TRIBUNTRAVEL.COM - Jika diperhatikan, seluruh pesawat di dunia ternyata memiliki bentuk jendela yang hampir sama.
Secara umum, jendela pesawat biasanya berbentuk bundar dan berukuran kecil.
Kendati demikian, berada di dekat jendela merupakan tempat favorit bagi sebagian penumpang.
Sebab, kursi dekat jendela memungkinkan para penumpang dapat menikmati keindahan pemandangan selama penerbangan.
Baca juga: Penumpang Perlu Aktifkan Mode Pesawat pada Ponsel saat Penerbangan, Simak Alasan Pentingnya
Lantas, mengapa tidak dibuat dalam bentuk lain dan lebih besar?
Alasannya berakar pada aerodinamika pesawat.

Jendela pesawat dibuat bundar untuk mengatur tekanan udara di dalam dan di luar pesawat.
Saat berlayar di atas 10.000 kaki, kabin pesawat diberi tekanan hingga 11-12 psi, sedangkan tekanan udara luar mungkin hanya 4-5 psi.
Variasi yang besar ini menyebabkan tekanan pada jendela, yang harus berurusan dengan siklus tekanan berulang.
Baca juga: Tikus Berkeliaran di Pesawat Sebabkan Penerbangan Ditunda hingga 2 Jam
Alasan dipilihnya jendela bundar sebagai standar adalah karena bentuknya memungkinkan distribusi tekanan yang merata di seluruh panel.
Dikutip dari simpleflying.com, desain ini juga lebih tahan terhadap deformasi, sehingga lebih kuat untuk penggunaan jangka panjang.
Itulah mengapa semua pesawat di dunia menggunakan jendela berbentuk bundar selama lebih dari 70 tahun.

Kendati demikian, pesawat ternyata pernah menggunakan jendela berbentuk persegi pada awalnya.
Hingga tahun 1950-an, pesawat diketahui masih terbiasa dengan jendela berbentuk persegi.
Namun, semuanya berubah ketika insiden 2 pesawat hancur di udara pada tahun 1954, menewaskan 56 penumpang.
Baca juga: Harga Avtur Melambung, Kemenhub Beri Izin Maskapai Naikkan Harga Tiket Pesawat
Insiden tersebut memicu penyelidikan lebih lanjut, dengan penyebab ditemukan karean jendela berbentuk persegi.
Secara khusus, masing-masing sisi persegi menerima terlalu banyak tekanan, menyebabkan keretakan dan menghancurkan pesawat.
Sedangkan empat sudut persegi mengambil hingga 70% dari tekanan, menyebabkan mereka berantakan ketika digunakan secara berulang.
Baca juga: Mike Tyson Tinju Seorang Penumpang Mabuk di Pesawat, Videonya Viral di Medos
Untuk mencegah lebih banyak insiden seperti itu, desainer bergerak mencari bentuk baru untuk menahan tekanan, dan mengarah ke bentuk jendela melingkar yang digunakan hingga kini.
Bukan hanya bentuk yang digunakan para insinyur untuk memastikan bahwa jendela tetap kokoh selama penerbangan, melainkan juga lapisan perlindungan.
Jika diperhatikan, jendela pesawat terbuat dari tiga lapisan akrilik.
Lapisan paling luar adalah yang paling tebal dan mengambil semua tekanan dari luar, sedangkan yang di tengah juga tebal dan memiliki lubang kecil yang digunakan untuk menyamakan tekanan dan melindungi panel bagian dalam.
Saat ini, insiden yang melibatkan jendela pesawat memang sangat jarang terjadi.
Meski begitu, jendela tetap menjadi bagian penting dari pemeriksaan keamanan.
Baca juga: Pertama Kali Naik Pesawat? Simak Tips dan Trik Terbaik Agar Penerbangan Lancar
Baca juga: Pilot Alami Cedera di Kokpit, Pesawat Terpaksa Mendarat Darurat
(TribunTravel.com/Mym)
Baca selengkapnya soal artikel penerbangan di sini.