TRIBUNTRAVEL.COM - Monumen Pers Nasional merupakan sebuah bangunan ikonik di Kota Solo, Jawa Tengah.
Dulunya, Monumen Pers Nasional dikenal dengan nama Societeit Sasana Soeka.

Kini Monumen Pers Nasional berada di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.
Monumen Pers Nasional juga menjadi salah satu warisan cagar budaya yang ada di Kota Solo, terutama bagi sejarah perkembangan pers nasional di Indonesia.
Baca juga: Jadwal Pertunjukan Wayang Orang Sriwedari Solo Periode September 2022
Menilik lebih jauh ke belakang, Monumen Pers Nasional dibangun pada tahun 1918 atas perintah dari KGPAA Mangkunegara VII, Pangeran Adipati Aryo Prangwedana.
Tujuan didirikannya Monumen Pers Nasional adalah sebagai sebuah balai perkumpulan dan ruang pertemuan, seperti dilansir dari laman Pemkot Solo, Minggu (11/9/2022).
Meskipun baru dibangun tahun 1918, tetapi rancangan gambar gedung Monumen Pers Nasiional telah diberikan kepada Mangkunegara VII sejak tahun 1917.
Bangunan Monumen Pers Nasional dirancang oleh seorang arsitek asal Wonosobo yang bernama Mas Aboekasan Atmodirono.
Keunikan gedung karya Aboekasan Atmodirono ini terlihat dari gaya arsitekturnya yang memadukan corak Hindu-Budha dengan kolonial pada masa tersebut.
Ciri khas Hindu-Budha tampak dari beberapa ornamen yang menyerupai stupa di bagian atap, wajah bangunan bertingkat yang menyerupai candi, serta dinding gedung yang terbuat dari batu andesit.
Sedangkan ciri kolonial terlihat dari adanya pilar besar serta jendela dan pintu yang lebar.
Baca juga: Mie Ayam Pasoepati di Solo yang Super Laris, Porsi Jumbo dengan Topping Ayam Melimpah
Pada tahun 1933, Monumen Pers Nasional menjadi saksi atas terbentuknya radio publik pertama yang dioperasikan oleh pribumi Indonesia, yakni Solosche Radio Vereeniging.
Kemudian pada tahun 1937, Solosche Radio Vereeniging diperkirakan menyiarkan musik gamelan secara langsung dari Solo untuk mengiringi Putri Mangkunegoro VII, Gusti Nurul, yang tengah menarikan tari Bedhaya Srimpi di Istana Kerajaan Belanda di Den Haag.
Terhitung setelahnya, Monumen Pers Nasional beberapa kali telah beralih fungsi.
Ketika masa pendudukan Jepang, Monumen Pers Nasional dijadikan sebagai klinik perawatan tentara dan kemudian pada masa revolusi nasional menjadi kantor Palang Merah Indonesia.

Koleksi Monumen Pers Nasional di Solo, Jawa Tengah. (TRIBUNSOLO/Ahmad Hudzaifah)
Lalu pada 9 Februari 1946 terbentuk Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di gedung Monumen Pers Nasional.
Tepat 10 tahun setelahnya, di tahun 1956 beberapa wartawan kenamaan Indonesia menyarankan agar mendirikan sebuah yayasan yang menaungi pers nasional.
Yayasan ini kemudian baru diresmikan pada 22 Mei 1956 dengan sebagian besar koleksi museum merupakan hasil sumbangan dari Soedarjo Tjokrosisworo.
Nama Monumen Pers Nasional sendiri, ditetapkan pada tahun 1973 dan kemudian lahan serta bangunan gedung disumbangkan kepada pemerintah di tahun 1977.
Monumen ini kemudian dibuka secara resmi oleh Presiden Soeharto pada 9 Februari 1978.
Baca juga: 6 Nasi Goreng di Solo untuk Makan Malam, Ada yang Masih Dimasak Pakai Arang dan Favorit Jokowi
Nah, buat kamu yang hobi mengunjungi wisata sejarah, jangan lupa mampir ke Museum Pers Nasional, ya!
Di dalamnya kamu bisa menemukan koleksi benda pers bersejarah.
Selain itu, terdapat pula surat kabar nasional sejak dulu hingga sekarang.
Melansir akun Instagram resminya, para pengunjung Monumen Pers Nasional tidak akan dikenakan biaya apapun alias gratis.
Museum Pers Nasional berlokasi di Jalan Gajahmada Nomor 59, Timuran, Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Destinasi ini buka setiap hari mulai pukul 09.00 - 15.00 WIB.

Night Market Ngarsopuro, Tempat Wisata Malam yang Asyik Buat Belanja & Kulineran di Solo
Jalan-jalan ke Kota Solo, jangan lewatkan serunya mengunjungi Night Market Ngarsopuro.
Night Market Ngarsopuro merupakan tempat wisata malam hari yang patut untuk dikunjungi.
Terletak di jantung kota Solo, Night Market Ngarsopuro cocok banget buat traveler yang gemar jalan-jalan malam.
Lokasi Night Market Ngarsopuro berada di sepanjang koridor Ngarsopuro, Jalan Diponegoro, Keprabon, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah.
Baca juga: Sejarah Bioskop Tua Singosaren Solo untuk Nobar Pengabdi Setan 2, Sempat Tutup Imbas Kerusuhan 98
Night Market Ngarsopuro atau Pasar Malam Ngarsopuro sudah ada sejak tahun 2009 silam.
Pencetus Night Market Ngarsopuro ialah Presiden Joko Widodo, yang kala itu masih menjabat sebagai Wali Kota Solo.
Night Market Ngarsopuro dipenuhi dengan tenant yang menjual beraneka ragam produk mulai dari fashion, kuliner, suvenir dan lain sebagainya.
Uniknya, produk-produk yang dijual di Night Market Ngarsopuro tersebut semuanya menggambarkan ciri khas Kota Solo.
Kegiatan Night Market Ngarsopuro ini sempat terhenti selama dua tahun, akibat dari pandemi Covid-19.

Namun, Night Market Ngarsopuro telah dibuka kembali secara resmi pada tanggal 9 April 2022 lalu.
Bahkan, kini Night Market Ngarsopuro masih rutin beroperasi dan terbilang ramai pengunjung.
Nah, perlu diketahui, lokasi Night Market Ngarsopuro telah mengalami perubahan.
Perubahan tersebut terjadi sejak bulan Juli 2022.
Jika biasanya digelar di depan Pasar Triwindu, Night Market Ngarsopuro pindah di sisi barat Stadion Sriwedari dan Museum Keris, atau lebih tepatnya di Jalan Bhayangkara.
Pemindahan sementara Night Market Ngarsopuro itu dilakukan karena adanya proyek pedestrian kota di Jalan Gatot Subroto.
Walaupun lokasi Night Market Ngarsopuro telah berpindah, kamu tetap bisa menikmati tempat wisata malam di Kota Solo ini dengan penuh cerita.
Selain menyuguhkan berbagai barang khas Kota Solo, Night Market Ngarsopuro juga menawarkan berbagai macam keunikan serta kuliner lezat khas Kota Solo lainnya.
Tunggu apalagi? Yuk, segera kunjungi Night Market Ngarsopuro dan berpartisipasi dalam mendukung gerakan UMKM Kota Solo.
Sebagai informasi, Night Market Ngarsopuro diselenggarakan setiap hari Sabtu mulai pukul 19.00 - 22.00 WIB.
Baca juga: Jurug Solo Zoo Tutup Sementara untuk Peremajaan, Ditargetkan Rampung Akhir Tahun 2022
(TribunTravel.com/mym)
Baca selengkapnya soal artikel Kota Solo di sini.