TRIBUNTRAVEL.COM - Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) turut terlibat dalam konflik Rusia-Ukraina.
Hal ini memicu kekhawatiran atas perang antariksa.
Sudah hampir 25 tahun Amerika Serikat (AS) dan Rusia bekerjasama untuk memelihara stasiun luar angkasa ISS.
Namun, sanksi bagi Rusia atas invasinya ke Ukraina tak hanya menyebabkan jatuhnya ribuan korban, tapi juga berbahaya bagi pesawat luar angkasa.
Operasi militer khusus oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin akan menempatkan negara dalam tekanan ekonomi terburuk.
Hal ini juga dikhawatirkan mengancam industri kedirgantaraan Rusia dari ekonomi global.
"Ketika berada di luar angkasa dan terbang mengelilingi Bumi dengan kecepatan 17.500 mil per jam, kerjasama adalah hal yang paling penting," kata mantan astronot Scott Kelly kepada ABC News .
Dikutip TribunTravel dari laman UNILAD, Minggu (13/3/2022) ISS dibagi menjadi dua bagian, yaitu Segmen Orbital Rusia dan Segmen Orbital AS.
Sejak tahun 1998, kedua belah pihak telah bekerja di bidang antariksa.
Baca juga: NASA Cari 4 Orang Relawan untuk Tinggal di Simulasi Habitat Mars Selama 1 Tahun, Tertarik?
Baca juga: Bantu NASA Pilih Nama untuk Manekin yang Akan Dikirim ke Bulan yuk, Begini Caranya
Bahkan astronot Amerika seperti Cady Coleman mengandalkan roket Rusia untuk membantunya naik ke stasiun.
"Ruang angkasa itu keras dan berbahaya. Menurut pengalamanku dengan mitra Rusia, kami duduk dan makan bersama," kata Colema saat diwawancara ABC News.
Banyak hal berubah dalam beberapa minggu terakhir.
Meskipun astronot dan kosmonot memiliki hubungan baik, AS dan Rusia saat ini berselisih soal invasi Putin ke Ukraina, hingga Presiden Joe Biden menjatuhkan sanksi berat pada impor teknologi tinggi Rusia.
"Ini akan menurunkan industri kedirgantaraan mereka, termasuk program luar angkasa," ujarnya.
Meskipun NASA kemudian mendesak 'tidak ada perubahan' berkaitan dengan kerja sama AS-Rusia.
Dmitry Rogozin, kepala Badan Antariksa Rusia yang merupakan sekutu dekat Putin, mengeluarkan ancaman akan meninggalkan Mark Vande Hei yang akan kembali ke Bumi bulan ini, dan melepaskan segmen stasiun luar angkasa Rusia.
"Saya marah karena dia (kosmonot), mengatakan akan meninggalkan seorang anggota kru Amerika. Aku tidak habis pikir akan mendengar hal yang begitu keterlaluan," kata Kelly.
NASA belum mengomentari ancaman Rogozin yang ingin meninggalkan Vande Hei di luar angkasa.
Keduanya pun sempat cekcok di Twitter.
Roscosmos, program luar angkasa Rusia, diketahui juga melarang karyawannya bepergian ke luar negeri, termasuk ke negara sekutu Rusia. (TribunTravel.com/Tys)
Baca juga: Kunjungi Pacitan, Menparekraf Kenalkan Sport Tourism di Pantai Srau dan Pantai Ngiroboyo
Baca juga: NASA Berencana Terbangkan Siapa Saja untuk Keliling Bulan Gratis, Tertarik?
Baca juga: Pertama Kalinya, Astronot NASA Berhasil Panen Cabai di Stasiun Luar Angkasa