TRIBUNTRAVEL.COM - Di Mexico City, ada satu pulau yang membuat bulu kuduk berdiri siapapun yang mengunjunginya.
Pulau di Mexico City itu bukan dihuni manusia melainkan ribuan boneka.
Baca juga: Kunjungi Maluku, Sandiaga Uno Jajal Sensasi Berenang di Laut Lepas Pulau Dodola

Baca juga: Jelajahi Keindahan Pulau Tawale Halmahera Selatan, Sandiaga Uno: Raja Ampat Baru
Apa yang mengerikan dari pulau di Mexico City itu adalah penampilan dari bonekanya.
Di mana ribuan boneka itu tampak kotor, beberapa bagian tubuhnya hilang dan penampakannya begitu menyeramkan.
Baca juga: 6 Pantai Terindah di Sabang, Pulau Terluar yang Dijuluki Surganya Ujung Barat Indonesia
Baca juga: 10 Destinasi Paling Favorit Bagi Pramugari saat Singgah, Ada Pulau Terindah di Dunia
Mereka menyebut tempat itu dengan nama Pulau Boneka atau La Isla de las Munecas, rumah bagi koleksi mainan hantu terbesar di dunia.
Pemilik pulau itu adalah Julian Santana Barrera.
Dia menghuni satu chinampa di kawasan Mexico City.
Chinampa adalah metode pertanian Aztec kuno di mana sebagian kecil tanah digunakan untuk bercocok tanam di dasar danau dangkal di Lembah Meksiko.
Pulau-pulau buatan biasanya dikelilingi air namun mudah diakses dengan perahu.
Dan di sinilah letak Pulau Boneka, dengan boneka-boneka itu ditempatkan di sini oleh mantan pemilik chinampa, Julián Santana Barrera.
Baca juga: 7 Tempat Wisata di Maluku Utara, Jelajah Pulau Halmahera hingga Danau Laguna

Dilansir dari dailystar, Julián adalah seorang pertapa yang dihantui oleh arwah seorang gadis yang terjerat dalam lili air kanal dan secara tragis tenggelam di sana.
Gadis itu ditemukan mengambang di kanal dengan bonekanya dan Julián menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa menyelamatkannya.
Dia menggantung mainan itu di pohon sebagai tanda hormat dan bersembunyi di hutan segera setelah itu, mengklaim dia bisa mendengar jeritan dan langkah kakinya yang tersiksa dalam kegelapan.
Dia menggantung mainan itu di pohon sebagai tanda hormat dan mundur ke hutan segera setelah itu, mengklaim dia bisa mendengar jeritan dan langkah kakinya yang tersiksa dalam kegelapan.
Legenda mengatakan Julián juga percaya bahwa boneka plastik yang digantung menyerap suara jeritannya yang tersiksa.
Produk akhirnya adalah kumpulan boneka yang sebagian dipotong-potong menyeramkan dengan mata berkaca-kaca dan wajah kotor.
Julián menjadi tergila-gila, menghabiskan setiap jamnya mencari tempat pembuangan sampah dan kanal mencari boneka tua yang ditinggalkan.
Sedihnya Julián meninggal pada tahun 2001, dekat dengan tempat gadis muda itu tenggelam.
Beberapa percaya dia mengalami nasib yang sama dengan gadis malang itu sementara yang lain mengatakan dia mengalami serangan jantung.
Bagaimanapun juga, banyak yang percaya kematiannya disebabkan oleh arwah gadis itu, yang konon masih menghantui pulau itu hingga saat ini.
Kebakaran di Pulau Paskah Hanguskan Patung Buatan Suku Polinesia yang Langka
Kebakaran di Pulau Paskah telah menyebabkan kerusakan signifikan pada serangkaian patung berharga yang diukir oleh suku Polinesia lebih dari 500 tahun yang lalu.
Pulau Paskah memiliki hampir 1.000 megalit, yang dikenal sebagai moai.

Kebakaran terjadi pada hari Senin di sekitar gunung berapi Rano Raraku di pulau itu, yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO.
"Hampir 60 hektar (148 hektar) terpengaruh, termasuk beberapa moai," kata Carolina Perez, wakil menteri warisan budaya, dalam sebuah tweet.
Dilansir dari mirror, Pulau Paskah terletak 3.500 km (2.174 mi) di lepas pantai barat Chili.
Perez membenarkan bahwa sekira 100 hektar telah dilalap api.
Beberapa ratus moai berada di area tersebut, di samping sebuah tambang di mana batu yang digunakan untuk mengukir patung ditambang.
Pedro Edmunds, walikota Pulau Paskah, mengatakan kepada media lokal bahwa kerusakan yang disebabkan oleh api".
Tingkat kehancuran sepenuhnya masih belum jelas.
Kebakaran itu terjadi hanya tiga bulan setelah pulau itu dibuka kembali untuk pariwisata setelah dua tahun ditutup karena pandemi Covid-19.
Sebelum ini, pulau ini secara teratur menerima lebih dari 160.000 pengunjung per tahun.

Wilayah itu dihuni oleh orang-orang Polinesia sebelum dianeksasi oleh Chili pada tahun 1888.
Polinesia lokal menyebut pulau itu "Rapa Nui" atau "Rapa Besar", mengacu pada kemiripannya dengan Pulau Rapa di Kepulauan Bass.
Pulau ini adalah satu tempat berpenghuni paling terisolasi di dunia.
Daratan berpenghuni terdekat adalah Pulau Pitcairn, yang berjarak sekitar 2.075 km (1.289 mil).
Sekitar 7.750 orang tinggal di Pulau Paskah.
Pada tahun 1877, hanya 111 penduduk asli yang tinggal di pulau itu.
Penurunan pendudul disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari penyakit Eropa yang menyerang pulau itu, perampokan budak Peru hingga emigrasi ke pulau-pulau lain seperti Tahiti.
Ambar/TribunTravel