Sementara maskapai penerbangan AS jauh lebih lunak dalam hal mengizinkan hewan naik daripada rekan mereka di Inggris, aturan seputar hewan pendukung emosional telah diperketat dalam beberapa tahun terakhir.
Agar secara hukum dianggap sebagai hewan pendukung emosional, hewan peliharaan harus diresepkan oleh profesional kesehatan mental berlisensi.
Seorang terapis, psikolog, atau psikiater harus menentukan bahwa kehadiran hewan diperlukan untuk kesehatan mental pasien.
Namun hal itu tergantun kebijakan maskapai masing-masing apakah mereka mengizinkan hewan pendukung emosional selain anjing ke dalam penerbangan.
Sebagaimana anjing saat ini merupakan satu-satunya makhluk yang dicakup oleh kriteria yang ditetapkan oleh Departemen Perhubungan AS pada tahun 2020.
Meski demikian tidak menutup kemugkinan operator dapat mengizinkan berbagai jenis hewan sebagai hewan peliharaan.
Baca juga: Alasan Pramugari Berjalan di Lorong Kabin sebelum Pesawat Lepas Landas, Mengapa?
Viral Pesawat Mengalami Turbulensi Parah, 7 Penumpang Cedera dan Luka-luka
Baru-baru ini terjadi, sebuah penerbangan Air Astana A321neo mengalami turbulensi parah.
Pesawat Air Astana A321neo yang terbang dari Tashkent menuju Almaty mengalami turbulensi mendadak.
Kejadian tersebut berlangsung pada Sabtu (7/1/2023), ketika pesawat Air Astana A321neo mengudara menuju Almaty, Kazakhstan.
Diwartakan Simple Flying, insiden turbulensi yang terbilang sangat parah sehingga tujuh penumpang luka-luka.
Insiden tersebut menandai kasus ketiga dalam empat bulan yang melibatkan turbulensi parah, yang menyebabkan penumpang terluka.
Baca juga: Pesawat Terpaksa Mendarat Darurat, Ternyata Dilaporkan Ada Ancaman Bom
Detail Insiden
Menurut The Aviation Herald, sebuah penerbangan Air Astana Airbus A321neo terdaftar EK-KDF sedang melakukan penerbangan KC128 dari Tashkent (Uzbekistan) ke Almaty (Kazakhstan).
Selama penerbangan satu jam yang relatif singkat ini, pesawat mengalami turbulensi yang parah.
Kejadian tersebut dilaporkan sebagai "turbulensi kuat yang terjadi secara mendadak", di mana tujuh penumpang mengalami cedera.
Selain itu dilaporkan pula sebagai "turbulensi dalam berbagai tingkat", karena tanpa rincian lebih lanjut.
Namun, berdasarkan grafik kecepatan dan ketinggian yang dipublikasikan FlightRadar24.com, kemungkinan turbulensi terjadi 20-25 menit setelah lepas landas, dengan kecepatan pesawat bervariasi diikuti dengan penurunan ketinggian.
Seorang individu mengomentari laporan The Aviation Herald menyatakan bahwa ini bisa jadi akibat dari turbulensi gelombang gunung karena penerbangan itu terbang di dekat pegunungan.
Turbulensi gelombang gunung merupakan fenomena yang dicatat SKYbrary disebabkan oleh gangguan aliran udara horizontal yang disebabkan oleh ketinggian tanah.
Baca juga: Kamu Sering Kedinginan di Pesawat? Pramugari Beberkan Alasan Kabin Bersuhu Dingin
(TribunTravel/Zed)
Baca selengkapnya soal berita viral di sini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.