TRIBUNTRAVEL.COM - Sabuk pengaman merupakan satu di antara alat keselamatan yang ada di pesawat.
Tapi tahukah kamu, jika sabuk pengaman milik pilot dan pramugari berbeda dengan penumpang?.

Penumpang, pramugari, dan pilot yang terbang dalam penerbangan yang sama seringkali akan memiliki sabuk pengaman yang berbeda, dilansir dari Simple Flying, Minggu (31/7/2022).
Hal ini umumnya karena otoritas pemerintah cenderung memiliki persyaratan yang berbeda untuk setiap kelompok karena prioritas untuk setiap kelompok juga berbeda.
Baca juga: Detik-detik Penjaga Pantai Selamatkan Pilot saat Kecelakaan Pesawat Jatuh ke Laut
Tonton juga:
Sabuk pengaman penumpang
Sabuk pengaman telah dirancang oleh produsen pesawat untuk menahan beban berat karena gaya yang diberikan pada individu selama potensi kecelakaan pesawat atau kecelakaan lainnya.
Menurut Aero Savvy, sebelum 2009, sabuk pengaman diperlukan untuk menahan beban statis 9 kg.

Baca juga: Pilot Lari Meninggalkan Penumpang di Dalam Pesawat, Sempat Dengar Ledakan Besar dan Bau Asap
Namun, pesawat yang diproduksi setelah 2009 harus dilengkapi dengan sabuk pengaman yang dapat menahan beban statis 16 kg.
Beberapa pesawat yang lebih baru juga memiliki airbag yang dipasang di dalam sabuk pengaman.
Ini terutama terjadi di kelas bisnis atau kelas satu, di mana ada lebih banyak ruang di antara baris.
Untuk memenuhi persyaratan keamanan Kepala Administrasi Penerbangan Federal menyebutkan beberapa maskapai penerbangan memiliki airbag.
Alternatif lain adalah memasang sabuk bahu (sabuk pengaman mobil standar) sebagai pengganti airbag.
Sabuk pengaman yang telah disetujui oleh pemerintah setelah uji coba dan tes lainnya diberikan label persetujuan, yang dapat ditemukan pada sabuk pengaman penumpang.
Mereka biasanya berisi singkatan dari agensi yang menyetujuinya, seperti FAA di Amerika Serikat, CAA di Inggris dan EASA di Uni Eropa.
Sabuk pengaman pramugari

Baca juga: Pilot Terlalu Percaya Diri, 48 Orang Tewas dalam Kecelakaan Pesawat
Peraturan untuk pramugari sama sekali berbeda dengan peraturan untuk penumpang.
Alih-alih hanya memiliki sabuk pengaman di pinggang, pramugari diharuskan memiliki sabuk pengaman harness empat titik.
Selain itu, harus ada tombol pelepas cepat di sabuk pengaman jika terjadi keadaan darurat, yang akan memungkinkan pramugari untuk meninggalkan tempat duduk mereka dengan cepat dan menyelesaikan tugas mereka, seperti mengevakuasi penumpang.
Sabuk pengaman pramugari tidak hanya melindungi awak kabin itu sendiri, tetapi juga memastikan keselamatan penumpang.
Karena beberapa pramugari mungkin duduk di seberang penumpang dan sabuk pengaman mencegah pramugari menabrak kursi penumpang jika terjadi insiden saat lepas landas dan mendarat.
Baca juga: Pilot Terkejut Lihat Cahaya Merah Misterius saat Melintas di Atas Atlantik, Apa Itu?
Sabuk pengaman pilot
Sabuk pengaman pilot bisa dibilang yang paling kompleks karena diharuskan memiliki harness lima titik.
Selain empat titik yang sama dengan sabuk pengaman pramugari (bahu kiri, bahu kanan, pinggang kiri, pinggang kanan), pilot juga memiliki tali "kapal selam" yang terpasang dari sela-sela kaki mereka.
Ini untuk menghentikan tubuh pilot agar tidak meluncur ke depan selama kecelakaan, untuk memungkinkan mereka mengemudikan pesawat bahkan selama kondisi yang buruk.
Tidak semua lima titik harness diperlukan setiap saat (selama lepas landas dan mendarat), pilot diharuskan untuk mengenakan seluruh harness.
Namun, selama penerbangan, sabuk putaran dua titik saja sudah cukup.
Kesimpulan
Kesimpulannya, sabuk pengaman pramugari dan pilot berbeda dengan penumpang karena alasan keselamatan.
Pramugari membutuhkan empat titik harness untuk menahan diri di tempatnya karena kursi mereka sering menghadap ke belakang.
Selain itu, pelepasan cepat yang biasanya terletak di tengah empat titik penting selama evakuasi khususnya.
Harness lima titik pilot sangat penting selama kondisi cuaca buruk atau turbulensi, serta selama kecelakaan, karena akan mencegah pilot meluncur turun dari kursi dan akan memungkinkan mereka untuk terus mengarahkan pesawat.
Baca juga: Sosok Pilot Ctilink Capt Boy Awalia, Pernah Bekerja di Malaysia Airlines hingga Sriwijaya Air
(TribunTravel.com/ Rtn)
Baca juga selengkapnya seputar rahasia penerbangan, di sini.