TRIBUNTRAVEL.COM - Festival Gandrung Sewu 2022 bakal digelar kembali pada besok Sabtu (29/10/2022) di Pantai Marina Boom, Banyuwangi, Jawa Timur.
Sebelumnya Festival Gandrung Sewu sempat vakum selama dua tahun akibat pandemi Covid-19.
Tahun ini, Festival Gandrung Sewu akan kembali hadir dan menghipnotis jutaan pasang mata dunia yang melihatnya.
Seperti halnya tahun-tahun sebelumnya, Festival Gandrung Sewu 2022 akan menyuguhkan penampilan 1000 penari.
Baca juga: Siap-siap! Festival Maritim Labuan Bajo 2022 Akan Hadir 21-23 Oktober 2022
Untuk tahun ini, Festival Gandrung Sewu 2022 mengangkat tema 'Kemilau Bumi Blambangan'.
Tonton juga:
Di mana Tari Gandrung akan mengisahkan aksi heroik rakyat Blambangan (Banyuwangi) yang berjuang mendapat kemerdekaan.
Selain penampilan tari Gandrung Sewu oleh ribuan penari, ada pula berbagai penampilan fragmen tari kolosal lain.
Tarian kolosal dan fragmen ini akan tampil sekitar 45 menit sampai makismal satu jam.
Dari pantauan TribunTravel di akun Instagram @banyuwangi_tourism, Jumat (21/10/2022), Festival Gandrung Sewu 2022 bakal digelar mulai pukul 14.00 WIB.
Traveler yang ingin menyaksikan Festival Gandrung Sewu 2022 silakan langsung datang ke lokasi tanpa dipungut biaya apapun.
Baca juga: Festival Kethoprak Antar Kabupaten Kota se-DIY Tahun 2022 Kembali Digelar, Tampilkan 5 Kontingen
Bandara Banyuwangi Masuk Daftar Deretan Arsitektur Terbaik di Dunia
Bandara Internasional Banyuwangi, Jawa Timur, yang dikelola PT Angkasa Pura II (Persero), beberapa waktu lalu masuk ke dalam daftar 20 bangunan dengan arsitektur terbaik di dunia.
Adapun penghargaan tersebut dirilis secara resmi dalam The Aga Khan Award for Architecture (AKAA) 2022.
Melansir laman web Angkasa Pura II, pihak Aga Khan Award telah mengakui suatu bangunan adalah yang terbaik.
Hal tersebut dilihat dari sejumlah keunggulan yang meliputi arsitektur kontemporer, social housing, berkontribusi dalam pengembangan masyarakat, pelestarian sejarah, hingga konservasi kawasan.
Kemudian juga dilihat dari segi desain lansekap dan perbaikan lingkungan, serta juga melihat pemanfaatan sumber daya lokal, penggunaan teknologi secara inovatif, serta aspek lain seperti misalnya insinyur dan pengrajin.
Sebagaimana diketahui, Banadara Internasional Banyuwangi dirancang oleh arsitek nasional, Andra Matin.
Dilihat dari segi arsitekturnya, terminal penumpang Bandara Internasional Banyuwangi memang mengusung konsep green airport.
Baca juga: Jadwal Konser Gratis Festival Jajarans, Dimeriahkan Maliq & DEssentials hingga Juicy Luicy
Green airport yang dimaksud yakni Bandara Internasional Banyuwangi tidak mengandalkan pendingin udara namun tetap terasa nyaman bagi penumpang pesawat.
Bandara Internasional Banyuwangi memiliki terminal penumpang seluas 7.000 meter persegi dan berkapasitas 3 juta penumpang.
Pada tahun ini Bandara Internasional Banyuwangi dibangun oleh Pemkab Banyuwangi dan mengadopsi konsep atap rumah Suku Osing, masyarakat asli Banyuwangi.
Keindahan arsitektur terminal penumpang ini kemudian menjadi salah satu landmark yang cukup ikonik di Jawa Timur.
Kemudian pada 2017, Bandara Internasional Banyuwangi kemudian dikelola oleh Angkasa Pura II dan pengembangan pun terus berlanjut.
Pihak AP II lantas mengembangkan sisi udara yang meliputi penebalan runway, pelebaran dan perpanjangan runway menjadi 2.450 x 45 m dan perluasan apron (parkir pesawat) menjadi 16.200 meter persegi, serta pembangunan taxiway.
“Pengembangan sisi udara guna mendukung operasional pesawat berbadan sedang (narrow body) sekelas Boeing 737-900 ER dan Airbus A320 yang saat ini menjadi pesawat komersial rute jarak pendek dan menengah paling banyak digunakan maskapai di Indonesia atau bahkan di dunia,” ujar President Direkturr AP II, Muhammad Awaluddin.
Muhammad Awaluddin mengatakan AP II juga memperkuat implementasi green airport.
“Bandara Banyuwangi sudah memiliki terminal penumpang dengan arsitektur yang luar biasa indah dan sangat mendukung penerapan green airport," ujarnya.
"AP II akan memperkuat penerapan green airport ini dan menjadikan Bandara Banyuwangi sebagai bandara pertama di Indonesia yang mendapat sertifikasi Greenship Existing Building,” ungkap Muhammad Awaluddin.
Guna memperkuat penerapan green airport, pihak AP II memiliki program efisiensi dan konservasi energi.
Baca juga: Asian Street Food Festival Margo City Mall Berlangsung hingga 16 Oktober 2022, Sedia Menu Khas Asia
Hal tersebut diwujudkan melalui pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai salah satu sumber energi di bandara ini.
“Program ini sudah berjalan, AP II didampingi Ditjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM berkolaborasi untuk mendorong pemanfaatan PLTS di bandara-bandara termasuk di Bandara Banyuwangi,” jelas Muhammad Awaluddin.
Adapun dari evaluasi yang telah dilakukan, pemanfaatan PLTS di Bandara Banyuwangi dimungkinkan dilakukan di atas atap seluas 3.300 meter persegi dengan maksimal kapasitas on-grid sebesar 150 KWp (kilowatt peak).
“Panel surya dalam sistem PLTS akan dipasang di atap gedung Airport Rescue and Fire Fighting (ARFF) dan gedung Main Power Station (MPS),” jelas Awaluddin.
Implementasi PLTS ini juga sejalan dengan pengembangan Bandara Banyuwangi untuk selalu mengikuti tren global.
Dengan demikian pihak AP II akan mendorong seamless journey experience melalui pemanfaatan mesin self check in, layanan dengan mobile apps, self baggage drop dan fasilitas lainnya seperti biometrik facial recognition untuk naik ke pesawat.
“Penumpang pesawat atau traveler yang saat ini didominasi kalangan milenial lebih memilih penggunaan teknologi untuk memproses keberangkatan penerbangan dan merasakan seamless journey experience,” ungkap Awaluddin.
“Melalui pengembangan sisi darat yang mencakup terminal penumpang berarsitektur terbaik dunia, lalu pengembangan sisi udara mencakup runway, apron, taxiway, serta pengembangan infrastruktur teknologi dan energi baru, terbarukan, Bandara Internasional Banyuwangi akan menjadi pilot project pengembangan bandara modern untuk mendukung wisata," tambahnya.
"Traveler yang melalui bandara ini akan merasakan aura berlibur yang sangat kental, bebas ribet, bebas stress dan bebas hambatan," lanjutnya.
Baca juga: Festival Kebudayaan Jawa 2022 Digelar di Solo, Ada Resepsi Pernikahan Massal 10 Pasang Pengantin
(TribunTravel.com/ Rtn)
Baca juga selengkapnya seputar Festival Gandrung Sewu, di sini.