TRIBUNTRAVEL.COM - Gunung Semeru merupakan gunung yang terletak di Kabupaten Malang dan Lumajang, Jawa Timur, yang digemari para pendaki.
Dengan ketinggian mencapai 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl), Gunung Semeru populer dengan Ranu Kumbolo yang menakjubkan.
Di tempat inilah para pendaki akan bermalam sebelum melanjutkan pendakian menuju Kalimati, titik terakhir sebelum perjalanan menuju puncak Mahameru.
Pendaki biasanya akan meninggalkan seluruh barang bawaan di Kalimati untuk melakukan summit attack.
Meski perjalanan menuju puncak tidak mudah, namun Gunung Semeru selalu memiliki tempat di hati para pendaki.
Selain itu, berikut 8 fakta Gunung Semeru yang menjadi favorit para pendaki.
Baca juga: Viral Fenomena Bun Upas Muncul di Ranu Pani Gunung Semeru, Suhu Udara Capai 0 Derajat Celcius
1. Tanah tertinggi di Pulau Jawa

Gunung Semeru disebut sebagai tanah tertinggi di Pulau Jawa.
Hal ini karena puncak Mahameru memiliki ketinggian mencapai 3.676 mdpl.
Untuk mendaki Gunung Semeru, pendaki harus melakukan perjalanan sejauh 18 kilometer dengan medan yang beragam.
Bahkan untuk mencapai puncak Mahameru, pendaki harus melewati tanjakan berpasir selama setidaknya tujuh jam perjalanan.
Kendati demikian, pendaki hanya diizinkan melakukan pendaki sampai Kalimati.
Perjalanan menuju puncak Mahameru merupakan tindakan ilegal.
Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, Kepulan Asap Tebal Menutupi Puncak Jonggring Saloko
2. Punya tiga danau

Gunung Semeru memang terkenal dengan Ranu Kumbolo yang menawan.
Pemandangan saat matahari terbit di Ranu Kumbolo adalah yang paling dinanti-nanti para pendaki.
Namun selain Ranu Kumbolo, Gunung Semeru juga memiliki dua danau lainnya yaitu Ranu Pani dan Ranu Regulo.
Ranu Pani terletak tak jauh dari pos pendaftaran, sedangkan Ranu Regulo berjarak sekira 20 menit dari Ranu Pani.
3. Tanjakan Cinta yang melegenda
Tak jauh dari Ranu Kumbolo, ada Tanjakan Cinta dengan kemiringan mencapai 45 derajat.
Tanjakan Cinta selalu dilewati para pendaki saat perjalanan menuju Kalimati.
Konon pendaki yang memikirkan pasangannya tanpa menoleh ke belakang saat melewati Tanjakan Cinta, dikatakan akan berjodoh.
Mitos tersebut berasal dari sebuah cerita di mana dua sejoli melewati Tanjakan Cinta dengan sang pria berjalan terlebih dahulu tanpa menoleh ke belakang.
Sang perempuan yang ada di belakang ternyata terguling dan meninggal dunia.
Terlepas dari mitos tersebut, jika pendaki menoleh ke belakang saat melewati Tanjakan Cinta, maka akan terlihat Ranu Kumbolo yang menawan.
Baca juga: Susul Thekelan, Jalur Pendakian Gunung Merbabu via Suwanting dan Wekas Dibuka Kembali
4. Bunga verbana di Oro-oro Ombo

Setelah melewati Tanjakan Cinta, para pendaki akan sampai di Oro-oro Ombo.
Rasa letih saat melewati tanjakan 45 derajat pun terobati dengan cantiknya padang bunga verbana.
Ya, bunga ungu di Oro-oro Ombo bukanlah bunga lavender.
Meski cantik, namun verbana serupa parasit bagi tumbuhan lain lantaran menghisap air dengan kadar yang sangat banyak.
Selain itu, persebaran benihnya yang amat mudah membuatnya dengan cepat mencaplok lahan-lahan di Gunung Semeru.
Maka dari itu, pendaki dilarang mencabut bunga verbana karena benihnya akan terjauhnya di permukaan lain.
5. Sakral bagi umat Hindu

Gunung Semeru punya makna yang dalam bagi umat Hindu karena dipercaya sebagai tempat bersemayam para dewa.
Konon, Semeru dibopong oleh Dewa Wisnu yang menjelma sebagai kura-kura raksasa dan Dewa Brahma yang menjelma menjadi ular raksasa.
Hal ini guna membelit penggalan tersebut dari Jambudwipa (daratan sekitar India), sehingga Pulau Jawa yang terombang-ambing di lautan pun menjadi seimbang.
Namun, saat itu Pulau Jawa masih belum seimbang ketika Semeru telah menancap di sisi timur.
Puncak Semeru pun dipotong dan diletakkan pada sisi baratnya.
Bagian ini menjadi gunung yang dikenal sebagai Gunung Penanggungan.
Di Ranu Kumbolo juga terdapat sebongkah prasasti yang kerap tersampir kain putih dan kuning serta sesajian di depannya.
Di atasnya terpahat aksara 'ing deva pu Kameswara tirthayatra', yang kira-kira berarti ziarah suci Mpu Kameswara mencari air (tirthayatra).
Terdapat pula arca bernama Arcopodo yang dulu kerap dilalui pendaki saat pejalanan dari Kalimati menuju puncak Mahameru.
Namun saat ini, jalur tersebut ditutup sehingga pendaki tidak lagi melewati Arcopodo.
Baca juga: Gunung Bromo Dibuka Kembali Mulai 30 November, Site Penanjakan Dibatasi 222 Orang per Hari
6. Dianggap 'bapak' dari Gunung Agung
Gunung Semeru memang memiliki hubungan dengan Gunung Penanggungan.
Selain itu, Gunung Semeru juga memiliki jalur khusus dengan Gunung Agung di Bali.
Umat Hindu di Bali percaya bahwa Gunung Semeru adalah 'bapak' dari Gunung Agung menjadi salah satu gunung suci di Bali.
Umat Hindu di Bali akan mengadakan upacara adat di Gunung Semeru jika sudah ada suara gaib dari dewi Gunung Semeru.
7. Menginspirasi para musisi

Pesona Gunung Semeru ternyata menginspirasi sejumlah musisi Indonesia.
Terdapat sejumlah lagu yang terinspirasi dari Gunung Semeru.
Sebut saja 'Di Jenjang Desember' oleh grup band Mahameru, 'Kenangan Indah di Lereng Semeru' oleh Jamal Mirdad, sampai 'Mahameru' yang digubah oleh band raksasa Dewa 19.
8. Semangka yang populer
Jangan salah jika semangka menjadi kudapan yang populer selama pendakian Gunung Semeru.
Potongan semangka merah yang segar dijual oleh para pedagang yang merupakan penduduk asli Ranu Pani.
Mereka biasanya menjajakan semangka, gorengan, dan minuman di sejumlah titik yaitu Pos 3, Ranu Kumbolo, dan Cemara Lima.
Sebagai informasi, Gunung Semeru dilaporkan meletus pada Sabtu (4/12/2021) sore.
Gunung Semeru mengalami erupsi disertai guguran lava dan awan panas.
(TribunTravel.com/Sinta A.)
Baca juga: 7 Kuliner Khas Lumajang yang Wajib Dicoba, Ada Pecel yang Bumbunya Terbuat dari Ubi Jalar
Baca juga: Rekomendasi 4 Tempat Makan Rawon di Pasuruan yang Terkenal Enak untuk Sarapan