TRIBUNTRAVEL.COM - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menetapkan aktivitas Gunung Semeru berada di Level II atau waspada.
Hal tersebut telah diungkapkan oleh Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono melalui siaran pers di kanal YouTube Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Menurut pantauan terbaru yang dikutip TribunTravel dari akun Instagram @pvmbg_, telah terjadi awan panas guguran di Gunung Semeru, Malang-Lumajang, Jawa Timur.
Awan panas terdeteksi dari Pos PGA Semeru pada Sabtu (4/12/2021) sekira pukul 14.50 WIB dengan jarak luncur 4 km dari puncak atau 2 km dari ujung aliran lava ke arah tenggara (Besuk Kobokan), lapor situs resmi Kebencanaan Geologi.
Baca juga: Harga Tiket Masuk Gunung Pancar, Wisata Gunung di Bogor untuk Pendaki Pemula
Akan tetapi hingga saat ini sebaran dan jarak luncur detail belum dapat dipastikan.
Berdasarkan pengamatan visual, menunjukkan bahwa kejadian guguran dan awan panas diakibatkan oleh ketidakstabilan endapan lidah lava.
Aktivitas yang terjadi pada 1-4 Desember 2021 ini merupakan aktivitas permukaan (erupsi sekunder).
Dari kegempaan tidak menunjukkan adanya kenaikan jumlah dan jenis gempa yang berasosiasi dengan suplai magma atau material vulkanik ke permukaan.
Dalam status Level II Gunung Semeru ini, masyarakat, pengunjung, atau wisatawan dilarang untuk melakukan aktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru.
Kemudian bagi warga dan wisatawan diimbau untuk menjauh dengan radius 5 kilometer ke arah bukaan kawah di sektor selatan dan tenggara.
Baca juga: Gunung Bromo Dibuka Kembali Mulai 30 November, Site Penanjakan Dibatasi 222 Orang per Hari
Baca juga: Tarif dan Fasilitas Villa di Curug Cilember, Wisata Gunung di Bogor untuk Liburan Akhir Pekan
Para warga dan wisatawan juga diimbau untuk terus mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.
Terutama di sepanjang aliran Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sarat.
Dalam radius dan jarak rekomendasi tersebut akan terus dievaluasi untuk mengantisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.
(TribunTravel.com/ Nurul Intaniar)
Baca juga: 8 Fakta Gunung Semeru, Puncak Tertinggi di Pulau Jawa yang Digemari Para Pendaki
Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, Kepulan Asap Tebal Menutupi Puncak Jonggring Saloko