TRIBUNTRAVEL.COM - Traveler yang sering melakukan perjalanan udara mungkin memiliki perasaan takut lebih sedikit daripada yang baru pertama kali terbang.
Tak sedikit penumpang yang baru pertama kali terbang merasa takut dan was-was selama penerbangan.
Hal ini tentu membuat penerbangan terasa tidak nyaman.
Untuk mengatasi rasa takut tersebut, seorang pilot mengungkap kursi teraman di pesawat menurutnya.
Pilot pesawat komersial Andreas Stober sudah bekerja selama lebih dari 10 tahun.
Baca juga: Penumpang Kesal, Pesawat Super Air Jet Gagal Mendarat di Bali Akibat Cuaca Buruk
Kapten Andreas berbagi fakta yang banyak pelancing tidak sadari ketika terbang.
Menurutnya, penumpang akan sedikit merasakan getaran turbulensi ketika duduk di dekat sayap, dilansir dari Express.co.uk, Kamis (9/12/2021).
Dia berkata, "Sebuah pesawat itu seperti jungkat-jungkit yang memiliki titik seimbang di tengah yakni bagian sayap pesawat."
"Saat mengalami turbulensi, bagian belakang pesawat tempat flight control berada harus bekerja keras agar pesawat tetap terbang lurus dan rata," lanjutnya.
"Ini berarti sebagian besar getaran akan terasa di belakang seperti ujung jungkat-jungkit, sementara kursi di dekat sayap merasakan getaran yang lebih sedikit," sambungnya.
Kapten Andreas pun menjelaskan bagian mana yang paling aman dari pesawat.
"Secara statistik menunjukan bahwa bagian belakang pesawat memiliki tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi, yang juga menjadi alasan mengapa kotak hitam dipasang di bagian belakang, ada terlalu banyak faktor dalam kecelakaan apapun untuk memiliki jawaban yang pasti," ujar Kapten Andreas.
"Penerbangan komersial sangat aman akhir-akhir ini sehingga penumpang harus bernapas lega ketika mereka mencapai bandara dan bagian paling berbahaya dari perjalanan mereka ada di belakang mereka," imbuhnya.
Baca juga: Viral, Penumpang Ramai-ramai Dorong Pesawat Keluar dari Landasan Pacu Gara-gara Pecah Ban
Namun, ia mengungkapkan preferensi pribadinya bukanlah bagian belakang pesawat.
"Saya biasanya lebih suka tempat duduk dekat jendela karena pemandangannya, tidak pernah membosankan," kata pilot tersebut.
"Tempat duduk di dekat bagian depan dinilai menjadi jalan keluar yang lebih cepat setelah mendarat dan membantu menghindari antrean paspor," lanjutnya.
"Karena terbang sudah sangat aman, itu bukan faktor bagi saya ketika memilih tempat duduk," jelasnya.
Baca juga: Etika Penumpang Setelah Pesawat Mendarat: Jangan Langsung Aktifkan Ponsel
Kapten Andreas juga mengungkapkan mengapa maskapai penerbangan memprioritaskan lepas landas tepat waktu di atas hal lain dan tidak pernah menunggu penumpang yang terlambat.
"Tepat waktu lebih penting daripada membawa semua orang ke sana," ungkapnya.
"Maskapai penerbangan menjalankan jadwal penerbangan yang padat yang semuanya diatur untuk memenuhi sejumlah besar faktor sensitif waktu seperti slot pendaratan bandara, waktu tugas kru, pemeliharaan terjadwal, dan penerbangan lanjutan," ujar Kapten Andreas.
Baca juga: Tiket Pesawat Murah Lion Air Rute Surabaya-Bali Hanya Rp 420 Ribuan, Cek Jadwalnya
Ia melanjutkan, "Ketika semuanya berjalan sesuai rencana, seluruh sistem berjalan seperti jarum jam, tetapi gangguan terkecil seperti penumpang hilang, keterlambatan naik pesawat, kemacetan, cuaca, atau masalah teknis dapat berdampak besar pada jadwal."
"Banyak bandara bahkan mengenakan denda pada maskapai yang terlambat meninggalkan gerbang," sambungnya.
"Efek penundaan yang dapat menyebabkan koneksi yang tidak terjawab dan penerbangan yang dibatalkan sangat mahal, seringkali mencapai puluhan ribu pound," ungkap Kapten Andreas.
"Selain itu, penumpang mengharapkan penerbangan tepat waktu sehingga tidak heran maskapai akan selalu memprioritaskan keberangkatan tepat waktu daripada penumpang yang terlambat," pungkasnya.
Baca juga: Etika Pakai Tas Ransel di Pesawat Agar Tak Mengganggu Penumpang Lain
Tonton juga:
(TribunTravel.com/ Ratna Widyawati)
Baca selengkapnya seputar viral di medsos, di sini.