TRIBUNTRAVEL.COM - Babi memang tidak memiliki kemampuan untuk terbang.
Meski demikian, babi ternyata memiliki peran tertentu untuk menjaga keamanan perjalanan udara.
Melansir laman CNN Travel, Jumat (3/12/2021), Bandara Schiphol Amsterdam di Belanda kini tengah mempekerjakan 20 hewan dalam sebuah proyek percontohan.

Proyek tersebut bertujuan untuk mengurangi jumlah serangan burung (bird strikes) pada pesawat.
Tabrakan antara pesawat dan jenis burung yang lebih besar, seperti angsa, dapat menimbulkan bahaya serius, terutama jika hewan tersedot ke dalam mesin.
Baca juga: Misteri Landasan Pacu Bandara yang Bisa Bernyanyi, Kini Dibiarkan Terbengkalai
Bandara mencatat sekira 150 serangan burung pada tahun 2020, kata Willemeike Koster selaku juru bicara Bandara Schiphol.
Menariknya, babi turut ikut serta dalam beberapa tindakan yang diambil bandara untuk mencoba menurunkan jumlah serangan burung tersebut.
Proyek melibatkan babi yang mencari makan di ladang seluas 5 hektare.
Ladang berada di antara dua landasan pacu dan dipenuhi dengan tanaman bit gula (sugar beet) yang baru-baru ini telah dipanen.
Baca juga: Bandara Terbesar di Dunia yang Batal Terwujud, Hanya Tersisa 1 Landasan Pacu Tengah rawa
Babi-babi itu disediakan oleh Buitengewone Varkens, sebuah perusahaan peternakan yang memelihara hewan di luar ruangan.
Bandara Schiphol mendekati perusahaan dan bertanya apakah babi bisa datang dan memakan sisa tanaman.
Sisa tanaman dapat menarik angsa dan burung lainnya untuk mendekat ke landasan pacu, ungkap Stan Gloudemans yang merupakan co-owner Buitengewone Varkens.

Gloudemans menjelaskan bahwa manfaat pertama adalah babi membantu membuat area tersebut kurang menarik bagi burung dengan menghilangkan sumber makanan.
Manfaat kedua adalah fakta bahwa, sebagai pemakan daging, babi juga akan mencoba menangkap angsa yang mendarat di ladang untuk beristirahat.
Sementara babi tidak bisa bergerak cukup cepat untuk benar-benar menangkap angsa, upaya mereka untuk melakukannya, yakni bertindak seperti orang-orangan sawah yang hidup dan menakut-nakuti burung.
Baca juga: Heboh Penampakan Dinosaurus Kayuh Becak di Bandara, Simak Fakta di Baliknya
Peternakan Gloudemans menghasilkan sekira 300 anak babi per tahun.
Mereka biasanya dikerahkan di sekitar Belanda untuk membersihkan gulma atau sisa tanaman dari panen, bukan sebagai bagian dari langkah-langkah keamanan pesawat, katanya.
"Ini adalah pertanyaan yang paling aneh," kata Gloudemans.
Baca juga: Proyek Bangun Bandara Habiskan Rp 16 Triliun, Tak Disangka Hanya 3 Tahun Beroperasi
"Lain kali mungkin mereka akan meminta saya untuk menjauhkan pencuri atau semacamnya," tambahnya.
Bandara Schiphol mengatakan keberhasilan proyek akan diukur dengan menganalisis aktivitas burung di daerah tersebut selama ada babi, dibandingkan saat tidak ada babi.
Bandara ini telah mempekerjakan 20 pengontrol burung yang bekerja sepanjang waktu untuk menjauhkan burung, menggunakan teknologi seperti sinar laser dan suara.
Pengelola juga menanam jenis rumput khusus untuk membuat daerah itu tidak menarik bagi burung, ungkap Koster.
Proyek percontohan yang berlangsung selama 6 minggu berakhir pada minggu pertama November 2021 lalu.
Hasilnya, lanjut Koster, proyek tersebut sangat informatif.
Data yang dikumpulkan akan diperiksa dalam beberapa bulan mendatang, dan keputusan tentang penggunaan babi dalam jangka panjang diharapkan dimulai awal tahun depan, tuturnya.
Baca juga: 73 Pesawat Mangkrak di Bandara Dilelang, Boeing 707 Dijual Murah
Baca juga: Video Viral, Kekacauan Terjadi di Bandara Atlanta Setelah Terdengar 3 Suara Tembakan
(TribunTravel.com/Mym)
Baca selengkapnya soal penerbangan di sini.