TRIBUNTRAVEL.COM - Bandara Tenzing Hillary atau Bandara Lukla yang berada di Lukla, Nepal dijuluki sebagai bandara paling berbahaya di dunia.
Menurut laporan yang dilansir dari Simple Flying, Sabtu (30/1/2021), selama 20 tahun terakhir, sudah terjadi sekitar tujuh kecelakaan mematikan yang menewaskan lebih dari 50 penumpang dan awak.
Lantas apa yang membuat pendaratan di Bandara Lukla begitu berbahaya?
Lukla hanya berjarak 30 menit penerbangan dari Kathmandu.
Baca juga: Restoran China Ini Viral Setelah Tampilkan Ulasan Buruk dalam Daftar Menunya
Dengan landasan terakhir berada di 1.400 mdpl dan landasan awal di 2.859 mdpl.
Menurut catatan, bandara yang terletak di permukiman dekat pegunungan ini telah mengakomodir hampir 130.000 penumpang pada 2019.
Sebagian besar penumpang adalah mereka yang melakukan pendakian di Himalaya.
Beberapa bahkan mencoba pendakian Gunung Everest yang berbahaya.
Peluang Pendaratan vs Pendaki Gunung

Sekitar 800 orang mendaki Gunung Everest setiap tahun.
Pada tahun 2019, terjadi sembilan kematian di gunung tersebut.
Secara keseluruhan, lebih dari 300 orang tewas dalam perjalanan naik atau turun dari puncak gunung.
Jadi sebagai perbandingan, peluang untuk melakukan pendaratan yang aman di Lukla tidak terlalu mengecewakan.
Asal Mula Nama Bandara Tenzing Hillary
Nama Bandara Tenzing Hillary diambil dari nama dua orang pertama yang mendaki Gunung Everest, yakni Tenzing Norgay dan Edmund Hillary.
Mereka berdua benar-benar memdukan semua hal yang menghadirkan tantangan bagi pesawat dan pilot mereka.
Jangkauan Pesawat Terbatas
Lokasi bandara yang diapit oleh hampir 7.000 meter Kusum Kanguru di 6.367, dan Numbur di 6.959, membuat kondisi di lembah sering kali menimbulkan gangguan angin.
Karena kondisi tersebut, hanya helikopter dan pesawat turboprop lepas landas dan pendaratan pendek seperti De Havilland DHC-6 Twin Otters, Pilatus PC-6 Porters, Dornier Do-228s, dan L-410 Turbolets yang diizinkan beroperasi ke Bandara.
Pada bulan Oktober 2008, Yeti Airlines Penerbangan 103, dioperasikan oleh DHC-6, jatuh pada pendekatan terakhir saat kabut tebal dan terbakar.
Delapan belas penumpang dan awak tewas, sedangkan kapten secara ajaib selamat.
Tonton juga:
Hingga 50 Persen Penerbangan Dibatalkan
Seperti yang diketahui siapa pun yang pernah ke Himalaya, cuaca di daerah tersebut sangat tidak dapat diprediksi.
Karena minimnya kemungkinan go-around di atas, artinya penerbangan dari Kathmandu sering berbalik arah jika tiba-tiba ada perubahan kondisi di Lukla.
Selama musim hujan, sekitar 50 persen penerbangan dibatalkan karena jarak pandang yang rendah.
Hal ini juga umum terjadi jika bandara tutup pada tengah hingga larut pagi karena angin yang berlawanan.
Baca juga: Rayakan HUT ke-72, Garuda Indonesia Bagi-bagi Promo, Ada Diskon Tiket Pesawat 60 Persen
Baca juga: Jadi Solusi Utama Hadapi Perubahan Iklim, Inggris Siap Kembangkan Pesawat Tanpa Pilot di Tahun 2025
Baca juga: Lebih dari Setengah Pilot di Dunia Tak Lagi Bisa Terbangkan Pesawat, Ini Alasannya
Baca juga: Viral Video Penumpang Wanita yang Teriak Histeris Saat Diminta Turun dari Pesawat Setelah Mendarat
Baca juga: Google Earth Tangkap Gambar Sejumlah Pesawat yang Terparkir di Gurun Pasir Selama Berbulan-bulan
(TribunTravel.com/Ratna Widyawati)