TRIBUNTRAVEL.COM - Pernah mendaki Gunung Merapi di Jogja?
Jika ya, pasti sering mendengar sejumlah mitos yang menyelimuti Gunung Merapi.
Keberadaan mitos di Gunung Merapi ini membuat pendaki harus lebih berhati-hati dalam menjaga sikap dan ucapan.
Berikut 5 mitos yang menyelimuti Gunung Merapi:
1. Pasar Bubrah atau Pasar Ghaib

Baca juga: Viral Video Kelakuan Buruk Pendaki, Nekat Berjoget di Atas Tugu Puncak Gunung Merapi
Gunung merapi sangat terkenal akan pasar bubrah.
Lantas apa itu pasar bubrah?
Pasar bubrah merupakan pasar ghaib yang ada di lereng Gunung Merapi.
Para pendaki pasti tidak asing dengan pasar ini.
Jika kamu sampai di area pasar ini maka akan mendengar suara ramai layaknya orang di pasar.
Mitosnya jangan menengok ke belakang, jika merasa ada yang memanggil.
Jika menengok maka akan ikut ke dalam dunia mereka, intinya tetap lanjutkan saja perjalanan.
2. Berdirinya Keraton di Pucuk Merapi

Baca juga: Harga Tiket Masuk Tumpeng Menoreh 2021, Bisa Melihat Keindahan Gunung Merapi, Merbabu, dan Sindoro
Keraton di sini maksudnya layaknya tatanan keraton pada umumnya.
Adanya ratu, raja, abdi dalem, prajurit keraton, beserta kudanya.
Prajurit dari keraton ghaib ini mitosnya berasal dari pendaki yang diambil oleh penghuni merapi.
Lebih parahnya lagi terdapat sebuah mitos, apabila sang ratu keraton menyukai satu pendaki laki-laki maka langsung diajak untuk tinggal di Gunung Merapi, menjadi penghuni tetap di sana, dan tentunya dalam wujud roh.
3. Misteri Bunker Merapi

Baca juga: Harga Tiket Masuk De Mangol, Bisa Lihat Keindahan Gunung Merapi, Tebing Breksi dan Candi Ratu Boko
Bunker Merapi bernama Bunker Kaliadem.
Fungsi bunker ini menjadi tempat penyelamat darurat ketika terjadi erupsi letusan Gunung Gerapi.
Bunker ini terbuat dari semen yang kemudian dicampur batu agar semakin kokoh.
Fungsi bunker ini sendiri digunakan warga untuk berlindung dari awan panas.
4. Larangan Menangkap Hewan atau Mengambil Tanaman Merapi

Baca juga: Makan Siang di Klaten? Cobain Nikmatnya Bakso Tumpeng Merapi Jumbo yang Disiram Cabai Rawit
Jika berada di suatu tempat haruslah menghargai di sekitar.
Layaknya sebuah pepatah bahwa di mana bumi dipijak di sana langit dijunjung.
Kita tidak tahu siapa saja penghuni Merapi, meraka semua mungkin sudah berada di sana selama ratusan tahun yang lalu.
Jika ada binatang yang melintas maka biarkan saja.
Apabila kita menyukai keelokannya maka cukup nikmati saja dan tidak boleh dibawa pulang.
5. Beragamnya Sosok Penunggu Merapi

Baca juga: TRAVEL UPDATE: Mengintip Pondok Merapi Selo, Penginapan dengan View Gunung Merapi yang Menakjubkan
Banyak sosok yang menjadi penunggu setia Gunung Merapi.
Sosok itu ialah Empu Rama dan Empu Permadi, Nyai Gadung Melati, Eyang Sapu Jagad, Kyai Krincing Wesi dan Branjang Kawat, Kyai Sapuangin, Eyang Megantara, dan Kyai Kartadimedjo.
Sosok-sosok tersebut tentunya sudah menjadi penghuni tetap di Gunung Merapi.
Maka hormatilah dan hargailah para leluhur di sana.
Jangan lakukan hal-hal negatif atau senonoh ketika di Gunung Merapi.
Jagalah sikap dan perkataan di mana pun kita sedang berada.
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul 5 Mitos Gunung Merapi di Sleman DI Yogyakarta yang Masih Menyisakan Misteri