TRIBUNTRAVEL.COM - Kamu pasti sudah tidak asing dengan Kota Ende.
Kota yang berlokasi di Nusa Tenggara Timur ini menyimpan sejarah panjang perjuangan Ir Soekarno atau Bung Karno selama empat tahun menjalani pengasingan.
Pemerintah Hindia Belanda pada mas itu sangat ketat membatasi pergaulan Bung Karno dengan masyarakat setempat.
Di kota Ende, Bung Karno menjalani pengasingan selama empat tahun, yakni 14 Januari 1934 hingga18 Oktober 1938.
Kota Ende menjadi saksi bisu Bung Karno merenungkan Pancasila yang menjadi dasar kehidupan negara Indonesia.
Untuk melakukan perjalanan napak tilas Bung Karno di Kota Ende, kamu bisa mengunjungi tempat wisata di Ende berikut.
1. Rumah Pengasingan Bung Karno
Baca juga: Libur Hari Lahir Pancasila, Cek Harga Tiket Masuk Cimory Riverside Terbaru 2022
Mengunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno merupakan tujuan wajib bagi wisatawan saat liburan ke Ende.
Hingga saat ini kondisi rumah tersebut masih dirawat dengan baik.
Rumah Pengasingan Bung Karno terletak di Jalan Perwira, tak jauh dari pusat Kota Ende.
Inilah tempat wisata di Ende yang konon menjadi saksi tercetusnya Pancasila.
Rumah sederhana dengan halaman yang cukup luas ini pernah menjadi tempat tinggal Soekarno bersama keluarga dan istrinya yang bernama Inggit Garnasih.
Mereka diasingkan dan menjadi tahanan politik Belanda pada 1934 hingga 1938.
Wisatawan di sana bisa melihat ruang tamu tempat Bung Karno menerima tamu.
Bahkan perabotan-perabotan yang ada di sana masih tertata baik seperti dulu.
Demikian juga ruang tidur Bung Karno yang berada di Bagian tengah.
Jika berkunjung ke sana kamu bisa menelusuri dari bagian halaman belakang rumah, sumur, kamar mandi, hingga dapur semuanya masih tertata seperti dahulu.
Menelusuri rumah pengasingan Bung Karno, seakan-akan kita diajak kembali mengenang perjalanan hidup Bung Karno.
2. Taman Renungan Bung Karno
Baca juga: Belajar Hidup Toleransi di Desa Pancasila, Wisata Religi di Lamongan
Lokasi Taman Renungan Bung Karno berada tidak jauh dari Rumah Pengasingan Bung Karno.
Di taman tersebut terdapat patung Bung Karno yang sedang duduk seperti orang yang sedang merenung.
Lokasi tempat merenung Bung Karno ada di dekat kolam.
Konon di tempat itulah Presiden Pertama Indonesia itu merenung dan pohon sukun bercabang lima menjadi inspirasi konsep awal lahirnya pancasila.
Namun pohon sukun yang kini ada taman tersebut bukanlah pohon sukun yang sama saat Bung Karno merenung di sana.
Pohon yang lama tumbang karena angin dan digantikan dengan pohon sukun baru sejak 17 Agustus 1981.
Taman Pancasila dulunya bernama Taman Rendo yang berarti taman melepas rindu.
Konon saat duduk di taman ini, Bung Karno selalu melihat ke arah pantai dan seketika itulah rindunya kepada kaum keluarga di tanah Jawa menguat seiring ombak memecah di pantai Teluk Ende.
Kini tempat wisata di Ende ini sudah dipercantik berkat bantuan seorang arsitek bernama Andra Martin.
Di samping pohon sukun ini terdapat bangku yang panjangnya sekitar 17 meter.
Patung Sukarno yang terbuat dari bahan perunggu karya pematung Hanafi.
Soekarno tampak duduk di atas bangku itu, tepat di bawahnya ada kolam air berukuran 8×45 meter.
Ukuran ini tak sembarangan dibuat, yakni disesuaikan dengan hari kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945.
3. Danau Kelimutu
Baca juga: Napak Tilas Peristiwa G30S di 3 Museum di Jakarta, Ada Monumen Pancasila Sakti
Jika telah puas menjelajahi rumah pengasingan Bung Karno dan Taman Perenungan, objek sejarah selanjutnya yang wajib dikunjungi adalah Danau Kelimutu.
Danau Kelimutu merupakan lokasi bersejarah Bung Karno yang merupakan jejak peninggalan Bung Karno selama dikucilkan di Ende.
Tempat wisata di Ende ini menjadi satu di antara lokasi Bung Karno ketika mencari inspirasi.
Lewat danau tersebut, Bung Karno melahirkan naskah drama 'Rahasia Kalimutu'.
Bagi warga setempat, ketika diasingkan ke Ende, ia tidak pernah merasa dikucilkan.
Justru di sana Bung Karno melahirkan Pancasila untuk Indonesia.
Baca juga: Peringati Hari Lahir Pancasila, Ini 6 Tradisi Unik yang Digelar di Berbagai Daerah
Baca juga: Awal Mula Hari Lahir Pancasila jadi Libur Nasional, Baru Dimulai Era Jokowi
(TribunTravel.com/Ayumiftakhul)