Breaking News:

2 Turis Wanita Masuk ke Pesta Pernikahan Orang Tak Dikenal Demi Makan Kuliner Lokal

Bukannya pergi menyantap makanan di restoran lokal, dua turis wanita itu malah makan di pesta pernikahan orang lain.

Editor: Sinta Agustina
Unsplash/Saile Ilyas
Ilustrasi makanan di pesta pernikahan. Bukannya pergi menyantap makanan di restoran lokal, dua turis wanita itu malah makan di pesta pernikahan orang lain. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Viral kisah perjalanan dua turis wanita yang berasal dari China.

Bukannya pergi menyantap makanan di restoran lokal, dua turis wanita itu malah makan di pesta pernikahan orang lain.

Ilustrasi pesta pernikahan.
Ilustrasi pesta pernikahan. (Drew Coffman/Unsplash)

Melansir Doingsongphapluat.com, seorang gadis bernama Hong dari provinsi Hunan sedang dalam perjalanan dengan saudara perempuannya di Liuzhou, provinsi Guangxi

Keduanya telah berjalan-jalan berkali-kali tetapi masih tidak tahu apa yang bisa dimakan. 

Baca juga: Mesin ATM Tertinggi Sedunia di Perbatasan China-Pakistan, Lokasinya Puncak Gunung 4.693 Mdpl

Saat itu, mereka kebetulan melihat pernikahan diadakan di hotel di tepi jalan. 

Secara kebetulan, di tas Hong ada amplop merah sisa dari pernikahan saudaranya dua hari yang lalu.

LIHAT JUGA:

Gadis itu tiba-tiba berpikir untuk menghadiri pernikahan ini, namun keduanya agak ragu.

"Saya pikir pernikahan lokal pasti akan mencicipi banyak hidangan otentik," kata Hong.

Pengantin yang berdiri di dekatnya menyaksikan keraguan kedua gadis itu.

Baca juga: China Airlines Buka Rute Taipei-Denpasar PP, Penerbangan Internasional Bandara Ngurah Rai Bertambah

2 dari 4 halaman

Tak pelak, pengantin tersebut pun memutuskan untuk mengundang mereka ke pesta pernikahannya. 

"Saya melihat kalian di pinggir jalan ragu-ragu apakah akan masuk atau tidak," ucap sang pengantin.

Ilustrasi makanan di pesta pernikahan.
Ilustrasi makanan di pesta pernikahan. (Unsplash/Saile Ilyas)

Bukannya marah, pasangan pengantin itu justru membujuk tua turis wanita untuk memasuki aula.

Sebelum memutuskan untuk menghadiri upacara tersebut, Hong menyerahkan sebuah amplop senilai 200 yuan (sekitar lebih dari Rp 427.589) sebagai hadiah pernikahan untuk kedua mempelai.

Kedua gadis itu disambut hangat oleh orang-orang di sana. 

Hong dan saudara perempuannya diperkenalkan dengan hidangan lokal seperti kuning telur asin dalam bihun daging dan soba talas. 

Hong sendiri juga menceritakan bahwa dia sangat merasakan cita rasa masakan lokal melalui pesta tersebut.

Cerita tidak berhenti sampai di sini.

Setelah pesta pernikahan berakhir, mungkin karena kedua mempelai begitu terkesan dengan Hong, kedua mempelai mengundangnya untuk makan lagi besok dan kemudian mereka berteman.

Baca juga: Seorang Nelayan di China Temukan Belut Langka dengan Bentuk dan Warna Aneh

Setelah dibagikan, kisah Hong ini lantas menjadi viral di media sosial.

3 dari 4 halaman

Sebagian besar mengatakan bahwa kedua gadis itu memiliki pengalaman perjalanan yang mengesankan yang tidak semua orang dapat alami. 

Ilustrasi makan di pesta pernikahan.
Ilustrasi makan di pesta pernikahan. (Unsplash/Jay Wennington)

Selain itu, banyak pendapat mengatakan bahwa dua gadis memberikan 200 yuan untuk sebuah pernikahan dinilai terlalu sedikit.

"Ini benar-benar pengalaman mendalam tentang kehidupan lokal," kata netizen.

"200 yuan untuk makanan lengkap, benar-benar hemat biaya," ucap yang lain.

Baca juga: KFC China Tambahkan Ceker dan Sayap Ayam pada Menunya Akibat Kenaikan Harga Minyak Goreng

"Kami Guangxi mengadakan pernikahan untuk bersenang-senang, bukan untuk mengumpulkan uang, 200 sudah cukup untuk kami," jawab yang lain.

"Sering kali ketika saya pergi keluar untuk menghadiri pernikahan, saya juga memberi tahu ibu saya bahwa saya akan memasukkan amplop untuk memberi selamat dan makan dengan cepat," ujar netizen.

Kenapa China disebut Tiongkok?

Dilaporkan Kompas.com, China disebut Tiongkok di Indonesia bermula dari Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 tentang Pencabutan Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera Nomor SE-06/PRES.KAB/6/1967.

Berdasarkan Keppres tersebut, nama Republik Rakyat China di Indonesia diubah menjadi Republik Rakyat Tiongkok untuk negaranya, dan Tionghoa untuk masyarakatnya, sejak masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Kemudian, alasan kenapa China disebut Tiongkok di Indonesia adalah untuk menghilangkan perilaku diskriminatif serta dampak psikososial masyarakat Indonesia keturunan Tionghoa.

4 dari 4 halaman

Haris Prahara dalam Surat kepada Redaksi Kompas yang dimuat di Harian Kompas pada 2 Maret 2017 menuliskan, penggunaan istilah China memang sesuatu yang sensitif khususnya pada masa Orde Baru.

"Istilah itu dianggap menyinggung etnis tertentu di Indonesia," tulis Haris.

Suasana di Shanghai, China.
Suasana di Shanghai, China. (Nuno Alberto/Unsplash)

"Tak jarang pula, pada masa itu, segelintir oknum dalam masyarakat menyalahgunakan istilah China sebagai bentuk perundungan," imbuhnya.

Sebelumnya, pada September 1996 warga keturunan Tionghoa di Indonesia dicurigai membawa paham komunisme dan diduga terlibat dalam gerakan G30S/PKI. 

Lalu, dikeluarkan Instruksi Presiden No. 14/1967 tentang larangan warga Tionghoa untuk melakukan tradisi, adat istiadat, dan lain sebagainya.

Baca juga: 8 Kuliner Khas Tiongkok yang Disajikan saat Tahun Baru Imlek

Akan tetapi, instruksi tersebut dicabut oleh Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) melalui Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000 tentang Pencabutan Instruksi Presiden Nomor 14/1967 tentang Agama, Kepercayaan, dan Adat Istiadat China.

Berkat pencabutan Instruksi Presiden No. 14/1967, warga Tionghoa dapat bebas berekspresi, menjalankan kepercayaan agama, dan menggelar acara/adat istiadat/tradisi tanpa izin khusus.

Seiring berjalannya waktu, istilah Tiongkok dan China pada akhirnya sama-sama digunakan di Indonesia.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Tak Diundang, 2 Turis Wanita Ini Nekat Masuk ke Pesta Pernikahan Lalu Makan, Endingnya Begini.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Medan
Tags:
ChinaGuangxiLiuzhou
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved