TRIBUNTRAVEL.COM - Seluruh turis asing yang memasuki Thailand akan dikenakan biaya pariwisata 300 baht atau sekira Rp 123 ribu.
Pemerintah Thailand berencana mengenakan biaya tersebut kepada seluruh turis asing yang berkunjung tanpa pengecualian.

Biaya yang dibebankan nantinya berfungsi sebagai pertanggungan asuransi selagi berkunjung ke Thailand, termasuk untuk kecelakaan dan bencana alam.
Melansir New Straits Times, Minggu (17/7/2022), nilai asuransi tersebut mencapai 500.000 baht atau setara Rp 204 juta per orang.
Baca juga: 5 Pasar Malam di Bangkok Thailand, Berburu Barang Antik di JJ Green Night Market
Sejak diumumkan awal tahun ini, pengenalan biaya telah berulang kali ditunda dan masih belum jelas kapan biaya pariwisata Thailand akan dimulai.
Mongkon Wimonrat, Asisten Sekretaris Tetap Kementerian Pariwisata dan Olahraga, mengatakan metode dan sistem pemungutan biaya pariwisata Thailand untuk kedatangan melalui jalur udara sudah siap untuk dimulai.
Namun, pemerintah setempat masih ingin melakukan studi lebih lanjut tentang jalur masuk melalui darat dan laut.
Menurut laporan Bangkok Post, pemerintah Thailand diharapkan memulai pengumpulan ketika metode yang layak diselesaikan untuk semua titik masuk.
Diplomat dan ekspatriat yang tinggal di Thailand diharapkan tidak perlu membayar biaya pariwisata.
Meskipun ada seruan agar lebih banyak kelompok dikecualikan, Mongkon mengatakan itu tidak dapat diterapkan karena sistem tiket pesawat harus membebankan biaya.
Baca juga: 7 Tempat Wisata Unik di Bangkok Thailand, Melihat Gajah Berkepala Tiga di Museum Erawan
Selain itu, tiket pesawat juga hanya mengenali informasi penumpang yang tercantum di paspor.
Akibatnya, pemungutan biaya akan berlaku untuk semua pendatang yang bukan warga negara Thailand, terlepas dari kebangsaan atau jenis visa.
"Biaya 300 baht akan menjamin perlindungan asuransi selama orang asing tinggal di Thailand hingga 30 hari," kata Mongkon.
Kementerian mengatakan bahwa untuk pelancong yang terluka dalam kecelakaan, kerusuhan, serangan terorisme, bencana alam atau insiden lainnya, pertanggungan asuransi punya nilau maksimal hingga 500.000 baht.

Sedangkan pertanggungan untuk kerusakan yang disebabkan oleh tekanan emosional, maksimal senilai 20.000 baht.
Dalam hal kematian, asuransi membayar 1 juta baht per orang, sementara pertanggungan untuk biaya kremasi hingga 150.000 baht per orang.
Laporan Bangkok Post juga mengatakan bahwa kementerian menunjukkan bahwa Covid-19 dan jenis penyakit lainnya dikecualikan dari cakupan ini.
"Pemerintah harus mempertimbangkan kembali timeline untuk memulai program ini. Beberapa negara belum sepenuhnya dibuka kembali, jadi kami mungkin harus menunggu waktu yang lebih tepat untuk diluncurkan," jelas Mongkon.
Baca juga: Menilik Wang Saen Suk, Tempat Wisata di Thailand yang Dijuliki Taman Neraka
Mongkon mengatakan biaya pariwisata bagi mereka yang memasuki Thailand dengan tiket masuk sehari akan dikurangi dari 300 baht untuk memfasilitasi perdagangan dan bisnis lintas batas.
Sebelumnya juga dilaporkan bahwa Asosiasi Maskapai Thailand telah menyuarakan keprihatinan tentang skema tersebut karena biaya yang dibebankan kepada orang asing dapat dianggap sebagai diskriminatif.
Bulan lalu, kementerian menghapus skema pemungutan biaya dari agenda rapat kabinet, dengan mengatakan metode pengumpulan untuk biaya pariwisata belum diputuskan.
Jika skema ini disetujui oleh kabinet, pengumpulan biaya pariwisata diharapkan akan dimulai dalam waktu 90 hari setelah publikasi di Royal Gazette.

Liburan ke Thailand Tak Perlu Pakai Thailand Pass dan Asuransi
Traveler yang berencana liburan ke Thailand kini akan semakin mudah.
Melansir TAT News, Jumat (24/6/2022), Pusat Administrasi Situasi COVID-19 Thailand (CCSA) menyetujui penghapusan skema pendaftaran Thailand Pass mulai 1 Juli 2022.
Baca juga: 18 Fakta Unik Chiang Mai, Kota di Utara Thailand dengan Lanskap Memukau
Selain itu, CCSA juga menghapus persyaratan asuransi kesehatan sebesar 10.000 dolar AS untuk pengunjung asing.
Mulai 1 Juli 2022, warga negara asing hanya perlu menunjukkan bukti sertifikat vaksinasi, RT-PCR negatif, atau hasil tes Antigen Test Kit (ATK) profesional atau Rapid Test Antigen dalam waktu 72 jam perjalanan.
Salah satu dari ketiganya dapat ditunjukkan dalam format digital ataupun cetak.
Meski Thailand Pass dihapus, pemeriksaan acak akan dilakukan pada saat kedatangan di bandara internasional Thailand atau pos pemeriksaan perbatasan darat di 22 provinsi.
Traveler yang tidak divaksinasi/tidak sepenuhnya divaksinasi yang diperiksa secara acak dan yang tidak dapat menunjukkan bukti tes negatif sebelum kedatangan akan diminta untuk menjalani tes ATK profesional.
Sebelumnya traveler yang berlibur ke Thailand harus mengajukan Thailand Pass atau membeli asuransi perjalanan untuk masuk ke Thailand.
Thailand Pass sendiri adalah platform online di mana traveler akan diminta untuk mengunggah dokumen sebagai syarat sebelum memasuki negara tersebut.
Traveler juga wajib memiliki polis asuransi perjalanan dengan pertanggungan 10.000 dolar AS untuk biaya pengobatan karena cedera atau sakit termasuk COVID-19.
Sementara itu, CCSA juga menyetujui penunjukan Bangkok dan 76 provinsi sebagai Surveillance atau zona hijau.
Hal ini memungkinkan dimulainya kembali bisnis dan aktivitas normal baru secara nasional.
Baca juga: Ribuan Turis Rusia Terlantar di Thailand setelah Penerbangan Ditangguhkan
(TribunTravel.com/mym)
Baca selengkapnya soal artikel viral di sini.