Breaking News:

Nepal Akan Pindahkan Base Camp Everest Akibat Gletser Mencair, Lokasinya 400 Meter Lebih Rendah

Nepal akan memindahkan Base Camp Everest karena pemanasan global yang membuat gletser di sekitar kamp mencair.

Penulis: Sinta Agustina
Editor: Sinta Agustina
Unsplash/JC Gellidon
Sejumlah pendaki berjalan menuju Base Camp Everest di Khumbu, Nepal. Base Camp Everest akan dipindahkan karena kekhawatiran akan gletser yang mencair. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Nepal akan memindahkan Base Camp Everest karena pemanasan global dan aktivitas manusia membuatnya tidak aman.

Base Camp Everest yang digunakan oleh hingga 1.500 orang pada musim pendakian musim semi itu terletak di gletser Khumbu yang menipis dengan cepat, dilaporkan BBC.

Ilustrasi base camp Gunung Everest di Nepal
Ilustrasi base camp Gunung Everest di Nepal (Flickr/emifaulk)

Para peneliti menyebutkan bahwa air lelehan membuat gletser di Base Camp Everest tidak stabil.

Sementara itu, para pendaki mengaku melihat semakin banyak ceruk-ceruk yang muncul di Base Camp Everest saat mereka tidur.

Baca juga: Sambut Kembali Wisatawan Asing, Nepal Buka Penerbangan Untuk Nikmati Keindahan Gunung Everest

Taranath Adhikari, direktur jenderal departemen pariwisata Nepal, mengatakan kepada BBC bahwa pihaknya telah menyiapkan lokasi baru di ketinggian yang lebih rendah.

"Kami sekarang sedang mempersiapkan relokasi dan kami akan segera memulai konsultasi dengan semua pemangku kepentingan," ungkap dia.

LIHAT JUGA:

"Ini pada dasarnya tentang beradaptasi dengan perubahan yang kita lihat di base camp dan itu menjadi penting untuk keberlanjutan bisnis pendakian gunung itu sendiri," sambungnya.

Adhikari melanjutkan, kamp yang digunakan saat ini berada di ketinggian 5.364 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Sedangkan lokasi kamp yang baru akan turun sekira 200 sampai 400 meter.

Danau Gokyo, Khumjung, Nepal
Danau Gokyo, Khumjung, Nepal (Unsplash/Kalle Kortelainen)
2 dari 4 halaman

Akibat pemanasan global

Rencana tersebut mengikuti rekomendasi dari komite yang dibentuk oleh pemerintah Nepal untuk memfasilitasi dan memantau pendakian gunung di wilayah Everest.

Gletser Khumbu, seperti banyak gletser lain di Himalaya, dengan cepat mencair dan menipis akibat pemanasan global, menurut temuan para ilmuwan.

Sebuah studi oleh para peneliti dari Universitas Leeds pada 2018 menunjukkan bahwa segmen yang dekat dengan base camp menipis dengan kecepatan 1 juta per tahun.

Scott Watson, salah satu peneliti mengatakan kepada BBC, sebagian besar gletser ditutupi oleh puing-puing berbatu, tetapi ada juga area es yang terbuka, yang disebut tebing es, dan pencairan tebing es yang paling membuat gletser tidak stabil.

"Ketika tebing es mencair seperti itu, puing-puing bongkahan batu dan bebatuan yang ada di atas tebing es bergerak dan jatuh kemudian mencair juga menciptakan badan air," jelasnya.

"Jadi kami melihat peningkatan jatuhnya batu dan pergerakan air lelehan di permukaan gletser yang bisa berbahaya," lanjut dia.

Masih dikatakan Watson, gletser kehilangan 9,5 juta meter kubik air per tahun.

Baca juga: Tim Penyelamat Temukan 14 Orang yang Tewas dalam Kecelakaan Pesawat di Nepal

Baca juga: Lokasinya di Antara Pegunungan Nepal, Seberapa Bahaya Pendaratan Pesawat di Bandara Lukla?

Muncul celah pada permukaan gletser

Kol Kishor Adhikari, tentara Nepal yang sempat tinggal di Base Camp Everest mengatakan, celah dan retakan di permukaan gletser muncul lebih sering daripada sebelumnya.

3 dari 4 halaman

"Kami secara mengejutkan melihat celah-celah muncul semalaman di tempat-tempat kami tidur," kata Adhikari yang sempat memimpin kampanye pembersihan selama musim pendakian musim semi dari Maret hingga akhir Mei.

Pendaki berjalan menuju Base Camp Everest
Pendaki berjalan menuju Base Camp Everest (Unsplash/Ted Bryan Yu)

Hal serupa juga dikatakan Tshering Tenzing Sherpa, manajer base camp Everest dengan Komite Pengendalian Polusi Sagarmatha (SPCC).

Ia mengaku kerap mendengar suara gemuruh karena es yang bergerak atau batu yang jatuh.

Bahkan, sebelum mendirikan tenda di Base Camp Everest, ia harus meratakan permukaan berbatu yang menutupi es, dan mengulanginya dari waktu ke waktu saat gletser bergerak.

"Di masa lalu, ruang yang rata biasanya hanya menonjol," kata Tenzing.

Baca juga: Pesawat yang Bawa 22 Penumpang di Nepal Hilang Kontak setelah Lepas Landas

Adrian Ballinger, pendiri perusahaan pemandu gunung Alpenglow Expeditions, setuju bahwa langkah tersebut masuk akal.

Ia memprediksi akan ada lebih banyak longsoran, jatuhan es, dan batu jatuh di masa depan.

"Ini seharusnya tidak dapat diterima oleh pemimpin ekspedisi, karena dapat dihindari," ucapnya.

Gunung Everest yang memiliki ketinggian mencapai 8.844 mdpl melintasi perbatasan antara Nepal dan China.

Oleh sebab itu, terdapat dua dua base camp yang terletak di kedua negara tersebut.

Everest Base Camp Trail, Khumjung, Nepal
Everest Base Camp Trail, Khumjung, Nepal (Unsplash/Mari Partyka)
4 dari 4 halaman

Dilansir TribunTravel dari Tibet Travel, Base Camp Everest sisi selatan berada di Nepal dengan ketinggian 5.364 mdpl.

Sedangkan sisi utara di Daerah Otonomi Tibet, China dengan ketinggian 5.200 mdpl.

Baca juga: Veteran Disabilitas Cetak Rekor Mendaki Gunung Everest dan Terjun Payung Pertama di Dunia

Meskipun memiliki nama yang sama, mengunjungi Base Camp Everest di Nepal dan Tibet melibatkan pengalaman yang sama sekali berbeda.

Kendati demikian, Nepal masih menjadi favorit para pendaki, namun jumlah pendaki Everest lewat Tibet juga mulai meningkat.

(TribunTravel.com/Sinta)

Selanjutnya
Tags:
NepalChinaGunung EverestBase Camp Everest
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved