TRIBUNTRAVEL.COM - PT Kereta Api Indonesia (Persero) meresmikan Teras UMK (usaha mikro dan kecil) di Stasiun Bandung, Kamis (10/11/2022).
Teras UMK di Stasiun Bandung ini adalah program pendayagunaan UMK mitra KAI yang pertama dibuka di lingkungan area bisnis KAI.

Tujuannya adalah sebagai sarana UMK binaan KAI untuk menjajakan produknya bagi masyarakat, khususnya pelanggan kereta api.
Meskipun menghadapi tantangan yang luar biasa akibat pandemi selama 2 tahun, KAI dengan semangat tinggi terus membangun kolaborasi dalam rangka membangun kemanfaatan kepada lingkungan.
Baca juga: KAI Bikin Film Dokumenter, Pengambilan Gambar Dilakukan dari Jawa sampai Sumatera
Satu di antaranya diwujudkan dengan meresmikan Teras UMK di Stasiun Bandung.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo, seperti dikutip dari laman resmi kai.id, Selasa (15/11/2022).
“Hadirnya Teras UMK ini juga merupakan dukungan KAI terhadap program Kementerian BUMN dalam rangka membangun konektivitas dan kesinambungan antara BUMN dengan masyarakat setempat," kata Didiek.
"Sehingga ada suatu komunikasi yang saling menunjang dan menundukung dimana KAI sudah melakukan program-program TJSL di bidang pendayagunaan UMK, sehingga di setiap wilayah kerja KAI ada TJSL ataupun mitra-mitra binaan yang terus kita kembangkan,” imbuhnya.
Teras UMK di Stasiun Bandung terletak di sisi selatan stasiun.
Baca juga: Inilah Sleko, Tempat Berlindung Petugas Terowongan saat Kereta Api Melintas
Berbagai produk dengan kualitas terbaik dapat dibeli di Teras UMK seperti makanan, minuman, fesyen, dan kerajinan yang seluruhnya merupakan produk UMK.
Sebanyak 24 UMK binaan KAI dilibatkan untuk mengisi etalase Teras UMK.
Pelanggan dapat melakukan transaksi pembelian melalui uang tunai, kartu debit, kartu kredit, ataupun menggunakan QRIS.
Tak hanya di Stasiun Bandung, ke depannya KAI akan menyediakan Teras UMK di stasiun-stasiun lainnya dan akan menjadi program strategis KAI yang sustainable.
Hal ini sesuai dengan ketentuan pemerintah dalam hal penyediaan kuota bagi UMKM pada infrastruktur publik.
Sampai dengan tahun 2022 ini, KAI telah menyalurkan dana Rp 25,9 miliar bagi 2.692 UMK binaannya.

UMK tersebut meliputi sektor Industri, jasa, perdagangan, perikanan, pertanian, peternakan dan lainnya.
Selain memberikan pembiayaan modal usaha, KAI juga memfasilitasi pelatihan dan sertifikasi bagi UMK binaannya.
KAI juga mengikutkan UMK binaannya dalam berbagai pameran untuk meningkatkan daya saing produk lokal.
“Harapannya, Teras UMK yang menjadi etalase para UMK binaan KAI untuk para pengunjung stasiun atau pelanggan KAI ini dapat terus berkembang," ungkap Didiek.
"KAI akan terus membangun kerja sama dengan para pelaku UMK untuk dapat memberikan manfaat dan mengembangkan usahanya dengan baik,” pungkasnya.
Baca juga: Sebelum Memesan Tiket, Yuk Ketahui Perbedaan Jenis-jenis Kereta Api Ekonomi
KAI Pakai Kemasan Makanan Ramah Lingkungan dalam Perjalanan Kereta Api
PT Kereta Api Indonesia (Persero) berkomitmen mendukung program pemerintah untuk mengurangi sampah plastik.
Hal itu diwujudkan dengan menggunakan kemasan ramah lingkungan pada produk makanan dan minuman yang dijual dalam perjalanan kereta api.
Berbagai menu makanan di kereta api disajikan menggunakan kemasan berbahan dasar kertas, serat jagung dan serat tebu.
Dalam penggunaan kemasan makanan di kereta api, KAI menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan serta mengurangi penggunaan bahan plastik.
Hal itu disampaikan oleh VP Public Relations KAI Joni Martinus, seperti dikutip dari laman kai.id.
Menurut Joni, tujuan penggunaan kemasan ramah lingkungan dilakukan untuk mengurangi produksi sampah plastik yang sulit diurai oleh proses alam.

Penggunaan kemasan makanan dan minuman ramah lingkungan ini sudah KAI terapkan sejak tahun 2018.
Secara bertahap, KAI meminimalisir penggunakaan bahan dasar plastik dan menggantinya dengan bahan dasar yang mudah terurai.
Baca juga: Aturan Membawa Sepeda saat Naik Kereta Api, Perhatikan Ukuran Roda dan Berat Maksimalnya
KAI Services, sebagai pengelola restoran kereta, menggunakan jenis kemasan ramah lingkungan pada berbagai menu makanan.
Di antaranya seperti Nasi Goreng Parahyangan Legend, Nasi Ayam Geprek, Train Chicken, Nasi Rames Nusantara, Nasi Sei Sapi, Mie Godog, Mie Goreng Jawa, Sotoka dan Bakso Enak.
Hal serupa juga dijumpai pada menu minuman berupa teh, kopi, kopi susu, cappucino, wedang uwuh, teh jahe dan cokelat.
“Pelanggan tidak perlu ragu menikmati hidangan kereta api. Karena selain hidangannya nikmat, pelanggan juga dapat membantu melestarikan lingkungan karena KAI menggunakan kemasan makanan yang ramah lingkungan,” ujar Joni.
Dengan menggunakan kemasan makanan ramah lingkungan, KAI ikut mendukung komitmen pemerintah untuk mengurangi sampah plastik di Indonesia sebesar 30 persen dan mengolah 70 persen sampah pada tahun 2025.
Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk menghijaukan Indonesia melalui BUMN Hijaukan Indonesia serta menyukseskan program G20.
Di samping menggunakan kemasan makanan ramah lingkungan, untuk menyukseskan program BUMN Hijaukan Indonesia KAI juga melakukan Gerakan KAI Hijaukan Indonesia dengan melakukan penghijauan.
Di tahun 2021-2022, KAI telah melakukan penanaman 28.697 pohon pada stasiun, perkantoran dan lingkungan masyarakat di berbagai area kerja KAI.
“KAI terus menggencarkan penghijauan baik di area stasiun, perkantoran, maupun produk KAI yang ramah lingkungan lainnya sebagai dukungan dari gerakan BUMN Hijaukan Indonesia,” tutup Joni.
Baca juga: Menilik Terowongan Kereta Api Pertama dan Tertua di Indonesia, Ternyata Pernah 3 Kali Longsor
(TribunTravel.com/mym)
Untuk membaca artikel terkait KAI, kunjungi laman ini.